Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
" Aku menyukai Net"
" Benarkah?"
" Ya, aku memang menyukai Net!"
DEGH
James memundurkan langkahnya setelah mendengarkan jawaban Nat, dia tidak salah dengar bukan? Nat menyukai Net... Yang ada dipikiran James saat ini adalah lari dari sini, tidak mungkin dia masuk ke dalam kelas dan menganggap dia tidak mendengar apapun yang mereka bicarakan. Tidak!
James membalikkan tubuhnya dan berjalan menunduk hingga tanpa disadari menabrak seseorang tapi dia tetap berjalan tanpa melihat siapa yang dia tabrak. Sedangkan pria yang dia tabrak mengedipkan matanya berkali – kali sebelum dia sadar siapa yang telah menabraknya.
" James?" Lirih pria itu
James berjalan cepat kearah gerbang sekolahnya, tidak memperdulikan bel sekolah yang sepuluh menit lagi akan berbunyi. Setelah sampai gerbang dia berlari ke halte bus terdekat, dia ingin menjauh dari sini. Tidak ingin berada dikawasan orang kaya itu.
James langsung menaiki bus dan duduk dipaling belakang bagian bus kemudian menyandarkan kepalanya pada kaca bus, dia memperhatikan sekolah mewah nan megah itu dari dalam bus, harusnya dia sadar bahwa dirinya memang tidak pantas ada disana.
Dan soal Nat...
Sungguh dia tidak tahu jika Nat menyukai Net, Nat sangat baik padanya. Memberikan saran dan selalu mendengarkan ceritanya yang berhubungan dengan Net. Tapi harusnya dia memang lebih sadar diri akan keadaan sekitar. Harusnya dia melihat bagaimana Nat menatap Net, bagaimana perlakuan Net pada Nat. Apakah Nat merasa sakit hati setiap hari James menceritakan hubungannya dengan Net?
Kenapa pula dia harus hadir diantara dua orang itu? Bagaimana bisa James hadir sebagai orang ketiga diantara mereka. Tapi... Memangnya kenapa? Dia melakukan pernikahaan ini bukan karena cinta bukan? Tapi kenapa rasanya menyakitkan saat tahu temannya menyukai Net? Kenapa rasanya menyesakkan?
" Aku tidak menyukainya bukan? Aku hanya berusaha sebaik mungkin agar pernikahan kami tidak berakhir dengan cepat. Benar bukan?" Lirih James dalam hatinya
Sekitar dua puluh menit James turun dari bus, dia berjalan pelan menuju tempat yang dia kenal, sangat kenal. Menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, dia merindukan tempat ini padahal belum lama dia meninggalkan tempat ini.
Langkah kakinya terhenti saat dia sampai disebuah rumah minimalis dilapisi sebuah gerbang berwana coklat. Tangannya memegang tali tas sekolahnya dengan erat dan melihat gerbang itu dengan tatapan sendu. Haruskah dia masuk? Lalu apa yang dikatakan oleh mamanya jika dia masuk kedalam rumah?
