19 : Korban dari Hero palsu

Start from the beginning
                                    

"Apa... Apa ini?" Atsushi menatap dengan air wajah yang masam.

Atsushi dan Akutagawa merasakan firasat buruk.

"Ah sebentar" Atsushi memeriksa jam saku-nya yang telah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Dia melirik Izuku,"rumahmu cukup jauh, Midoriya?" Dia bertanya selidik.

Akutagawa juga menyadari bahwa anak ini membawa mereka dengan jalan memutar. Tetapi dia hanya memilih diam karena dia malas berbicara dengan harimau itu.

Izuku yang tertangkap basah menggaruk kepalanya dengan canggung, matanya bergulir ke atas dan ke bawah. Dia bukanlah pembohong yang baik,"eh-ehhhh?? Benarkah? Kurasa ini jalan yang biasanya aku lalui kok!"

Atsushi hanya terkekeh,"tenang Midoriya, aku tidak marah" Laki lako berambut silver berasumsi jika Midoriya Izukus ingin mendengar cerita tentang rumah kayu tadi sampai habis,"tapi serius, kau harus segera pulang, jika tidak ibu-mu akan khawatir" malam sudah larut, Atsushi dan Akutagawa masih memiliki waktu panjang sampai matahari terbit untuk berpatroli, mereka tidak bisa membawa anak anak ke tempat berbahaya di malam hari.

"Ah-- iya.. " sangat disayangkan karena Izuku masih ingin mendengar ceritanya sampai habis.

Atsushi menepuk kepala anak itu,"lain kali sensei ceritakan, mengerti?"

Izuku tersenyum gigi.

Pada akhirnya mereka sampai di rumah Izuku saat jam menunjukkkan pukul setengah sebelas malam. Inko Midoriya selaku ibu dari Izuku terlihat mondar mandir di depan rumah, tidak bisa memilih antara menunggu di rumah atau pergi mencari anak semata wayangnya yang entah berada dimana. Setelah sampai Inko Midoriya langsung memeluk Izuku dan terlihat sangat khawatir, dia berterima kasih pada Atsushi dan Akutagawa yang telah mengantar anaknya pulang dengan selamat.

Atsushi melambaikan tangannya ke arah Izuku yang perlahan menjauh dari pandangan. Dia masih mempertahankan senyumannya walau sudah menjauh dari kediaman Midoriya.

Sekarang satu hal lagi yang menyebalkan.

"Kau yang laporkan, aku akan kembali patroli"

Segera setelah mengatakan hal itu, tanpa menunggu jawaban dari Atsushi, Akutagawa segera melesat dan berbelok di gang tak jauh dari tempat mereka berpijak.

Atsushi menghela nafas. Hapal dengan tabiat Akutagawa yang pada dasarnya tidak suka dengan orang orang kota ini, dia bukannya tidak bisa melapor, tetapi dia tidak suka di tanyai oleh pihak kepolisian yang berada di daerah ini.

Atsushi memejamkan matanya sesaat dan memijat pelipisnya lelah. Dia mengingat peristiwa yang baru terjadi beberapa jam yang lalu.

Itu pengap, walau dengan cahaya rasanya Atsushi masih dibutakan oleh sesuatu, seolah ada sebuah tangan yang menutup wajahnya, dia melihat semuanya, tetapi disaat bersamaan dia tidak bisa melihat apa apa. Perasaan apa ini? Rasanya seperti di kunci di dalam sebuah berangkas, sesak dan tidak bisa keluar.

Saat itulah Chaos yang sebenarnya terjadi.

Entah darimana, suara teriakkan yang memekakkan telinga terdengar, membuat Atsushi dan pendengarannya yang tajam dan sensitif terduduk kesakitan seraya mematikan Abilitynya agar setidaknya dia bisa bertahan dengan suara yang menyakitkan telinga itu. Atsushi berkeringat dingin, dia tidak bisa berdiri dengan tegap akibat dari kepala yang sakit.

There's no black or white [BNHA X BSD FANFICTION CROSSOVER]Where stories live. Discover now