Bab #6

15 1 0
                                    

Eits, kalian kemakan kata-kata terakhir di Bab 5 ya? Waduh. Siap-siap aja. Dari sinilah cerita sebenarnya dimulai.

Bulan menghiasi gelapnya malam. Saat itu tepat pukul 12, dan salah satu dari dua pembantu Carl-yang kebetulan adalah murid kelas X-8 sekolah yang sama-baru saja pulang dari kursus malam, hendak menuju rumah Carl untuk bermalam.

Tapi di tengah perjalanan, langkahnya terhenti oleh sesuatu.

Ada sesuatu yang bergerak dibalik semak-semak.

Murid itu refleks ketakutan sambil mengarahkan senter ponselnya ke arah semak itu.

...hanya seekor tikus. Tidak ada yang lain.

Murid itu bernapas lega, lalu melanjutkan perjalanannya...

Tanpa menyadari bahwa ancaman sesungguhnya berada persis dibelakangnya.

Merasa diikuti, murid itu berjalan lebih cepat, berusaha untuk kabur, sebelum kemudian berlari sekencang yang dia bisa.

Tapi lawannya lebih cerdik. Dia mengambil jalan lain, hendak murid itu mengira dia aman saat ini adalah malam terakhirnya.

Murid itu berhenti berlari, melihat sekeliling, kemudian bernapas lega, tapi karena itu dia tersesat. Dia bahkan tidak tahu jalan ke rumah Carl.

Saat itulah, sang lawan menampakkan dirinya tepat dihadapan murid itu, dengan pisau di tangan.

Nasib sang murid berakhir tragis di tangan sang pembunuh berantai, di tusuk berkali-kali, lalu di biarkan tergeletak berdarah di jalan, begitu saja.

Teror sang pembunuh berantai dimulai malam ini juga.

***

Pagi harinya, Jones sengaja berangkat lebih awal, tapi gak langsung ke sekolah dulu. Dia mau jemput Carl.

"Assalamualaikum," sahut Jones dari balik pagar. "Carl? Lu dirumah gak?"

"Hei." terdengar suara Carl dari kejauhan. Dia mendorong pagar rumahnya dan menatap Jones. "Tumben."

"Kok lu gak balas salam gua?"

"Aku Kristen, Jones."

Jones hanya bisa tersenyum. "Lah. 😅 Betewe, lu mau berangkat bareng gak?"

"Sebentar ya. Aku sedang mengemas buku-buku milikku."

Jones mengangguk.

Carl membuka pagar rumah semakin lebar, membiarkan Jones masuk, lalu pergi-eh, menghilang.

Baru aja Jones parkir depan rumahnya, tiba-tiba Carl muncul.

"Ayo."

"Lah!" Jones kaget. "Lu tadi kan- lu-"

"Anggaplah ini sihirku yang berikutnya."

Jones mendengus. "Bonceng atau lu mau ngemotor sendiri?"

"Sebentar."

Carl berjalan menuju garasi yang terbuka, lalu mengeluarkan motornya.

Sambil memasang airpods di telinganya, dia naik ke atas motor dan menyalakannya.

"Siap?"

Jones nyengir, mengangguk licik.

Malah curang anying. Pas Carl masang helmnya, dia malah main tancap gas.

Carl geleng-geleng kepala. Dia langsung mengejar Jones.

Poof! Carl tiba-tiba muncul disamping Jones.

"Lah?" Jones melihat tidak percaya. Kok dia udah disampingnya aja?

Carl tidak mempedulikannya, lalu menambah kecepatan sambil berkata, "Yang terakhir sampai adalah telur busuk!"

SMA Criminal Case | Kelas X-3Where stories live. Discover now