ᵕ̈ ZAS: 007 ᵕ̈

4.5K 486 8
                                    

Zhakary tidak menyangka bahwa dengan niat jalan-jalan untuk mengisi waktu luang akan membuatnya berakhir di istana utama dan harus bertemu dengan 3 anak Kaisar.

Zhakary sudah mengenal mereka semua yang ada dihadapan nya. Pria biru itu adalah saudara laki-lakinya, pangeran keempat, pangeran Evila Kenopir Malafis.

Dan gadis kuning di sebelah nya adalah saudara perempuan nya, Putri kedua Evila Parantina Kalana. Dan api ungu yang ada di hadapan nya adalah salah satu saudara laki-laki nya juga. Zhakary belum dapat menebak dia saudara nya yang mana.

"Kakak, apa yang kakak lakukan disini?" Tanya Kalana dengan senyum manisnya, walau tak di pungkiri tangan nya gemetar sangking takut nya ia dengan kakak nya yang satu ini.

"Jawab pertanyaan ku!" Pria ungu dihadapan nya malah mengeluarkan aura dingin yang sangat menekan. Zhakary merasa sesak di dada nya akibat aura itu.

Tapi Zhakary berusaha mengendalikan tubuhnya yang dapat pingsan kapan saja.

Dua saudara nya juga tertekan bahkan Putri Kalana sudah terduduk sambil memegangi dadanya, dan pangeran Malafis setengah berdiri sambi berusaha melawan aura dingin itu.

"Putra Mahkota tarik auramu!" Ucap pangeran Malafis seraya menatap tajam pria di hadapan nya.

Putra mahkota? -Batin Zhakary

"Siapa dia?" Sang Putra Mahkota semakin kuat menekan mereka.

"Sa-salam Putra Mahkota, saya adalah sa-salah satu tukang kebun" Zhakary bersusah-payah berbicara ditengah tekanan kuat sang Putra Mahkota.

Mendengar perkataan Zhakary Putra Mahkota pun menarik tekanan yang daritadi ia keluarkan, karna merasa bahwa Zhakary bukan ancaman berbahaya. Akhirnya dirinya bisa bernapas lega

"Tukang kebun?, lalu apa yang kau lakukan disini?" Tanya Putra Mahkota memindai penampilan Zhakary dari atas sampai bawah. Ia menaikkan sebelah alisnya melihat kedua mata Zhakary yang ditutup kain hitam.

"Maafkan saya putra mahkota, setelah berkerja saya kelelahan dan tanpa sadar tertidur disini" Zhakary menundukkan kepalanya seraya menaruh tangan kanan nya menyilang di dada.

"Baiklah silahkan pergi darisini, aku perlu bicara dengan adik-adik ku" mendengar perintah itu Zhakary segera bangun dari posisi duduknya dan membungkukkan bandan nya dengan tangan kanan didada ke arah para anak Kaisar di depannya.

"Baik, permisi Putra Mahkota, Pangeran Malafis dan Putri Kalana" Setelah mengucapkan hal itu Zhakary pun berjalan pergi dari sana. Meninggal kan 3 saudara yang menatap rumit dirinya.

◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐

Di sebuah ruangan luas dengan warna emas yang mendominasi dan ukiran indah di setiap pilar-pilar nya menambah kesan mewah ruangan tersebut.

Lima orang di ruangan tersebut hanya diam di kursi meja makan menunggu hingga semua orang lengkap untuk memulai makan malam nya.

"Kaisar memasuki Ruangan!" Teriakan pengawal diluar mengintrupsi semua orang di meja makan untuk berdiri.

Saat sang Kaisar memasuki ruangan mereka semua membungkuk hormat ke arah sang Kaisar.

"Salam yang mulia!" Ucap lima orang itu serempak.

(Aku gak tau sebutan untuk pemimpin Kekaisaran) -IniSaya.

