Bab #5

13 1 0
                                    

Akhirnya jam pulang tiba juga.

Seperti biasa, Jones nawarin tumpangan buat Alex ama Ramirez. Alex setuju. Ramirez sekali lagi nolak, dia bilang mau jalan kaki aja.

Kebetulan, ternyata Carl juga membawa motor. Dan parkirnya persis di sebelah motornya Jones.

"Motor lu?" Jones bertanya.

Carl mengangguk, sambil memasang airpods di telinganya.

"Barengan yuk!" Jones menawari.

Carl hanya mengangkat bahu, lalu mengangguk sambil kemudian memasang helm.

Mereka kemudian berkendara bersisian, karena kebetulan lagi, arah rumah mereka sama.

Jones mengantar Alex pulang lebih dulu.

"Jangan lupa PR biologi besok, bro." kata Alex.

"Iyo."

Jones dan Carl langsung tancap gas, membalap satu sama lain.

Tiba-tiba Carl berhenti di sebuah rumah besar.

Jones ikut berhenti. "Napa lu?"

"Apanya?" Carl menoleh. "Ini rumahku."

Jones langsung menganga. Rumah besar ini rumahnya? Fiks, anak horang kaya asli!

"Gilek! Sekaya apa sih keluarga lu?!"

"Aku tidak tahu. Yang pasti, sangat kaya sampai ayahku membelikanku rumah ini hanya untukku."

"Orang tuamu?"

"Mereka tidak ikut pindah ke Jakarta. Mereka berada di Bali untuk sekarang ini, dan akan kembali ke Canberra dua hari lagi."

"Gilek. Literally. Itu aja yang bisa gua bilang."

Carl hanya bergumam pelan, turun dari motornya, hendak membuka pagar rumahnya.

"Eh bentar," Jones mencegahnya.

Carl menoleh.

"Gua boleh hengout di rumah lu dulu gak?" Jones malu-malu. "Sekalian ngerjain tugas biologi."

Carl menyipitkan matanya. "Bilang saja kau itu malas pulang ke rumah."

Jones tertawa pelan. Itu berarti benar.

Carl memutar matanya. "Baiklah, sebelum kau memaksa."

Carl membuka pagar rumahnya dengan sekali dorong, lalu kembali ke motornya, memasang kembali helm.

"Parkirkan saja nanti motormu di garasi."

Jones mengangguk, mulai mengikuti jejak motor Carl.

***

Setelah di garasi, Carl mengizinkan Jones masuk ke dalam rumahnya. Modelnya kayak rumah besar kebanyakan. Interiornya mewah, dan kesan gelap terangnya menambah kesan elegan rumah ini.

"Gak capek apa lu?" Jones bertanya.

Carl menoleh. "Apanya?"

"Kan rumahnya gede. Gak capek apa ngurusinnya? Mana lu harus bayar listrik ama airnya juga."

"Soal tagihan itu, ayahku yang mengurusnya. Kalau kebersihan, aku punya dua pembantu yang mengurus itu, tapi aku hanya memanggil mereka seminggu sekali. Kau tidak perlu membersihkan rumah ini setiap hari."

"Jadi lu kayak mandiri gitu?"

"Iya."

Jones ber-oh pelan.

Mereka langsung duduk, mengeluarkan buku tugas biologi mereka, lalu dengan sigap mengerjakan PR mereka.

Atau lebih tepatnya, Carl yang mengerjakannya. Jones sih nyimak, ikut nyatat.

SMA Criminal Case | Kelas X-3حيث تعيش القصص. اكتشف الآن