Calleya belum sempat berkata apapun, Archer sudah menempelkan bibirnya.

Archer menahan gemas melihat mata istrinya yang membulat. Perlahan, Archer menggerakkan bibirnya, menghisap bibir manis Calleya. Tak kunjung mendapat balasan, Archer menggigit kecil bibir istrinya hingga membuat Calleya meringis. Archer memanfaatkan hal itu untuk memperdalam ciumannya. Lidahnya menelusup masuk mengajak lidah Caeya berperang. Sebelah tangan Archer menahan tengkuk istrinya.

"Makasih Tuhan! Doa watashi dikabulkan," batin Calleya senang. Gadis itu membalas ciuman Archer. Semalam, Calleya memang berdoa agar bisa kembali merasakan bibir Archer. Jiwa-jiwa jablaynya meronta-ronta ingin keluar.

Bahagia. Archer merasa sangat bahagia, hubungannya dengan Calleya semakin membaik.

"Bagus ya kalian! Aku bosan menunggu kalian di ruang makan dan kalian malah enak-enakan disini," ujar Queenie memandang datar kedua insan yang wajahnya sama-sama bersemu.

"Bibi mengganggu," kesal Archer.

"Ups! Maafkan aku," balas Queenie dengan wajah tanpa rasa bersalah.

"Cepat turun!" Suruh Queenie.

Perempuan itu meninggalkan Archer dan Calleya. "Kalau tidak ku hentikan, pasti mereka akan berbuat semakin jauh," gerutu Queenie.

Queenie tidak ingin mendengar berita kehamilan Calleya secepatnya. Jika Calleya hamil, itu artinya dirinya harus menikah. Belum ada lelaki yang berhasil mendobrak hati bekunya. Queenie pernah terjatuh, ia pernah ditinggalkan oleh kekasihnya tanpa ada penjelasan. Sampai sekarang pun, Queenie tidak tau dimana kekasihnya berada.

Archer dan Calleya menyusul Queenie ke ruang makan. Ketiganya menyantap sarapan dengan tenang.

"Ayo berangkat," ajak Queenie setelah selesai sarapan.

***

Mata Archer tak pernah lepas dari Calleya. Istrinya terlihat sangat cantik dan anggun kala mengenakan gaun pengantin yang sudah Queenie pilihkan. Archer jadi teringat waktu akad nikah dirinya dan istrinya empat bulan yang lalu, belum ada dua jam Calleya sudah melepaskan gaunnya.

"Kedip Om!" Seru Calleya.

"Haha. Suamimu terpesona Nona," Sahut Fasya, sahabat Queenie sekaligus pemilik butik.

"Memang tidak salah pilihanku, Leya gaun itu cocok sekali denganmu," puji Queenie.

Calleya tersenyum kikuk. Dimatanya, semua gaun pengantin terlihat sama.

"Coba kalian berdua berdiri disana, aku ingin memotret kalian," suruh Queenie.

Archer dan Calleya melakukan pose yang diperintahkan Queenie dan sahabatnya.

"Bibi cukup. Istriku bisa kelelahan karena mu," ucap Archer ketika Queenie tidak henti-hentinya menyuruh mereka berganti pose.

"Maaf-maaf. Kalian berdua sangat terasi," tutur Queenie.

"Serasi bodoh!" Fasya menggetok kepala sahabatnya.

"Lebih baik kalian segera berganti pakaian," ucap Fasya pada Archer dan Calleya.

"Kamu sendiri kapan menikah, Queen?" Tanya Fasya.

My Husband is Antagonist NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang