20) MSGN (SELESAI)

Start bij het begin
                                    

"Mama sama Papa ribut kan Bang? Ribut kenapa?Abang pasti gak mau cerita, jadi besok Abang jemput Faya aja, Faya mau pulang," ucap Faya yang membuat Rayza terdiam di sebrang sana. Segitu khawatirnya Adiknya tentang keributan mama dan papanya nya yang sempat Faya dengar tadi.

"Mereka cuman ribut biasa. kamu tau kan kalau Papa emosinya mudah terpancing dan Mama yang keras kepala," ucap Rayza mencoba menjelaskan kepada sang Adik agar tidak terlalu khawatir.

"Faya gak percaya. Abang jangan bohong deh, Faya tau kalau cuman ribut biasa, Mama gak bakal ngejawab ucapan Papa saat Papa lagi marah." ucap Faya yang membuat Rayza menghela nafas nya dengan sedikit kasar. Pasti begini, Adiknya ini terlalu khawatir.

"Abang gak bohong. Mama sama Papa baik-baik aja." ucap Rayza yang masih mencoba menjelaskan kepada sang Adik yang berpikir dirinya berbohong.

"Abang jangan bohong," lirih Faya yang sudah menangis. Rasa khawatir, gelisah, takut, bercampur aduk, membuatnya ingin menangis dari tadi. Namun masih dia tahan dan sekarang, dia tidak bisa menahan air matanya agar tidak jatuh, dia sudah menangis.

"Jangan nangis. Oke, Abang jemput besok pukul 08.00 pagi," ucap Rayza yang akhirnya mengalah juga dengan sang Adik.

"Assalamu'alaikum," ucap Faya langsung mengakhiri panggilan dan langsung memberikan handphone kepada Ummi Ziana yang jelas-jelas duduk di sampingnya.

"Jangan menangis. Semuanya pasti akan baik-baik saja, serahkan semuanya kepada Allah." ucap ummi Ziana yang langsung membawa Faya kedalam pelukannya.

Ternyata ada dua pasang manusia yang memperhatikan interaksi mereka berdua dari tadi.

"Ummi kayak deket banget ya sama dia," ucap seseorang yang memperhatikan interaksi Ummi nya dengan seorang santri putri yang tidak dikenalnya, dia adalah Fahmi, putra bungsu dari Ummi Ziana dan Kyai Zafran.

"Jangan menatap gadis itu Fahmi." peringat seseorang yang berada di samping Fahmi dia adalah Faizar, putra tengah dari Ummi Ziana dan Kyai Zafran.

"Fahmi gak liatin, itu Abang yang liatin dia. Jangan-jangan......" ucapan Fahmi terhenti kala Faizar yang langsung pergi dari situ.

**********

Di lain tempat terlihat tiga orang yang sedang tersenyum, entah apa yang membuat mereka terlihat begitu bahagia.

"Rencana berhasil," ucap seseorang yang tersenyum sangat lebar, bahkan matanya sudah menyipit 

"Harus berhasil," ucap seseorang lainnya yang juga sudah tersenyum sambil menampilkan giginya yang putih, mata nya menyipit, dan terlihat lesung pipi di kedua pipinya.

*********

Esok hari tiba, jam sudah menunjukkan pukul 07.45, Rayza sudah ada di ndalem bersama Faizar, karena Kyai Zafran sedang mengikuti pengajian di masjid luar desa.

"Gus sudah lama tinggal disini?" tanya Rayza yang mencoba untuk berbasa-basi.

"Sudah lama. Sejak awal pesantren ini dibangun." jawab Faizar. Dia memang sudah lama tinggal disini, namun harus pergi ke Mesir untuk menempuh pendidikan di universitas Al-Azhar.

"Maaf, saya lupa jika Gus adalah anak dari Nyai dan Yai," ucap Rayza dengan tersenyum tidak enak.

"Tidak apa-apa," ucap Faizar yang masih dengan raut wajah datarnya. Ya memang dari wajahnya yang terlihat datar.

Mereka berdua kembali terdiam, tidak ada yang berbicara lagi. Rayza yang sedikit cuek disatukan dengan Faizar yang juga sedikit cuek, maka tidak ada yang dibicarakan. Mereka berdua seperti tidak ada topik pembicaraan saja.

Tak lama dari keterdiaman mereka berdua, datanglah ummi ziana dari arah pintu luar.

"Nak Rayza, Nak Faya sudah menunggu diluar." ucap Ummi Ziana memberitahu.

"Kalau gitu saya keluar ya Gus, Assalamu'alaikum," ucap Rayza dan diberi anggukan oleh Faizar, setelah nya. "Wa'alaikumussalam," jawab Faizar.

Rayza keluar dari ndalem, sementara Faizar terlihat akan keluar dari arah pintu belakang ndalem.

Tapi pergerakannya dihentikan oleh Ummi Ziana.

"Mau kemana Izar?" tanya Ummi Ziana kepada sang anak.

"Asrama putra, Ummi," jawab Faizar yang sudah menghadap ke arah sang Ummi.

"Lewat depan lebih cepat, kenapa harus lewat belakang?" tanya Ummi Ziana seakan mengintimidasi Faizar. Faizar yang ditanya begitu bingung mau menjawab apa?

"Izar lewat belakang saja Ummi." ucap Faizar yang bingung mau menjawab apa?

"Kenapa? Malu?" tanya Ummi Ziana.

"Ummi kenapa? Enggak, Izar ada urusan ini." icap Faizar yang sudah gagap dan malu-malu.

"Malu ya?" tanya ummi Ziana lagi.

"Ummi mending antar Bangs Rayza dan Adiknya untuk ke gerbang depan, Izar ke asrama. Assalamu'alaikum," ucap Faizar yang langsung bergegas keluar lewat pintu belakang. Melihat itu sontak Ummi Ziana terkekeh pelan.

********

Rayza dan Faya sudah diperjalanan menuju ke arah ruang mereka. Setelah Faya dan Rayza berpamitan dengan ummi ziana mereka langsung berangkat untuk pulang.

Di tengah perjalanan Faya bertanya kepada sang kakak yang sedang menyetir mobil.

"Abang tau kan? Kalau Faya gak suka kalau Abang bohong. Sekarang Abang jawab, Mama sama Papa berantem karena apa?" tanya Faya panjang lebar kepada sang Abang.

"Maaf dek tapi Abang gak bisa cerita, biarlah kamu tau sendiri nanti," ucap Rayza yang membuat Faya terdiam, memangnya permasalahan apa sampai-sampai abangnya ingin dia tau sendiri tentang itu semua.

Bersambung.....

Gimana?
Ada yang mau di ucapin?

Ada pesan untuk Gadis mualaf kita ?
Ada pesan untuk Abang ganteng kita?
Ada pesan untuk ummi tercinta kita?
Atau, ada pesan untuk Gus kecil kita?

Atau ada pesan untuk Gus kita yang sedang malu-malu kucing?🤭

Spam 'next'
Spam 'Gus Faizar'
Spam 'Faya'
Spam '🤭'

1100 kata
13 Oktober 2023
Publish: 12 November 2023

Mualafnya Seorang Gadis Nakal (End-Revisi)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu