BAB 13 : Tentang Sebuah Pertemuan Kembali

35 4 0
                                    

Tak terduga, berkat krisis dan konflik di malam itu, Kyujin dan Ricky menjadi lebih dekat. Interaksi keduanya berkembang secara natural, dan akhirnya Kyujin berkesempatan mendapatkan afeksi sebagai seorang adik. Sifat Ricky juga akhirnya mencair secara alami, dan nyatanya mereka berdua sangat cocok. Kadang saling berbuat jahil, kadang saling bertukar kasih.

Tetapi, walau hubungan mereka terbilang sangat baik, Ricky mulai mempertimbangkan dirinya pindah keluar. Ada urgensi dalam dirinya untuk mematuhi pembatasan diri secara totalitas. Bagaimanapun, ia dan Kyujin bukanlah saudara kandung.

Beruntung tuan Kim pernah mengatakan padanya bahwa beliau memiliki sebuah rumah peninggalan kerabat lama yang kosong. Selama ini, tempat hunian kecil itu hanya sesekali dibersihkan oleh pembantu atau tukang kebersihan. Mengingat sang ayah yang pernah mengizinkannya untuk menempati rumah itu, akhirnya Ricky memutuskan dengan yakin bahwa ia akan pergi. Toh, jika ia ingin berkunjung ke rumah utama, ia hanya perlu menempuh jarak dua puluh menitan (jika berkendara santai atau terkena macet karena Ricky bukan tipe ngebut).

Oleh karena itu, Ricky menghabiskan waktunya di hari libur untuk mengemasi barang-barangnya. Untuk sementara, ia akan meminjam mobil milik nyonya Kim untuk mengangkut muatannya yang tidak seberapa.

Tak dapat dipungkiri, sedikit hatinya terasa pedih untuk meninggalkan tempat itu. Namun, ia rasa itulah hal terbaik yang bisa ia lakukan. Ia bahkan sudah mencari-cari pekerjaan yang bisa ia ambil segera setelah lulus.

Ketika Ricky sedang mengangkat kardus berisi buku, tak sengaja beberapa barangnya terjatuh ke lantai. Mungkin kecelakaan kecil itu lumrah, namun naasnya ia mengalaminya tepat di depan pintu kamar Kyujin. Wajah tampannya kini berkerut. Lelaki itu berdecak pelan dan memungut beberapa barangnya dari lantai.

Dan seperti dugaannya (yang jujur saja tidak ia harapkan), Kyujin membuka pintu dan menampilkan raut penasaran.

"Ngapain, mas?" Tanya si gadis.

"Aku... berkemas." Ricky mengalihkan pandangannya ke samping. Sebelum Kyujin sempat bertanya, lelaki itu memutuskan untuk mendahului. "Mau pindah."

"Ke mana?"

"Rumah kerabatnya ayahmu dulu. Aku dibolehin nempatin, mumpung kosong."

"Naik apa?"

"Mobil mamamu. Aku pinjem dulu sebentar."

"Apa ini temporer? Atau permanen?"

"Ah, mas juga gak tau, Kyujin. Untuk sekarang, iya, mas bakal pindah. Tapi bukannya kita bakal putus kontak... selamanya-gak lah. Juga, jaraknya dari sini cuman dua puluh menit."

Kyujin membungkam. Semuanya terjadi begitu cepat. Baru saja ia merasa nyaman dengan kakaknya itu, dan sekarang lelaki itu akan keluar. Jujur saja, ia tak tahu harus memberi reaksi macam apa selain bertanya seperti anak kecil.

Jika tidak karena panggilan dari Hao, Kyujin tak akan menyadari keberadaan dua opsi di hadapannya.

Setelah melamun beberapa saat, gadis itu menekan salah satu opsinya, dan waktu kembali berjalan. Gadis itu mendongak, dan bertukar pandang dengan sang kakak yang memberinya sorot mata penuh ekspektasi.

If you want me to stay, just... say so. I'll take the risk and fulfill your wish. Batin Ricky, setengah putus asa.

"Nggak ada barang lain? Sini, aku bantu bawain."

Seperti ada panggilan yang membuatnya sadar, Ricky semakin paham keadaan. Keputusannya untuk pindah keluar sudah benar.

Berkat bantuan Kyujin, semua bawaan Ricky tertata rapi di bagasi mobil. Kini ia hanya perlu berpamitan dan berangkat pergi.

[✓] My Guardian Devil ㅣ Kim Gyuvin-centricWhere stories live. Discover now