15 : Buku?

682 100 0
                                    

"Hei Rei!"

Rei, adalah seorang agen pemerintahan yang memiliki sifat dingin dan juga mudah tersulut emosinya jika diganggu, sekarang dipanggil oleh seorang pejabat beberapa detik setelah pihak UA dan Yokohama pergi.

"Ada apa?" Jawab Rei dengan sopan dan tatapan datar dari balik kacamatanya.

"Hah!? 'Ada apa' katamu!? Tidakkah kau menyadari apa yang kau katakan pada mereka tadi?!" Pejabat itu membawa para pejabat lainnya yang mena membuat mereka seperti akan bentrok satu lawan sejumlah orang,"kau berani melawan presiden!?"

" ... Dimana kata 'melawan' yang menurutmu aku lakukan?" Jawab Rei dengan tenang,"jika kau mau protes sekarang maka itu sudah terlambat, tidakkah kau menyadari jika kau memiliki pendapat seharusnya kau mengatakannya tadi? Jika kita menarik janji kita sekarang bukan hanya kekuatan mereka yang menghantam kita, bisa jadi anggota port mafia, Tanteisha, pemerintah yokohama ... Bahkan anggota Guild akan membantai habis kantor jepang"

"Guild katamu?" Salah seorang pejabat tertawa,"ketahuilah Rei, status Guild dan juga Yokohama dari dulu mengalami pasang surut, terkadang mereka berdamai tetapi tidak jarang mereka berseteru, jadi perkataanmu tidaklah relevan"

Rei membetulkan kacamatanya,"oh? Lalu jika begitu--jika kau berpikir kau sangat mengerti keadaan mereka, kenapa kau tidak mengerti juga?" Dia mendekat dengan langkah pelan,"hanya karena mereka pasang surut bukan berarti Guild tidak akan membantu mereka kan? Dan juga apa kau tahu? Salah satu anggota Guild berteman dengan salah satu anggota Tanteisha" Rei menunjuk ke arah jantung manusia itu,"berpikirlah sebelum kau mengatakan apapun, hari ini kita beruntung mereka bisa dibujuk, jika dihari lain mereka mengubah pikiran mereka ... Entah apa yang akan terjadi dengan jepang"

Laki laki itu berbalik dan terdiam selama beberapa saat,"sejujurnya aku malu menjadi bagian dari kalian ... Kalian bahkan mengirim pahlawan untuk melindungi kalian, memalukan"

Rei akhirnya pergi, meninggalkan para pejabat yang masih terdiam dengan umpatan yang mereka telan dalam dalam.

Rei tidak yakin apakah permasalahan ini akan terus berlanjut ... Atau malah akan damai, tetapi firasatnya mengatakan jika keadaan akan semakin memburuk.

**

Hari selasa di UA, dimana Midoriya sedang berjalan di lorong sekolah, menghindari para murid yang sedang berlalu lalang dengan tenang, sampai perhatiannya tertuju pada anak anak kelas C yang keluar kelas dalam keadaan lemas, begitu juga yang masuk ke kelas, mereka semua tampak kelelahan dan trauma.

Midoriya menduga duga apa yang terjadi kepada mereka? Apakah pelajaran yang mereka dapatkan sangatlah sulit?

"Dekuu~!"

Sebuah suara yang Midoriya kenal memanggilnya dari belakang, menoleh untuk mendapati teman sekelasnya--Uraraka-san yang melambai padanya dengan riang.

"Ah~ enaknya bisa memiliki teman berjalan" perempuan itu berkata saat dirinya berdiri di sebelah Midoriya.

Laki laki yang di panggil Deku itu terkekeh,"iya Uraraka-san"

Mereka kemudian berjalan ke kelas sembari berbicara ini dan itu selayaknya teman. Ketika mereka sampai di kelas, Midoriya tidak bisa mengalihkan pikirannya dari anak anak kelas C, dirinya merasa heran sekaligus penasaran mengenai hal itu.

"Deku? Ada apa?" Tanya Uraraka saat Midoriya duduk di kursinya dan termenung,"tadi juga, saat aku memanggilmu kau seperti terdiam, kau ada masalah?"

God bless this girl.

Uraraka adalah anak gadis yang terlalu baik.

Midoriya menjawab,"bukan apa apa Uraraka-san, hanya saja aku heran melihat anak anak kelas C yang raut wajah mereka seperti trauma"

There's no black or white [BNHA X BSD FANFICTION CROSSOVER]Where stories live. Discover now