Kebetulan atau takdir?

15 1 0
                                    

🐩takdir atau kebetulan? Apapun itu, ku harap part dalam hidupku dengan kedatangannya dirimu membawa hal baik untukku🐩

Mpls hari terakhir. Pagi ini terlihat begitu melelahkan, pasalnya kali ini dilakukan di luar kelas dengan kondisi panas yang menyengat hingga ke ubun-ubun membuat siapapun pemilik kepala pasti merasakan penat bahkan sakit kepala. Tidak sedikit dari adik-adik kelas meminta izin ke PMR untuk sekedar beristirahat ataupun hanya berpura-pura padahal mereka masih mampu berdiri tegap.

Seperti halnya Cala dan Zoley yang meminta izin berpura-pura sakit, diawali dengan Cala yang katanya sedang sakit datang bulan lalu disusul dengan Zoley yang pusing dan hampir pingsan. Sekarang disinilah mereka berada di ruang UKS sekolah MAHARAYA. Lumayan mewah untuk seukuran UKS bagi Cala, karena terdapat 6 ranjang untuk para siswa-siswi yang sedang sakit, toilet pribadi, pendingin ruangan yang ada 3 juga dengan obat-obatan yang lengkap plus dokter jaga disana.

Karena hari ini UKS lumayan full jadilah Cala dan Zoley kebagian satu ranjang 2 orang, untungnya mereka berdua kembali di pertemukan, jika tidak Cala akan sangat canggung nanti. Diam-diam mereka saling berbisik dan bergibah ria.

Sepertinya GIBAH adalah salah satu aktivitas yang di sukai oleh sebagian manusia. "Jadi cal, lo udah tau belum nama kakel kemarin yang lo taksir?" bisik Zoley.

"Udah dong." bangga Cala.

"Siapa namanya? Kemarin gua belum sempet kebagian nama dia dan sekarang ketemupun dia pake kaos olahraga mana tau nama dia siapa, Yakan?" dumel Zoley. Cala mengangguk-ngangguk paham.

"Namanya, Zidan Abimanyu. Gagah banget kan namanya? Sesuai sama rupawanya." Balas Cala sambil membayangkan pujaan matanya itu.

"Iya cakep euy-" Cala memejamkan matanya sambil memotong pembicaraan Zoley, "bahkan gue udah dapet nomor dia dan udah saling save!"

"Woah gila! Keren banget." Pujinya.

"Siapa dulu Cala, tim sat set sat set sebelum di tikung nih harus Tanjab gas duluan!" semangat Cala.

"Iya deh si paling sat set. Kasih tau dong caranya? Lo waktu dapetin nomor dia kaya gimana?" ungkap Zoley penasaran. Heran dengan teman barunya ini, urat malunya putus atau bagaimana gerak cepat sekali dalam hal beginian.

"Kemarin pas pulang nunggu jemputan kebetulan bareng sama dia, dia juga yang nyapa duluan. Tau nggak, di sapa doi rasanya gimana?" tanya Cala sengaja membuat Zoley penasaran. "Apa?" jawab Zoley.

"Rasanya kaya gurun tandus tapi mekar satu bunga yang subur makmur dan sejahtera!" terang Cala, "terus setelah disapa, mumpung di kasih kesempatan nih berdua yakan, duduk berdua nunggu jemputan masing-masing. Guepun inisiatif meminta nomor dia dengan alasan gue orangnya pelupa dan kalau nggak paham sesuatu tentang mos gue bisa tanya ke dia." jelasnya.

Zoley terkagum-kagum dengan ke beranian dan kecerdasan Cala mengambil kesempatan dalam kesempitan, dirinya dibuat terkekeh oleh kelakuan sahabat barunya ini.

"Nggak habis pikir ya, aduduh." Dalam diam Cala hanya tersenyum sebagai balasan dan keduanya terlarut dalam bunga tidur masing-masing.

Hingga bell sekolah berdering sangat kencang Calapun terbangun, Cala mendapati ruang UKS sepi termasuk di sampingnya si Meizoley menghilang, segara beranjak duduk di pinggiran ranjang tersebut, "Mei-meizoley?" Lirihnya takut jika ada pengawas UKS yang masih berjaga disana.

Zoley yang keluar dari toilet ketika Cala sudah berdiri bersandarkan tembok di depan pintu toilet. "Kenapa lu nggak bangunin gue?"

"Ini mau bangunin, tadi buang hajat dulu aelah."Cala mengangguk-ngangguk paham, "jadi mau ke kantin nggak? Kayaknya nih kita sebentar lagi bakal upacara penutupan MOS, bentar lagi kelar." Jelas Zoley.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jagat CalaWhere stories live. Discover now