Dia sudah pergi | END

994 88 5
                                    

Hold Me Tight
============

Rasanya baru kemarin Jimin melihat Taehyung berkeliaran di rumah. Di kamarnya yang sering kali pintunya itu tertutup rapat dan terkunci dari dalam. Padahal sudah beberapa kali mendapat teguran baik itu dari Yoongi maupun Seokjin yang melarangnya mengunci kamarnya. Takut ada kejadian darurat. Mereka tidak bisa sigap menolong. 

Lantas kenapa hari ini ketika ia membuka mata dalam kamarnya. Seluruh orang di rumah terlihat begitu sedih. Semua anggota keluarganya memakai pakaian berwarna hitam. Jas hitam dan celana berbahan kain dengan warna senada.

Tak ada senyum yang muncul di wajah-wajah mereka. Seluruh sanak keluarga yang biasanya tidak pernah berkumpul di rumah. Hari ini, mereka berkumpul dan membuat mansionnya terlihat ramai. Ia melihat ada beberapa orang yang dikenalnya seperti teman-teman sekelas Taehyung. Bapak-bapak dan Ibu-Ibu yang sepertinya rekan kerja masing-masing Hyungnya. Dan lainnya, Jimin tidak mengenal mereka.

Jimin mengernyit melihat ratusan buket bunga yang bersusun berjejer rapi di salah satu ruangan. Itu bunga kesukaan Taehyung. Iya, semuanya. Semua bunga kesukaan adik kembarnya. Mulai dari ukuran kecil, sedang, hingga sebesar kulkas mereka.

Dengan langkah ringan, Jimin tiba-tiba tersentak saat kedua lengannya ditarik oleh Namjoon.

"Hyung? Kenapa ramai sekali," keluh Jimin penasaran.

"Sebelumnya aku bahkan dipaksa mereka(maid) berganti pakaian dengan jas ini, sebenarnya ada apa?"

Namjoon masih diam tanpa mau menanggapinya. Ia terus menuntun langkah Jimin menuju ruang utama.

"Hyung dengar tidak? Kenapa semua orang memakai jas, kenapa harus warna hitam. Hyung tau aku tidak suka dengan warna ini."

Jimin menunduk sambil masih berjalan. Kakinya sedikit pincang, itu karena ia ingat tentang kejadian di laut waktu itu. Namjoon masih setia membantunya berjalan, memapahnya. Kakinya cedera karena terjun dalam posisi yang tidak siap. Ia memandang pakaiannya sekarang. 

Jimin tidak suka dengan hitam. Karena warna ini mengingatkannya pada kejadian di masa lalu. Hari dimana ia kehilangan kedua orangtuanya. Dulu seluruh orang di rumah juga berpakaian dengan warna ini. Jimin trauma.

Begitu sampai di aula. Langkah Jimin berhenti. Tatapannya menajam. Memandang sebuah peti yang terbuka, belum ditutup. Itu peti mati. Jimin tidak buta untuk mengenali benda kotak berwarna putih itu dari kejauhan sekali pun. Disamping benda itu ada, Seokjin, Yoongi, serta Jungkook yang menangis dengan sesegukan.

"Hyung, apa maksudnya-" Jimin menatap Namjoon.

"Hyung harap kau menerima semua ini," 

"Hyung bicara apa? Kenapa ada peti di rumah kita? Si-siapa?"

Ia melangkah terburu-buru mendekat.

"Jimin-ah" panggil Seokjin begitu menyadari adiknya yang lain ingin mendekat. Ia langsung meraih tangan Jimin yang kesusahan berjalan.

Jimin menatap Seokjin meminta penjelasan. Seokjin malah menjadi menangis.

"Kalian semua kenapa menangis? Kenapa kita memakai pakaian seperti ini? Aku tidak suka warna hitam, Hyung masih ingat kan. Dan kenapa mereka berkumpul di rumah kita,"

Jimin menatap satu per satu wajah orang-orang di sekitarnya. Mereka membisu tanpa mau menjelaskan dan mengurai rasa kebingungan dan penasarannya.

Seokjin merengkuh Jimin. Memeluknya dengan erat. Hingga pandangan Jimin tertuju pada sesuatu hal yang ada di belakang punggung hyungnya.

Hold Me Tight✓Where stories live. Discover now