35

36.1K 2.1K 676
                                    

ROMEO UPDATE🦋
HAPPY READING!

••••

Bulan bulan berlalu.

Usia kandungan Evelyn sudah memasuki bulan ke tujuh.

Sejak saat itu, penjagaan di mansion Romeo semakin ketat. Dua kali lebih ketat dari biasanya. Hal itu tentunya adalah bentuk siaga dari Romeo jika Evelyn kembali berulah untuk kabur darinya.

Sedang Evelyn sudah tidak kaget lagi dibuatnya. Nasibnya memang begini kan? Dikurung bagai tahanan kejahatan.

"Nyonya, jika anda butuh sesuatu katakan saja."

Evelyn mengabaikan kalimat maid itu, yang telah ke empat kalinya mengatakan hal yang sama. Ia lebih memilih diam bersandar di sofa panjang ruang olahraga, yang kini lampunya diredupkan menjadi temaram.

Saat ini, ia tidak membutuhkan apapun selain ketenangan.

"Sayang?"

Namun sepertinya semesta tidak akan mengizinkannya. Sebab dimanapun ia mencari ruang untuk sendirian. Romeo pasti selalu datang menemuinya.

"Kenapa di sini? Di sini panas. Pindah ya?"

Evelyn merasakan rangkulan di pundaknya. Aroma parfume khas Romeo juga masuk ke indra penciumannya, pertanda bahwa pria itu kini telah di dekatnya.

Mata Evelyn terbuka, ia menoleh ke arah pria yang berstatus sebagai suaminya. "Aku ingin di sini," sahutnya.

Romeo menatap Evelyn lama, lalu atensinya berpendar ke segala penjuru ruang gym di rumahnya. Menatap waspada. Khawatir Evelyn menyembuyikan seseorang di ruangannya.

"Pindah."

"Tidak mau Meo."

"Pindah atau aku akan membunuh Zoya."

Evelyn memejamkan matanya dengan helaan nafas lelah. Ia akhirnya menganggukan kepala dan pasrah kala Romeo mengangkat tubuhnya keluar dari ruangan olahraga.

Sejak kejadian itu. Romeo selalu mengancamnya dengan ancaman yang sama. Dia— akan membunuh Zoya jika saja Evelyn tidak menuruti perintahnya.

Evelyn bisa saja melakukan percobaan kabur lagi. Namun hal itu hanya akan membuat Zoya dalam bahaya. Dan dengan kemungkinan terburuk, ia akan kembali tertangkap seperti sebelum-sebelumnya.

Jika begitu, semua akan kacau. Nyawa Zoya taruhannya, dan ia kembali lagi ke sisi Romeo dan menjadi tahanannya.

Jadi begini lebih baik. Walau berkali-kali posisi ini kerap ia debatkan dalam hati. Oh Tuhan, sudah berapa kali ia terplanting dalam keadaan ini? Terseret lalu pasrah, mencoba lari lalu pasrah lagi. Begitu saja terus hingga rasanya ia ingin mati.

Evelyn tak takut mati. Ia hanya takut pada penyiksaan dan penderitaan. Terlebih sekarang ada janin dalam kandungan yang tengah ia pertaruhkan.

"Jangan banyak melamun Evelyn." Dalam langkahnya, Romeo memberikan peringatan. "Ingat kata dokter."

Evelyn mengangguk, dan membenamkan wajahnya dalam di dada suaminya. Dalam diam ia hirup dalam-dalam aroma tubuh pria itu. Mengenyangkan keinginan dalam dirinya. Keinginan bayi dalam rahimnya.

Romeo AlmaheraWhere stories live. Discover now