EPILOG : Mengambil Kesempatan; Sekarang!

92 3 0
                                    

Kyujin menundukkan kepalanya, menyembunyikan rautnya yang penuh haru. Sepertinya ia gagal mempertahankan ekspresi datar untuk wisuda kali ini. Karena ketika SD, Kyujin bangga akan dirinya yang sama sekali tidak menangis. Katakanlah  pertemanannya saat itu tidak terlalu memancing sentimen.

"Noona! Noona nangis?" Tanya Yujin pelan.

"아니죠~! (nggak, tuh~!) aku cuma baper sama hadiah-hadiah kalian!" Bibir Kyujin mencebik lucu. "Tau aja aku suka ngemil jajan, bukan bunga."

Kyujin memeluk erat buket-buket snack yang ia terima. Entah itu Yujin, Matthew, Gunwook bahkan Taerae berpikir Kyujin adalah tipe gadis yang lebih suka diberi hadiah makanan ketimbang bunga.

Kemungkinannya kalau diberi bunga, gadis itu menangis. Baper.

"Ini mungkin terakhir kalinya aku bisa..." Ujar Taerae, mulai menangis palsu. "Manggil kamu... Cinta..."

"Hyung!" Tegur Jiwoong, matanya membelalak total. Yang mana rautnya itu mengundang ekspresi heran dari Kyujin.

"Eeeh, tapi kan kita saling mencintai, ya gak? Ya, kan? Mosok nggak, sih? Kan pokoknya nggak sama kayak nanti cara—"

"Eh, eh, eh. Seok Matthew, di bibirmu ada anunya." Taerae membuat gestur menunjuk bibirnya sendiri. Matthew langsung diam dan mencari-cari barangkali ada yang menempel.

"Hah?" Matthew mengernyit heran.

"Ada resletingnya. Dirapetin, gih." Ujar Taerae.

"Eh, apa, sih...? Ah, ya, omong-omong keknya kita formasi lengkap, ya?" Kyujin mengedarkan pandangannya. "Ada semua kecuali,... emm mas Ricky." Ia menunjukkan cengirannya di akhir kalimat. Beberapa dari mereka mulai memberikannya tatapan misterius.

"Ah, udahlah. Kalo gak ada ya noona aku ajak kabur aja."

"Kabur apaan?"

Suara berat Ricky terdengar lumayan keras, memotong celetukan Yujin. Rupanya lelaki itu telah tiba.

"Yah, udah dateng..." Keluh Yujin sambil memonyongkan bibirnya.

"Aah, uwaaaah~!! Mari kita sambut calon p—"

Kyujin menoleh ke belakang, hanya untuk melihat Hanbin dibekap oleh Hao. Mereka berdua hanya melambaikan tangan, di saat yang bersamaan.

"Mau jalan keluar sedikit? Di sini banyak orang, sesek." Ajak Ricky. Kyujin pun mengangguk antusias.

Setelah Kyujin menitipkan buket snack-nya, ia mulai berjalan keluar bersama Ricky. Suasana luar bangunan hotel lokasi wisuda Kyujin lumayan dekat dengan alam terbuka. Terdapat hamparan rumput luas yang sekelilingnya banyak pepohonan. Mereka berbincang santai sambil menikmati udara segar. Beruntung siang itu tidak terlalu panas, maka Kyujin yang mengenakan baju semi formil pun tidak gerah kepanasan.

Sebenarnya Kyujin ingin memakai kebaya namun akhirnya ia hanya mengenakan blouse putih dan rok batik semata kaki.

"Kamu mau daftar di SMA lulusan mas?" Tanya Ricky. Ia juga sudah lulus SMA, omong-omong. Wisudanya baru saja dilaksanakan dua hari lalu.

"Iya, kan deket."

"Nanti mas yang anter jemput, ya? Mau, kan?"

"Aah,... ya, bo'ong ding kalo aku bilang aku gak mau. Cuma kan jaraknya lumayan jauh... Aku di rumah, mas di rumah yang sana,... dan itu setiap hari!"

"Mas kan gak bakal nawarin sesuatu kalo nggak nyanggupin."

"Gitu, ya..." Kyujin mengangguk pelan. Memang sebenarnya SMA tujuannya agak sedikit lebih jauh daripada SMP-nya dulu.

[✓] My Guardian Devil ㅣ Kim Gyuvin-centricOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz