8.

615 69 16
                                    

Happy reading!!

Khaotung berakhir tidur di kasur sedangkan First di sofa.
Khaotung menjadi orang pertama yang bangun dari tidurnya kemudian bangun dari tempat tidur dan berjalan melihat laut di dekat sofa dimana saat ini First masih terlelap.
Dia tidur terasa sangat lama tapi saat melihat jam sebenarnya sore pun belum masuk, mendadak ngantuk yang dirasanya semakin menjadi. Tanpa pikir panjang, Khaotung menidurkan tubuhnya disamping First dengan menggunakan lengan sang sahabat sebagai bantalnya.

First yang memiliki kebiasaan terbangun karena pergerakan kecil pun membuka matanya saat Khaotung tidak berhenti menyamankan posisinya berdempetan dengan First.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya First dengan suara paraunya.

"Aku masih mengantuk," jawab Khaotung sama paraunya.

First pun menyuruh Khaotung untuk kembali ke kasur jika memang masih mengantuk, tapi Khaotung malah merengek jika dia sudah terlalu malas pergi ke kasur. Toh sebentar lagi keduanya akan bangun untuk pergi mencari restoran untuk makan malam.
First pun hanya bisa menghela napas sembari memiringkan tubuhnya guna Khaotung memiliki lebih banyak ruang lagi di sofa yang sempit itu, First bahkan menarik pinggang Khaotung supaya lebih menempel, takut-takut dia terjatuh mengingat Khaotung banyak bergerak saat tidur.
Khaotung terlihat tidak terganggu, dia justru kembali menyamankan posisi tidurnya dengan lengan First di pinggangnya dan satu lagi ada di bawah kepalanya.

Setelah beberapa detik berlalu, First yang sudah kehilangan rasa kantuknya sejak Khaotung mengangkat tangannya berakhir membuka mata secara perlahan.
Kemudian yang First lihat adalah tengkuk Khaotung yang hampir menempel pada hidungnya.
Sadar atau tidak, tapi First secara perlahan mendekatkan hidungnya pada tengkuk Khaotung kemudian mencium aroma tubuh pria pendek itu dengan kedua mata terpejam sesaat.

Cukup lama First melakukan kegiatan tersebut hingga akhirnya dia mungkin merasa ada yang salah, segera dia melepaskan tangannya dari pinggang Khaotung untuk mengusap wajahnya, mencoba untuk tetap waras walaupun hati dan pikirannya menjadi kacau dalam sesaat.

"First, mau makan apa nanti?" Tanya Khaotung, sepertinya dia juga mulai kehilangan kantuknya, hanya rasa malas untuk bangun saja yang membuat dia bertahan menutup matanya, memaksakan diri untuk tetap mengantuk.

"Sesuatu yang manis."

Suasana sebenarnya agak hening, Khaotung yang malas terdengar enggan untuk berbicara tapi ingin memiliki obrolan dengan First, setelah mendengar jawaban First terdengar tawa kecil keluar dari bibirnya, dia mengatakan jika rasanya dia mendengar First ingin makan sesuatu yang manis itu setahun 3 kali.

"Ayo makan dessert kalau begitu," ujar Khaotung lalu bangun dari tidurnya di atas lengan First.

"Aku akan pergi mandi lebih dulu," sambungnya lalu pergi memasuki kamar mandi penginapan meninggalkan First yang langsung menutup wajahnya dengan bantal.
First seperti menyesali keputusannya untuk setuju pergi kesini hanya berdua dengan Khaotung saja.

Ini seperti memberikan ujian untuk First yang masih ragu dengan hatinya bahwa dia menyukai Khaotung. Menurutnya, itu sesuatu yang tak bisa terjadi dan First merasa pertahanannya akan semakin lemah jika dua hari disini bersama Khaotung dengan sikap clingy-nya.

----

View pun semakin khawatir dengan rasa takutnya jika First benar-benar seorang Gay dan memiliki potensi besar untuk menyukai Khaotung.
Rasanya View ingin pergi ke tempat dimana Khaotung dan First saat ini berlibur kemudian memperbaiki hubungannya dengan Khaotung. Sayang sekali, dia tak memiliki kendaraan dan tidak tahu lengkapnya mereka liburan ke pantai mana.
Jadi View hanya bisa terus khawatir dan mencari banyak bukti tentang First.

Should I Call It Love? [COMPLETED]Where stories live. Discover now