Kali ini Queen yang dibuat bungkam oleh ucapan Arlo. Ia bahkan sampai menelan ludah tanpa sadar. Namun dengan cepat Queen menggeleng, "ngga mungkinlah," bibirnya tertawa sinis, "Lo juga tahu kan Ar, ngga ada satupun cowok yang berhasil naklukin gue sejauh ini. Dan gue yakin, Sky juga sama aja kayak mereka." Kedua sudut bibir Queen bergerak naik, "Ar, Lo tenang aja. Gue ngga semudah itu buat jatuh ke jurang yang udah gue buat, oke?"

Arlo hanya diam, namun matanya membalas tatapan Queen dengan sorot yang sulit diartikan. Tak ada respon persetujuan, ataupun penolakan dari bibirnya. Namun sikapnya itu membuat Queen berani menyimpulkan kalau ia tak akan mundur setelah ini.

***

Queen menghampiri Sky dengan langkah jengkelnya, dimana cowok itu menghubunginya dipukul sepuluh malam dan meminta untuk menemaninya mengambil buku yang tertinggal dikelas.

Gue udah di depan rumah Lo. Cepet keluar.

Queen langsung merasakan tekanan darahnya naik setelah membaca pesan dari cowok sialan itu. Diambang rasa kantuknya, Queen langsung berjalan keluar hanya dengan menggenggam ponsel tanpa berniat melihat penampilannya terlebih duhulu. Bodo amat!

"Harus banget di jam segini Lo minta anter gue?" Queen memperhatikan penampilan Sky dari atas sampai bawah. Dimana cowok itu hanya memakai kaus yang dibalut jaket berwarna navy dan juga bawahannya yang memakai celana training abu muda dan kakinya yang hanya memakai sandal jepit. Posisi Sky yang bersandar pada motor sport nya membuat Queen memuja ketampanan cowok itu dalam hati tanpa sadar.

"Namanya juga baru inget." Sahut Sky santai. "Udah cepet, keburu malem."

"Ini udah malem, by the way!" Balas Queen dengan nada sarkas, "lagian Lo kenapa ngga sendirian aja sih ambil bukunya? Ngga berani?"

Sky menggedikan bahu sambil memakai helm fullface-nya, "gue kan anak baru, takut nyasar."

Queen berdecak, "kan ada penjaga sekolah!" Ia bergerak naik ke jok motor belakang, dimana Sky kemudian menyodorkan helm untuk dipakainya.

"Tau. Tapi kan Lo babu gue." Sky menstater motornya, "pegangan. Gue ngebut."

"Lo-eh anj!" Queen terhenyak kaget saat tubuhnya hampir saja terjengkang ke belakang saat Sky melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. "Pelan-pelan woy!"

Sky tak mempedulikan teriakan Queen. Tak ingin nyawanya raib ditangan Sky, Queen akhirnya memeluk pinggang cowok itu agar tubuhnya tak jatuh dan terpental ke jalanan.

"Gila Lo!" Bentak Queen saat melepas helm setelah motor Sky menepi di area sekolah. "Kalo gue jatoh terus mati tadi gimana?"

Sky menatap Queen dari atas sampai bawah, "tapi buktinya Lo masih hidup."

Queen menggertakan giginya, "ck, serah Lo deh! Udah cepet sana ambil ke kelas. Gue tunggu disini."

"Kelasnya dikunci."

"Ya bukalah. Minta kuncinya ke penjaga sekolah. Rumah dia kan dibelakang sekolah."

"Yaudah ayok!" Queen hendak menolak, namun Sky kembali bersuara, "gue ngga tahu rumahnya yang mana, Queen."

"Fine!" Queen melangkah lebih dulu kearah gerbang belakang sekolah yang memang tak pernah dikunci. Cewek itu kemudian mengetuk pelan salah satu pintu rumah, "permisi, Pak Yanto." Tak lama kemudian pintu tersebut dibuka, "malam Pak Yanto, maaf mengganggu. Saya mau pinjem kunci kelas ..." Queen menoleh kearah Sky.

"Sebelas MIPA Dua." Tambah Sky.

"Ah ya, kunci Sebelas IPA Dua, boleh Pak? Soalnya ada buku yang tertinggal didalam kelas."

SKYLER [On Going]Onde histórias criam vida. Descubra agora