Dice Grotto

676 88 185
                                    

Previously ... 

Ketika telapak tangan Yeosang membentur sesuatu di depannya, ia menyentuhkan telapak tangan itu sekali kali lagi di sana selama beberapa detik lebih lama.

Hingga dinding itu bergeser, perlahan cahaya terang mengiluminati lorong gelap itu. Semakin lebar dinding terbuka, semakin terang asupan cahaya yang bisa mereka rasakan. Kedua pasang kelopak mata secara spontan menyipit seiring pupil yang menyusut dihabiskan irisnya.

Mereka melepaskan genggaman. Menginjak tempat itu. Menelusurkan pandangan ke sekeliling dengan bingung.

“Kenapa kita berada di tempat seperti ini?”

“Kenapa kita berada di tempat seperti ini?”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Flashback

.

Yang mereka lihat, mereka berada di dalam sebuah tempat tertutup.

Cukup luas untuk dijadikan ruang makan. Cahaya terang yang menyinari mereka bukanlah matahari melainkan cahaya artifisial dari sebuah lampu besar.

Mereka juga tidak sedang menghirup bersihnya udara segar di alam terbuka melainkan udara seadanya di sebuah tempat di bawah tanah.

Beberapa peti kayu yang entah apa kontennya. Siapa pun yang melihat mungkin ingin menerka? Tapi tidak jika rak yang berdiri kokoh mengitari seluruh penjuru ruangan berisi botol-botol persediaan minuman beralkohol dan berbagai macam permen itu berhasil membuat perhatian mereka terdistraksi. Dan lebih memilih untuk menjadikan pet-peti yang tersebar di beberapa sudut ruangan itu sebagai tempat duduk terlebih karena tidak ada kursi di sana.

Ketika deritan pintu terdengar, keduanya memutar otot leher untuk menoleh ke sumber suara.

“Lorong darurat yang Mingi rancang memang sangat berguna,” ujar seseorang yang baru saja memasuki ruangan.

“Wooyoung.” Gumaman Seonghwa bisa didengar siapa pun di sana. Ia menatap heran pria itu dan bertanya-tanya tempat apa ini? Mereka masih berada di dalam Strictland kan? Lalu kenapa ada Wooyoung di sini? Apakah pria itu tidak termasuk dalam daftar hitungan orang lain yang seharusnya tidak boleh memasuki markas Tricky House itu?

“Hai Seonghwa. Dan ... kau pasti Yeosang? Member baru Tricky House lainnya?”

“Ya. Jongho yang membawaku.” Yeosang sedikit menjelaskan tanpa diminta. Ia merasa bangga karena menjadi pihak yang dibutuhkan salah satu kelompok gambler paling tangguh dan berpengaruh di ibukota hingga direkrutnya.

“So you’re Jongho new boyfriend?”

“Nah, we’re just ... a regular friend.” Yeosang tersenyum singkat yang bercampur canggung pada pertanyaan di mimik wajah Wooyoung. Ia jadi terpikir, benarkah dirinya dan Jongho hanya bisa menjadi sekadar teman?

Wooyoung tertawa ringan. “Tentu saja. Ia tidak akan secepat itu melupakan Felix.” Kalimat itu membuat dahi Yeosang mengerut. Entah bagaimana ia tidak menyukai kalimat itu.

Tricky House 🎲 joonghwa [⏹]Where stories live. Discover now