B a g i a n 0 3

441 128 145
                                    

Setelah menjenguk Awang dirumah sakit sendirian, ia memilih untuk berangkat sendiri tanpa menunggu teman-temannya. Seperti biasa Kalinga selalu menjadi pusat perhatian disekolah. Bukan hanya wajahnya yang sangat tampan, tetapi auranya benar-benar orang bisa merasakan.

Kaki panjangnya berjalan pada taman belakang. Akhir-akhir ini sebelum masuk ke dalam kelas, ia selalu mendatangi taman belakang sekolah. Dimana ada seorang gadis penyuka susu kotak rasa cokelat yang selalu berada disana disetiap datang, istirahat kedua dan juga pulangnya. Hanya untuk berdiam diri sambil mengerjakan tugas atau pun mendengarkan musik. Terutama merenungkan diri.

Kalinga bersembunyi dibalik pohon mangga. Tubuhnya yang tegap dan kekar masih terlihat sedikit disana. Cowok itu mengeluarkan ponselnya, mengarahkan kameranya pada seseorang yang sedang tersenyum lebar, dipangkuannya terdapat kucing kecil. Terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja.

Suara jepretan kamera mengalihkan atensi gadis itu. Raut wajahnya yang panik terpatri jelas. Gadis itu ... Serena melotot panik dan berlari menghampiri Kalinga, sayangnya cowok itu sudah berlari secepat kilat sebelum Serena menangkapnya.

"Ish! Ngapain juga sih foto diem-diem," gerutu gadis itu. Ia menunduk dan melihat ada sebuah kertas lipat yang sedikit kusut. Serena memang dasarnya penasaran, ia memungut kertas tersebut dan membukanya. Ia tidak peduli, yang penting rasa penasarannya terpenuhi.

"Bunda kalau liat aku buka kertas orang pasti marah." Serena terkekeh lucu, "bodo amat yang penting tau dulu isinya."

Papa benci aku.

Serena menelan ludahnya secara kasar. Bukan hanya tulisannya yang membuatnya terkejut, tetapi ada noda cairan merah yang Serena tau itu adalah noda darah yang warnanya merah pekat. Bau anyir pun langsung menyambut indera penciuman Serena.

Dengan tangan gemeter, ia meletakan kertas itu secara perlahan, seolah kertas tersebut akan rusak bila ia perlakukan secara kasar.

Serena mundur, hingga punggung kecilnya menabrak dada bidang seseorang. Refleks ia menoleh cepat dan terkejut saat tau itu adalah Kalinga.

Kalinga menatap Serena datar. Kedua mata cokelatnya yang tajam menghunus ke dalam bola mata Serena yang sudah ketakutan. Apa Kalinga melihat ia membuka kertas itu dan membacanya juga?

Sudah mencium sepatu Kalinga dikantin, sekarang ketahuan pula membaca kertas itu yang Serena yakini pasti milik Kalinga.

"Maaf, Kak aku gak bermaksud!!"

Tatapan mengintimidasi Kalinga membuat Serena gugup tidak karuan. Ia tersenyum seperti orang bodoh. Perlahan tubuhnya bergeser ke kiri hendak kabur tetapi kalah cepat dengan Kalinga yang menarik pergelangan tangan gadis itu secara kasar dan menyudutkannya dibatang pohon. Kedua sisi kepala gadis itu dikunci oleh lengan berotot Kalinga.

Serena mengalihkan pandangannya. Mata cowok itu terlalu seram untuk ditatap!

"Udah baca?"

Itu memang pertanyaan biasa, tapi nada suaranya yang sangat datar dan juga tatapannya membuat Serena ingin berlari dari sini.

Membaca kertas tersebut ternyata kesalahan fatal yang ia lakukan.

Ini kayaknya aku belum minum susu cokelat yang kedua kali jadinya ketakutan kayak di rampok.

"Jawab atau gue bikin luka yang kedua kali?" bisik Kalinga dalam. Ia menegakkan tubuhnya dan mengelus rambut Serena. Tersenyum miring melihat wajah Serena yang kini menunjukkan penuh tanda tanya.

"U-udah," balas Serena ketakutan. Meskipun ia tidak tau maksud 'luka yang kedua kali' itu apa, yang penting sekarang ia harus menyelamatkan dirinya dulu!

"Cukup jadi rahasia diantara kita."

Gadis itu mengangguk patuh. Membuang nafas lega ketika Kalinga sudah pergi menjauh.

Gila. Ini gila! Berdekatan dengan kakak kelasnya itu membuat dirinya berasa ingin mati.


𝑲𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈𝒂



Disebuah klub malam, terdapat keempat remaja laki-laki sedang duduk di sofa VIP lantai 2. Salah satu diantara mereka sudah kobam karena meminum lebih dari 5 gelas alkohol.

Hago disebelah Kalinga tertawa pelan akibat candaan yang dilontarkan oleh salah satu wanita malam disana dengan pakaian minim yang sekarang tengah duduk dipangkuan cowok itu. Tangannya tidak berhenti mengelus rahang dan bibir Hago sensual. Berharap jika remaja laki-laki yang satu ini menghabiskan malam dengan dirinya di ranjang.

"Si anying, kalau ke goda di kamar aja lah bangsat!" umpat Jevon kesal. Menggeser duduknya agar sedikit berjauhan dari Hago. Posisi duduk Hago dihimpit oleh Jevon dan juga Kalinga.

Jefrandra memutar bola matanya malas. "Ya suka-suka dia lah. Lumayan kan tontonan gratis." Lalu Jevon tertawa seraya menggelengkan kepalanya. Mengangguk sekilas dan tersenyum pada pelayan disana yang menyapa.

"Gerah." Perkataan Kalinga mengalihkan perhatian anak kembar itu. Ia berdiri tanpa berpamitan pada teman-temannya. Mereka sudah tau kemana perginya Kalinga jika dimalam hari.

Dan disinilah ia berada. Di apartemen seseorang dengan pakaian serba hitam. Celana jeans hitam, hoddie hitam dan juga topi hitam.

 Celana jeans hitam, hoddie hitam dan juga topi hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segera Kalinga masuk ke dalam. Terdiam disebuah kamar yang gelap dengan pandangan penuh arti. Kedua tangannya mengepal, melangkah mendekat ke arah ranjang. Niatnya ingin menyalakan saklar lampu tetapi pasti mengganggu tidur orang itu.

Ia memilih untuk menarik kursi belajar dan memandangi dengan jarak dekat. Tangan kekarnya sudah ingin menyentuh pipi itu tetapi ia tahan. Tidak boleh. Pasti akan menganggu tidurnya yang tampak kelelahan.

Pandangan cowok itu menyapu ke sekitar kamar. Meskipun lampunya dimatikan, tetapi masih ada lampu Tumblr di dinding kamar juga lampu meja belajar berbentuk kucing pun turut menyala.

Kalinga berdiri, kepalanya terasa pening tapi ia tidak peduli. Meminum alkohol 5 gelas bukan apa-apa baginya, ia sedikit mampu mengendalikan diri.

Matanya terpaku pada sebuah figura kecil disudut meja rias. Kalinga jelas tau siapa yang berada di dalam figura tersebut. Kedua tangannya mengepal hingga kuku nya yang tajam itu mengelukai telapak tangan. Berdesis pelan Kalinga berlalu pergi, jika lama-lama berada disini yang ada emosinya tidak terkendali.

Benci, obsesi, atau cinta yang sebenarnya ia rasakan sekarang?





Hayohh siapakah orang tersebut??

Kalinga [Bad Boyfriend]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang