01

61.7K 3.6K 332
                                    

Happy reading!

Evelyn mematut dirinya di kaca, ia mengatur nafasnya berkali-kali menstabilkan kegugupannya. Hari ini ia akan memenuhi panggilan interview dari salah satu tempat kerja yang dilamarnya, jadi Evelyn harus menampilkan yang terbaik.

"Ayo semangat Ev! Nanti kalau kamu lolos kerja, gaji pertamanya bisa beli karangan bunga untuk makam nenek," ucap Evelyn menyemangati dirinya sendiri.

Evelyn menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskan nafasnya perlahan, ia menarik senyuman sebaik mungkin dan beranjak dari meja riasnya. Namun, baru saja ia membuka pintu. Evelyn dikejutkan dengan kedatangan Naomi yang heboh.

"OMO! EVELYN! LO MAU KEMANA?!" Pekikan Naomi membuat Evelyn spontan menutup telinganya yang pengang.

"Ish Naomi kebiasaan teriak-teriak mulu!" ucap Evelyn kesal, yang hanya dibalas kekehan konyol oleh temannya itu.

"Sory, Lyn. Lagian tumben banget lo pake baju item putih gitu, kaya mau interview kerja aja."

Evelyn mengangguk polos. "Kan Ev emang mau mau interview, Naomi."

Mata perempuan cantik itu membola. "Seriously?!"

Evelyn kembali mengangguk. Mata Naomi lalu menelisik penampilan Evelyn dari atas sampai bawah. "Pakai baju gembel gini? Astaga Evelyn. Ganti-ganti!"

Evelyn mendengus sebal mendengar ucapan sahabatnya itu. "Gembel darimana, sih? Ini tuh kemeja terbagus Ev tahu!"

"Ah berisik lo bocil!"

Tidak mau berdebat, Naomi menarik Evelyn masuk ke dalam. Perempuan itu menekan bahu Evelyn untuk duduk di sofa. Evelyn memberengut, padahal sedari tadi Naomi yang berisik.

"Tunggu di sini, jangan kemana-mana!" Titah Naomi galak, Evelyn sendiri hanya bisa pasrah. Naomi dengan cekatan menelpon seseorang yang menjadi asisten pribadinya. "Zi, bawain gue beberapa baju yang cocok buat interview. Ambil di walk in closet gue yang kanan, soalnya kalau yang kiri udah gua pake semua." Evelyn memperhatikan Naomi yang sibuk mengoceh.

"Yang baru lah! Enak aja yang pernah gue pake. Ini tuh buat Evelyn, sahabat gue! masa gue kasi Evelyn bekas sih?! Udah buruan, sepuluh menit gue tunggu." Naomi nampak menghembuskan nafas kasar, raut wajahnya galak sekali. "Kerumah Evelyn lah, Zi. Gue kan ga punya temen selain Evelyn. Udah jangan banyak tanya, gue potong gaji tahu rasa lo!"

Naomi mematikan panggilan, perempuan itu duduk di samping Evelyn dan mengeluarkan alat make up yang ia bawa di tas nya. "Interview kerja itu harus cantik, Lyn. Ya minimal cuci muka lah!" Oceh Naomi, dengan tangannya yang sibuk memoleskan foundation ke wajah Evelyn.

"Ev cuci muka kok Naomi! Cuma Ev nggak dandan aja," sahut Evelyn. Untung Evelyn sangat menyayangi Naomi yang dia anggap seperti saudaranya sendiri. Kalau tidak, sudah Evelyn jahit mulut merconnya itu.

"Naomi jangan tebel-tebel, ih..." Evelyn memprotes, karena selera make up Evelyn dan Naomi jauh berbeda. "Nanti Ev kaya badut gimana?" Naomi mendengus, ia menyentil bibir Evelyn yang sedari tadi terus saja rewel.

"Udah deh, percaya sama gue." Evelyn pasrah sepenuhnya, semoga saja ia tidak terlambat hanya karena ini.

Asisten Naomi benar-benar datang tepat waktu, ia menyerahkan beberapa baju kepada Naomi. Dan Evelyn mencobanya satu persatu yang sekiranya cocok.

Romeo AlmaheraWhere stories live. Discover now