BAB 1 : Pembawa Perubahan

198 14 0
                                    

Kim Kyujin—seorang gadis yang kini menduduki kelas tiga SMP—tengah sibuk membolak-balik halaman buku ensiklopedi fauna. Ia bermaksud mencari tahu soal objek yang baru saja ia temui di jalan, yaitu sebuah telur.

Benda lonjong itu memiliki wujud menyerupai telur ayam biasa, namun warnanya hitam mengkilap. Kyujin sempat mengira telur itu hanya imitasi, tetapi ide itu ia tepis karena keyakinan hatinya sendiri. Tidak valid—mungkin—hanya saja gadis itu tak mau membunuh makhluk yang bahkan belum menyaksikan indahnya dunia luar.

"Kamu apaan, sih??" Kyujin mengacak rambutnya, shaggy haircut miliknya semakin berantakan. "Mosok kamu telur burung emu??"

Ia tatap benda lonjong itu, berharap penghuninya memberi jawaban.

Ya, bisa aja. Nanti kan menetas.

Bisikan author ternyata sampai ke dalam otak cerdas Kyujin, terbukti oleh dirinya yang menutup buku dan mengembalikannya ke rak. Bagaimana juga langit sudah gelap. Si gadis juga telah menghabiskan makan malamnya dan mengizinkan pembantu rumah satu-satunya untuk beristirahat. Rumahnya yang sunyi pasti akan membantunya tidur nyenyak dengan mudah.

"Selamat tiduuur~!!" Kyujin membanting dirinya ke kasur dan memejamkan matanya. Esok ia masih harus pergi ke sekolah.

——

Masih pada malam itu, pada pukul dua belas—tepat tengah malam.

"Kim Kyujin." Terdengar suara asing menyapa pendengaran si gadis, membuatnya terbangun secara perlahan.

"Hadir."

"Aku di sini untuk melindungimu."

"Iya..."

"Aku akan memberimu kesempatan untuk melihat jalan tindakan yang diarahkan padamu."

"Ongkhey..."

"Aku akan selalu ada di sisimu, memberimu rasa nyaman atas kehadiranku."

"Cieee mas crush, sa ae."

"Astaga..." Keluh suara itu, disertai suara pukulan renyah (keterangan : menepuk dahi). "Hah... ternyata kamu masih ketiduran..."

"아니죠!! (nggak, tuh!!)" Si gadis membuat gerakan tiba-tiba, menegakkan punggungnya dan duduk di ranjang. "I'm dreaming!!"

"Multilingual, toh... Oke! Bisa, bisa!" Sosok cantik itu berkacak pinggang di hadapan Kyujin, dan gadis itu melebarkan matanya kagum.

"Woi, beh, cantik bat?? Laki kamu??"

Kyujin mengamati penampilan sosok itu secara menyeluruh. Rambut pendek tamu dadakan itu berwarna cokelat kemerahan. Tubuh rampingnya dibalut kemeja putih oversized, yang karena saking besarnya, ujungnya hampir menyentuh lutut. Di tubuh ramping itu Kyujin juga menemukan hiasan menyerupai pengikat dari kulit, yang biasa dipakai idol untuk tampil. Lalu kakinya yang jenjang terbungkus stocking hitam semitransparan. Yang Kyujin anggap unik dari penampilan sosok itu adalah tiadanya alas kaki yang lazim di telapak kaki lelaki itu—ya—tamu dadakan itu lelaki cantik. Stocking hitam itu terbuka di bagian jari kaki, dengan sedikit bagiannya yang masih terhubung di antara jempol dan semua jari lain.

Hasil fashion evaluation Kyujin menyatakan memang tiadanya sepatu justru menambah kesan tersendiri pada keseluruhan outifit devil di hadapannya—menjadikan poin pent—

"Leh???" Kyujin membuka matanya lebar, mengejutkan sosok di hadapannya. "Kok kamu ada tanduknya? Kicik, sih..."

"Ahem—oke—aku adalah devil yang baru saja menetas dari telur yang kau selamatkan sore ini. Terima kasih telah membawaku pulang, aku memang telah ditakdirkan untuk menemuimu. Aku harap kau dengar soal penjelasanku tadi."

"Hah?"

"Hah..." Sosok itu menghela napasnya. Kesabarannya sedikit diuji. "Aku adalah devil yang diutus untuk menjagamu—selagi aku ditugaskan demikian. Dengan bimbinganku, kau akan diberi kesempatan untuk mengetahui pilihan tindakan terbaik yang bisa kau inisiasi saat terjadi situasi krusial dalam keseharianmu."

PLAK!!

"Hei?!"

