Desire Treasure

601 70 138
                                    

Seonghwa tidak menyangka jika hidupnya akan dipenuhi lokasi-lokasi yang terletak secara underground sebagai tempat-tempat ia singgah semenjak ia mengenal Hongjoong. 

Dan hari ini ia kembali menambah satu dalam daftar bangunan bawah tanah yang akan sering ia kunjungi di masa yang akan datang.

Ini bukanlah Akihabara, kota dimana adult amusement park bernama Love Merci berada. Pornografi bukanlah hal yang dianggap tabu di Jepang. Mendapatkan barang-barang terlarang yang bersangkutan dengan itu adalah hal yang sangat mudah tanpa perlu menunjukkan KTP atau kartu mahasiswa. Bahkan bangunan itu berdiri dengan gagah setinggi lima lantai.

Tapi Seonghwa dan Hongjoong masih berada di Korea Selatan. Meskipun negara tempat mereka lahir, dibesarkan, dan hidup—dan mungkin akan mati di sana—itu bertetangga dengan Jepang, keduanya tetaplah negara yang berbeda. Dengan sistem dan peraturan yang berbeda.

Jika di negeri sakura para gadis tidak dilarang untuk mengayuh sepeda ketika hanya mengenakan rok di atas paha, di negeri ginseng gadis-gadis itu bahkan akan dilarang untuk memamerkan paha mulus mereka ketika mereka hanya sekadar duduk di kursi atau di lantai.

Jadi toko dewasa pun memiliki lokasi yang disembunyikan. Bahkan di beberapa kota, toko-toko semacam itu terletak di tempat tersembunyi yang sudah membuat jutaan orang tersesat ketika mencarinya.

Dan Hongjoong sangat beruntung karena ia memiliki peta tempat yang menjadi tujuan ia saat ini. Dan sekarang ia sudah tidak membutuhkannya karena ia sering mendatangi tempat itu hingga ia sudah hapal jalan-jalan, belokan, dan persimpangan yang akan ia lalui.

Ia membawa Seonghwa memasuki sebuah pintu besar dengan warna-warni lampu terang yang membentuk tulisan Desire Treasure. Seonghwa merasa takjub melihat benda-benda tidak biasa yang ia lihat sejauh mata memandang di dalam ruangan luas itu. Benar-benar luas, seperti pusat perbelanjaan terbesar di tengah ibukota.

Beberapa pelayan pria dan wanita tampak menata stok barang-barang pada rak-rak di beberapa tempat. Mereka memakai identitas yang sama. Kuro nekomimi; telinga kucing hitam dalam kasus ini dalam bentuk bandu, di kepalanya dan choker merah berbandul keperakan dengan ukiran inisial DT di permukaannya di lehernya.

Dan beberapa pelanggan tampak berkeliling dan melihat-lihat. Beberapa datang sendirian. Beberapa berpasangan. Dan yang lainnya berkelompok dengan menggunakan baju seragam sekolah SMA favorit di kotanya. Dan Hongjoong yang membawa bayi di dadanya berhasil menjadi pusat perhatian. Hei, tidak ada yang pernah membawa anak-anak ke tempat seperti ini. Hongjoong adalah satu-satunya dan ia sama sekali tidak merasa malu dengan itu.

Seorang pria manis berjalan menghampiri Seonghwa dan Hongjoong. Entah bagaimana pemilik toko itu terlihat paling cocok dengan telinga kucing dan chokernya dibandingkan para pelayannya.

“Kukira kau sudah tidak membutuhkan barang-barang istimewa lagi sehingga kau sudah meninggalkan tempat ini terlalu lama?” Itu adalah ucapan selamat datang darinya untuk Hongjoong. “Terutama pada akhirnya kau tidak bisa mengendalikan populasi karena menolak kondom rasa stroberi yang kutawarkan di sini,” lanjutnya ketika melihat Hongjoong membawa bayi di dadanya.

“Beberapa belas bulan aku meninggalkanmu tidak sedikit pun mengubah kecerewetanmu Kim Jungwoo.”

“Kau benar-benar pandai di bidang apa pun. Bahkan kau berhasil memilih yang terbaik untuk dijadikan pasangan hidupmu.”

Seonghwa berterimakasih pada pujian secara tidak langsung Jungwoo barusan. Dan tidak lama pria itu sudah membawa Seonghwa dan Hongjoong dalam sebuah tur dan memperkenalkan banyak benda pada Seonghwa. Tidak semuanya. Karena ia yakin Seonghwa sudah tahu sebagian yang umum yang bisa ia temukan di dalam film atau internet.

Tricky House 🎲 joonghwa [⏹]Where stories live. Discover now