chapter 14 punishment 2

757 42 6
                                    

~ Punishment Part 2 ~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

James terbangun saat merasakan lengannya diusap dengan lembut, sebuah kelembutan yang membuatnya nyaman. Saat membuka mata dia melihat Ibunya max tersenyum padanya. James memperhatikan sekelilingnya dan ingatanya mulai bermunculan dalam otaknya.

Mulai dari pertengkarannya dengan Net, Net yang menyeretnya keluar dari kediam Keluarga Manithikhun dan masuk ke dalam mobil yang mengantarkannya ke depan rumahnya. Tapi kemudian dia pergi ke rumah keluarga Max.

TES

"Jangan menangis James " Ucap Ibunya max dengan sangat lembut dan menghapus air mata yang keluar dari mata James

"Auntie..."

"Shh... Semua akan baik – baik saja, sekarang ayo bangun dan makan malam"

"Iya?"

"Kau pingsan cukup lama James, ayo makan dan segera minum obatmu"

"Aku tidak lapar" Lirih James

"Tidak. Kau lapar dan butuh makan"

Ibunya max membantu James untuk duduk dan dia menyuapi James dengan bubur yang sudah dia buat khusus untuk James.

"Dimana Max?" Tanya James dengan suaranya yang terdengar sangat lirih

"Di bawah, sedang nonton televisi"

"Ah..."

"Ayo makan yang banyak agar kau cepat sembuh"

"Terima kasih auntie"

"Duh~ Kau sudah auntie anggap anak sendiri, jangan pernah sungkan pada keluarga kami, oke?"

"Hum" James mengangguk pelan

Usai makan bubur, Ibunya max memberikan obat untuk James dan membiarkan James berbaring lagi. Dia memeriksa suhu tubuh James yang mulai tidak panas dan tersenyum.

"Semua akan baik – baik saja James , auntie keluar dulu"

"Ya"

Tidak berselang waktu lama, Max masuk ke dalam kamarnya dan duduk dipinggir tempat tidur. Menahan James yang hendak bangkit, dia ingin James tetap berbaring saja.

"Kali ini apa?" Tanya Max

"Max...”

"Aku tahu kau sedang tidak ingin membahas ini, tapi kau harus menceritakannya padaku sekarang. Aku hanya ingin tahu kenapa kau membawa koper besar kemari?"

Pertanyaan Max membuat airmata James kembali mengalir, dia menceritakan apa yang dialaminya dan Max menggelengkan kepalanya. Menatap gemas pada James yang masih tidak memiliki pendirian.

"Kau tahu? kau sangat bodoh karena memaafkan mama tirimu dan Love yang selalu menyiksamu?"

James memejamkan matanya, dia menggigit bibir bawahnya agar bisa menahan isak tangisnya. Tidak tahan mendengar nada suara Max yang seperti membentaknya.

"Aku baru tahu bodoh dan polos itu beda tipis sekali" Lirih Max

"Hiks..." James mulai tidak kuasa menahan isak tangisnya

"Katakan... Katakan padaku alasanmu selalu baik pada dua makhluk itu James , agar aku mengerti"

"Hiks.. Hiks... Huhuhuhu~"

pure (NetJames Ver)Where stories live. Discover now