"Aku gak mimpi—oke." Kyujin mengusap pipinya yang baru saja ia tampar sendiri. "Why devil?"

"Karena sebagai devil aku lebih tahu soal resiko dan probabilitas tindakan negatif manusia. Maka, kehadiranku adalah untuk berusaha menghindarkan kamu dari semua itu. Jika aku terlahir sebagai malaikat, tentu aku tahu tentang mana amalan yang baik, bijak dan mulia. Tetapi, sebagai devil aku bisa membaca bisikan buruk yang menjerumuskan. Maka—ya—aku di sini untuk melindungimu dari keburukan itu."

"Rasanya masih kayak mimpi. Demi apa??" Kyujin melirik ke arah jam dinding. Di sana keterangan waktu tertera dengan jelas. "Iya, katanya kan gak ada waktu dalam mimpi."

"Aku ini nyata, Kim Kyujin."

"So,... what are you?" Kyujin kembali menatap sosok di hadapannya, dengan kepala dimiringkan, menunjukkan keingintahuannya. "Guardian... devil?"

"Kamu boleh mencetuskannya seperti itu." Sosok itu tersenyum, dan Kyujin baru saja menyadari keberadaan beauty mark di wajah cantiknya.

"Oke, cantikku." Kyujin mengedipkan matanya menggoda, memancing rasa muak dalam sosok itu.

"Beri aku nama. Aku serahkan kehormatan itu padamu."

Kyujin kembali mengamati sosok indah di hadapannya. Memutar otaknya, ia berusaha mencari nama yang sekiranya cocok. Setelah mempertimbangkan dengan sentuhan hal yang dia sukai secara pribadi, Kyujin akhirnya membuka suara.

"Zhang Hao."

——

Esok harinya, Kyujin pulang sekolah dengan hati riang. Menghabiskan waktu bersama Zhang Hao di sisinya begitu menyenangkan. Ia sebenarnya ingin memanfaatkan pendampingnya itu untuk mencontek, tetapi tentu saja gagasan itu ditolak mentah.

Oh ya, kini, Hao tak lagi hadir di samping Kyujin dengan figurnya yang berukuran normal. Ia berubah wujud menjadi sosok yang bisa dikatakan pocket size. Durasi waktu sepuluh menit sebelum berangkat ke sekolah Kyujin habiskan untuk memekik gemas dan melompat di sekeliling Hao. Memang benar bahwa sosok yang imut dan menggemaskan memancing agresi.

"Sepertinya sekolah hari ini sangat asyik." Ucap Hao, menatap fitur samping Kyujin yang fokus mengerjakan PR.

"Banget!!" Kyujin menatap balik dengan tangannya menggebrak meja dengan kasar. "Kamu yang paling sip, deh, Hao! Aku suka ditemenin kamu."

"Mudah-mudahan ke depannya tetap begitu." Hao tersenyum manis, mengayunkan kakinya sementara tubuhnya ia dudukkan di tumpukan buku. "Lalu, bolehkah aku bertanya soal arti namaku?"

"Oh! Ini mungkin konyol, tapi aku punya ketertarikan khusus buat laki-laki Cina, soalnya aku lumayan sering nonton drama, mumpung umurku udah cukup. Ini rahasia, ya? Bukannya gimana, sih, tapi kamu kayaak... cocok gitu, deh!"

"Ooh... Baiklah."

"Terus nama marga yang kukasih ke kamu, Zhang, itu kalo dilafalkan kayak orang Korea bisa dijadikan (keren), yang bisa dipake buat nunjukin rasa kagum, atau pengakuan. Kayak... mantap! Gitu."

"Ah, begitu, ya..." Hao mungil tersenyum manis.

"Kamu laki—jantan, kan?" Tanya Kyujin disertai tawa geli.

"E-emh, ya..." Pernyataan kaku dari Hao terdengar penuh keraguan, tetapi Kyujin memilih untuk tak menghiraukannya.

"Tapi..." Kyujin membereskan peralatan tulis yang berantakan. PR-nya juga memang sudah selesai.

"Ya...?" Hao membulatkan matanya. Kesiagaan devil itu membuat Kyujin merasa ada yang janggal. Tetapi, sekali lagi, ia memilih untuk tak mempedulikannya.

"Bukannya kamu bilang,... aku bakal dapet pilihan tindakan pas kalo ada kejadian esens—"

"Oi, Kim Kyujin! Raketku dimana?!" Bentak seseorang dengan tempo cepat, selagi ia mendobrak masuk ke kamar Kyujin tanpa permisi.

"A-AAH!!"

[✓] My Guardian Devil ㅣ Kim Gyuvin-centricWhere stories live. Discover now