"Hm" sangat Kaisar hanya membalas dengan deheman singkat dan tatapan dingin nya.

Setelah Kaisar duduk di kursi nya, barulah lima orang tadi pun kembali duduk di kursi nya. Kaisar menyapu pandangan nya ke seluruh meja makan dan menyadari bahwa ada yang kurang.

"Dimana Pangeran Mahkota, Pangeran Malafis dan Putri Kalana?" Tanya Kaisar dingin.

Semua orang di meja makan gemetaran karna mereka juga tidak tahu dimana keberadaan ketiga orang itu.

Melihat semua orang diam malah membuat sang Kaisar semakin geram karna pertanyaannya diabaikan. Tepat saat sang Kaisar ingin mengeluarkan Kata-kata, suara dari luar membuat nya diam.

"Putra Mahkota, Pangeran Malafis dan Putri Kalana memasuki ruangan" teriak penjaga dari luar. Disusul masuknya tiga orang yang disebutkan.

Pangeran Malafis dan Putri Kalana berjalan dengan kepala menunduk ketika melihat bahwa Kaisar sudah tiba lebih dulu dari mereka. Sedang kan Putra Mahkota berjalan dengan tenang dan kepala tegak tanpa takut sedikit pun.

"Pangeran dan putri, kenapa kalian terlambat?" Dengan cepat Kaisar bertanya bahkan memotong Putra Mahkota yanga akan buka mulut untuk menyapa Kaisar.

Putra Mahkota kemudian berdiri tegak kala melihat dirinya disela. Sedangkan dua orang di belakangnya semakin menunduk dengan kaki dan tangan gemetar mendengar pertanyaan Kaisar.

"Maafkan kami Ayahanda, saya hanya menjemput kedua adik dulu sebelum berjalan kemari" ucap Putra Mahkota dengan tersenyum tipis.

Kaisar mendengus melihat nya dan mempersilahkan mereka duduk. Setelah semua telah duduk para pelayan keluar dari pintu lain yang terhubung dengan dapur. Diikuti para ksatria yang masuk dari pintu yang berbeda juga.

Para Ksatria berjalan dan berbaris di dinding mengitari meja makan. Para pelayan menyiapkan makanan dan kemudian berdiri di belakang keluarga Kaisar yang sedang makan.

(Paham kan maksudnya?) -IniSaya

Ruang makan diisi oleh keheningan bahkan suara gesekan pisau dengan piring pun tak terdengar.

◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐

Para anggota keluarga Kekaisaran harus tiba di meja makan sebelum Kaisar tiba. Jika melanggar, akan dihukum tidak diperbolehkan keluar dari kediaman selama 1 bulan.

Kaisar ke-IV menerapkan aturan ini untuk lebih mendisiplinkan anggota keluarga nya yang saat itu berjumlah 21 orang.

(Fyi, Kaisar Roman Kaisar ke-VII) -IniSaya.

Keluarga kerajaan di larang makan bersuara bahkan menimbulkan gesekan antara pisau dan garpu. Menimbulkan gesekan atau suara saat makan dianggap tidak sopan dan tidak beratitud.

Hal ini tidak diharuskan kepada bangsawan, namun jika sedang berada di pertemuan dan mengharuskan bangsawan makan bersama Kaisar atau anggota keluarga Kekaisaran. Maka bangsawan juga harus melakukan hal tersebut sebagai tanda hornat untuk keluarga Kaisar yang makan bersama nya.

◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐

Karna kemarin banyak yang vote aku jadi cepet update nya

[~Aera Santika~] dan
[~Clover Goddes~]

Kunjungi dua cerita aku yang lain. Yang ceritanya gak kalah menarik sama cerita ini👆

[~Ini_Saya01~]

Follow akun aku untuk liat lebih banyak cerita menarik nanti. 👆

𝒁𝒉𝒂𝒌𝒂𝒓𝒚 (𝒁𝒂𝒌𝒂) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora