Justice

468 54 196
                                    

This chapter perhaps not your cup of tea, tapi baca aja semuanya kalo ga mau ketinggalan plot 

This chapter perhaps not your cup of tea, tapi baca aja semuanya kalo ga mau ketinggalan plot 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingi baru kembali ke Strictland pagi harinya.

Ia melihat Hongjoong sedang mengatur tumpukan kartu remi, Seonghwa menggelar rencana gambling mereka di masa yang akan datang, dan Yeosang meninjau statistik permainan mereka. Sedangkan Minju yang gender dan usianya berbeda sendiri, duduk di atas permukaan karpet tebal berbulu lembut dengan beberapa mainan di sekelilingnya.

Ia bermain dengan sebuah guling berwarna-warni yang menjadi mainan favoritnya saat ini, juga beberapa plushie berbentuk berbagai macam hewan pemberian San. Semua mainannya aman, ia dijauhkan dari barang-barang keras dan tajam yang berbahaya. Sambil merangkak kecil, ia tertawa dengan gembira saat bermain dengan benda-benda lembut itu. Meremasnya, memukul-mukulkannya ke karpet, bahkan menggigitinya hingga basah oleh air liur.

“Pergi malam-malam bersama Yunho, baru pulang pagi hari. Habis sibuk berolahraga ya semalaman?” Yeosang menyambut Mingi dengan sebuah innuendo jokes.

Mingi hanya tersenyum miris sebagai tanggapan. “Kau sudah sembuh, Hwa? Tidak sakit untuk kembali beraktivitas di luar kamar?” ia mendudukkan dirinya di sofa single, terlihat sangat kelelahan. Seperti habis mengurus atau menyelesaikan sesuatu di luar sana.

“Sudah jauh lebih baik, stroberi dari Hongjoong benar-benar bekerja dengan baik. Lagi pula di dalam kamar terus bosan. Minju juga tidak akan tahan kalau aku terus-menerus mengawasinya di kamar.”

Mingi mengangguk paham.

“Kau sudah sarapan? Aku membuat kimbab gurita dan greyanppang,” tawar Hongjoong.

“Sudah, terima kasih atas tawaranmu. Nanti akan kumakan kalau aku sudah lapar lagi. Jadi paling nanti siang, pokoknya aku akan memakannya.”

“Well, untuk ukuran seseorang yang sudah sarapan, kau terlihat gelisah. Ada yang ingin kau sampaikan?” heran Yeosang, seperti bisa menangkap suatu kejanggalan dari raut wajah leader-nya.

Mingi menarik napas dalam-dalam, mengembuskannya keras. “Allen bilang tersangka kasus tabrak lari Yeosang adalah Abigail Jones,” ungkapnya to the point.

“Kau mengenalnya? Barang kali ia ada suatu dendam padamu?” tanya Seonghwa pada Yeosang, lalu mengalihkan tatap pada Hongjoong dan Mingi. “Atau kalian mengenalnya? Mungkin ia punya masalah dengan Tricky House sebelum aku dan Yeosang bergabung?”

Yeosang dan Hongjoong menggeleng bersamaan, tidak memiliki gagasan apa pun soal nama yang Mingi sebutkan.

“Tentu saja kalian tidak akan tahu. Di antara kita, tidak ada yang mengenalnya,” balas Mingi.

“Lalu? Apa tujuan ia melakukan itu? Tidak mungkin seseorang tiba-tiba saja ingin mencelakai Yeosang tanpa alasan kan?”

“Kalau begitu, ia hanya orang suruhan? Dan siapa pun yang memintanya, mengenal kita?” Hongjoong membuat hipotesa.

Tricky House 🎲 joonghwa [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang