Malam tak terduga

Start from the beginning
                                    

"Tapi tunggu dulu, aku kunci kamar cici dulu, takut-takut ada yang masuk tiba-tiba nanti." Ucap Gracia, tanpa mendengar jawaban dari Shani, Gracia berlalu begitu saja untuk mengunci pintu kamar Shani. Setelahnya ia kembali duduk di hadapan Shani.

.
.
.

Hujan dan AC yang menyala tak membuat suasana di kamar Shani menjadi dingin, suasana yang tadinya dingin kini berubah menjadi panas. Bagaimana tidak? Pakaian yang di kenakan Shani kini hanya tinggal boxer saja, sedangkan Gracia ia masih memakai celana dan atasannya di tutupi bra hitam miliknya.

Gracia menelan ludahnya susah payah, pemandangan tubuh Shani yang berada di depannya mampu membuat gairahnya terpancing. Perut kotak-kotak Shani sangat menggoda imannya, dan jangan lupakan tonjolan yang berada di selangkah Shani.

Milik Gracia sudah sedikit basah membayangkan ia dan Shani melakukan itu, ia bergerak gelisah dan Shani menyadari itu.

"Kamu kenapa Gre." Tanya Shani yang di balas gelengan oleh Gracia.

"Beneran? Kalau gitu ayo kita lanjut permainan nya, aku masih ada kesempatan buat ngalahin kamu walaupun pakaian yang ku pakai tinggal yang terakhir." Ucap Shani.

"A-ayo, lihat saja cici yang bakal kalah." Balas Gracia yang gugup.

"Batu, gunting, kertas." Ucap mereka bersama sambil menggerakkan tangannya.

"Nah kan apa yang aku katakan Ci Shani kalah lagi." Ucap Gracia, ia mengeluarkan gunting sedangkan Shani kertas.

"Sekarang cici buka lah boxer cici itu." Ucap Gracia menunjuk boxer Shani, Shani menelan ludahnya kasar, ia ragu untuk membuka pakaian terakhir miliknya. Bagaimana nanti jika Gracia melihat dirinya yang memiliki batang pikirnya.

"Cici lama." Setelah mengatakan itu, Gracia mendekatkan dirinya kepada Shani lalu menarik paksa boxer yang di pakai Shani, hingga kini Shani benar-benar naked. Gracia kembali menelan ludah nya susah kala melihat batang penis Shani yang besar dan panjang.

"Ahh."

"Jangan di elus Gre." Gracia dengan sengaja mengelus batang penis Shani di karenakan ia penasaran. Bukannya menuruti perkataan Shani, Gracia malah terus mengelus penis Shani bahkan kini ia sudah mengocoknya.

"Ahhh Grehhh janganhhh ouhh."

Mendengar desahan Shani, Gracia semakin semangat mengocok penis Shani. Shani di buat tak berdaya oleh Gracia akibat sentuhan sahabatnya itu. Shani hanya bisa memejamkan matanya menikmati sentuhan di batang nya, batang penisnya yang panjang dan besar itu di buat manja hanya dengan tangan Gracia.

"Shhh Grehhh."

Shani kembali mendesah kala lidah Gracia menyentuh ujung penisnya, Gracia tersenyum mendengar desahan Shani. Ia mulai menjilat penis Shani dari ujung sampai ke bawah, lebih tepatnya sampai ke kedua buah zakar milik Shani.

Shani yang masih duduk dan Gracia yang berada tepat di depan selangkangannya.

Gracia mengulum penis Shani yang lagi-lagi mampu membuat Shani mendesah kenikmatan.

"Ahh Grehh ouhh."

Gracia menghentikan kulumannya, lalu membuka bra yang ia kenakan hingga kini ia half naked. Gracia menghimpit batang penis Shani di tengah kedua payudaranya, lalu ia menaiki turunkan payudaranya yang membuat Shani kembali mendesah.

GRESHANWhere stories live. Discover now