25

30.9K 2.1K 1.4K
                                    

ROMEO UPDATE🦋
HAPPY READING!

• 900 vote - 900 komen for the next chapter •

•••

Tangan Romeo mengepal, ia menyentak tangan lancang itu dan—

PLAK!

Satu tamparan keras Romeo berikan. Ia menatap gadis di depannya begitu berang. Berani sekali dia menyingkirkan Evelynnya begitu saja.

"Lancang!" Romeo menggeram.

"Bondan!" Panggil Romeo kencang, membuat pria bernama Bondan itu berlari menghampiri.

"Saya, Tuan."

Bugh!

Bondan terbatuk menahan sakit di dadanya kala Romeo memukulnya kencang dengan tatapannya yang masih menghunus tajam ke arah wanita itu.

"Kau membiarkannya masuk ke ruang kerjaku?"

"Maaf Tuan, say—,"

"Kau membiarkan perempuan sialan ini, duduk di kursi kerjaku?" Romeo bertutur lagi, lebih kepada penekanan atas kelalaian Bondan. Membuat pria itu menunduk dalam. Menyadari kesalahannya. 

"Bagaimana jika istriku salah paham?" Kini Romeo menoleh ke arah pria itu, menatapnya datar dengan aura gelap mengerikan. "Kau mau bertanggung jawab untuk itu?"

Bondan kian menunduk tak berani mengangkat kepalanya. Dari sekian banyaknya kesalahan. Inilah kesalahan paling fatal yang dibuatnya.

"Maaf Tuan."

Prang!

Romeo melempar vas bunga itu ke dinding. Hancur berkeping kala ia mengantamnya begitu keras. "AKU TIDAK BUTUH PERMINTAAN MAAFMU. JAUHKAN WANITA MENJIJIKAN INI DARI HADAPANKU SEKARANG!" Sentak Romeo.

Berusaha kuat pria itu menahan amarahnya, namun tak bisa. Kendalinya lepas begitu saja. Emosinya meletup di udara karena perempuan sialan itu.

Hal itu tentunya membuat semua yang menyaksikan ketakutan. Termasuk Evelyn yang sedari tadi diam mencoba mencerna akan apa yang baru saja terjadi. Berdebar kuat dada perempuan itu ketakutan, kemarahan yang Romeo tunjukan sekarang berhasil memancing ingatannya akan perlakuan buruk yang pernah pria itu berikan padanya.

Tanpa sadar, Evelyn perlahan mundur menjauh dari pria itu.

"JAUHKAN DIA DARIKU! JAUHKAN ORANG SIALAN ITU DARIKU!"

Bondan langsung menarik Amberly— yang menjadi pelaku kemarahan Romeo— namun sialnya gadis itu terus menggeleng menolak, dan berkata masih ingin di sini bersama pria itu.

"Ayo keluar, Nona."

"Tidak mau! Aku ingin bertemu kak Romeo!"

Melihat perdebatan itu, Romeo dibuat kian berang. Terlebih kala melihat istrinya yang sudah tak lagi di sampingnya. Melainkan mundur ke belakang menjauh darinya.

Jika tak ada Evelyn di sini. Sudah ia bunuh perempuan sialan itu sekarang juga. Lihat saja, setelah ini. Ia akan habisi tanpa tapi perempuan itu.

Romeo AlmaheraWo Geschichten leben. Entdecke jetzt