B a g i a n 2 0

122 39 49
                                    

Maaf gaes ak g up 1 bulan😭🙏 ntaran insya Allah deh sering-sering kayak dulu lagi😭 soalnya aku lagi kit mata jadi kena hp tuh gak enak gitu mata aku tuh😭🙏

Btw disini ada yg suka nonton series Thailand gtu gak? Yg suka cung mana😍









Diatas Meja ruang tamu dipenuhi oleh berbagai macam makanan dan juga minuman. Bahkan ada 3 botol alkohol yang sengaja Kalinga beli untuk teman-temannya itu.

Disebelah sofa kiri dekat Serena, wanita bersanggul yang diketahui adalah sekretaris Kalinga dikantor tengah memperhatikan jari Kalinga yang mengetik lincah dilaptop. Ia duduk lesehan bersama sektretarisnya tersebut. Sementara Serena dan ketiga temannya berada tidak jauh dari mereka.

Serena tertawa akibat Awang dan juga Hago tengah melawak sekarang. Lirikan mata Kalinga tampak tajam. Sial, jika kakeknya tidak memberikan tugas yang menumpuk dikantor, ia akan membawa Serena keatas kamarnya itu. Gadisnya terlihat bahagia bersama temannya. Sementara dengan dirinya tidak pernah tertawa selepas itu.

Jarinya mengetik keyboard tersebut secara kasar. Sengaja ia menekannya terlalu keras sehingga bunyi keyboard itu tampak terdengar hingga ke telinga mereka. Raut wajah cowok itu menatap layar masam, kerutan kening terlihat jelas dan kedua alis yang menjorok ke dalam.

Serena berhenti tertawa dan memutar bola matanya. Begitu aja cemburu, huh dasar!

"Kalau yang ini game apa sih? Teman aku suka main ini terus bahkan sampai buang air besar juga suka main." Serena menunjuk game yang dimainkan oleh Jefran. Suara khas game itu terdengar jelas.

"Oh ini, ml. Seru cuy. Mau gue ajarain gak?" Jefran sengaja mengeraskan volume suaranya. Menoleh sekilas ke belakang pada Kalinga yang diam-diam menajamkan telinganya guna mendengar jelas apa yang selanjutnya mereka bicarakan.

Serena agak mendekat pada Jefran. Kepala keduanya hampir bersentuhan. Sengaja jefran mendekatkan wajahnya hingga berjarak beberapa centi saja dari wajah gadis itu, ingin melihat bagaimana cemburu Kalinga saat ini.

“Seru banget. Mau gue ajarin?” tanya Jefran lagi, tersenyum saat Serena mengangguk kepalanya pelan.

Kedua tangan Kalinga berada diatas keyboard terkepal. Ia menoleh cepat memandang secara terang-terangan dua manusia yang sedang asyik tersebut. Mata cemburunya terlihat sangat jelas sehingga sekretaris Kalinga yang bernama Skaya menggeleng tidak habis pikir. Anak muda jaman sekarang, pikirnya.

“Gue gak mau lanjutin lagi.”

Skaya melotot tidak setuju. “Apa kata kamu? Tugas kamu sekarang ini banyak, Kalinga. Gara-gara kamu yang selalu menunda pekerjaan. Syukur sekali Kakek kamu tidak memberikan perusahaannya pada orang lain.”

Cowok itu memutar bola matanya jengah. Melipat kedua tangan di depan dada, ia mendongak pongah pada Skaya yang tak kalah tajam tatapannya dengan Kalinga.

“Gue gak peduli.”

Wanita tersebut menepuk pundak Kalinga, lalu menekannya. “Bukannya dari awal kamu senang saat kakek kamu mempercayai perusahaan ini padamu, hah?” Skaya berbicara rendah penuh kegeraman.

Kalinga berdecak. Pandangannya lurus ke depan pada layar laptop. “Sekarang beda lagi.”

Skaya meremas kasar bahu Kalinga hingga membuatnya melotot tidak setuju. Senyuman miring wanita itu membuat Kalinga merasa was-was.

“Memangnya Serena mau jika menikah dengan laki-laki miskin kayak kamu?”

“Nanti gue beliin deh!”

Kalinga [Bad Boyfriend]Where stories live. Discover now