BAB 6 : Semua Orang Datang dan Pergi

28 5 0
                                    

"Ini apa?"

Kyujin menatap lekat ponsel sahabatnya. Yang ia temukan di layar gadget itu adalah sebuah foto yang terlihat sangat tidak asing. Tentu saja, itu adalah jepretan candid dirinya dan Yujin saat di mall.

"Ini kan—"

"Heh, Kyujin, kamu tega ya sama aku? Baru aja aku mercayain soal perasaanku ke kamu, tapi kamu malah main-main?"

"Hankyeol, bukan—"

"Jangan tanya gimana caranya aku dapetin foto ini. Aku sudah cukup tau." Hankyeol melipat lengannya di depan dada. "Ternyata aku salah milih temen. Kamu tega."

"Hankyeol..."

"Cih." Hankyeol menatap lekat sepasang anting yang terpasang dengan apik di telinga Kyujin. "Menjijikkan."

Dan karena itu, Kyujin kehilangan sahabatnya. Kyujin menyesal telah memilih untuk menemani Yujin, tetapi rasanya ada yang kurang tepat. Entah apapun itu, Kyujin benar-benar tidak tahu.

Pagi itu saja, sebelum Kyujin berangkat ke sekolah ia sudah berusaha kabur dari Ricky yang membuatnya takut.

Takut?

Bagaimana tidak? Sepertinya lelaki itu benar-benar tahu cara menggunakan ukuran tubuhnya untuk membuat Kyujin menciut. Ia dihadapkan dengan seorang Ricky yang menatapnya tajam, mengamati penampilannya yang berbeda namun tak berkesan seperti menyukai perubahan kecil itu.

Hanya sepasang anting.

Dan Ricky tidak suka.

Akhirnya, Kyujin mengalihkan perhatian kakaknya dengan berpura-pura kucing oranye tetangga masuk ke dalam rumah. Memanfaatkan putusnya konsentrasi Ricky, Kyujin mendorong tubuh kakaknya dan melesat pergi. Alhasil ia tiba di sekolah dengan wajah penuh keringat.

Pada jam istirahat, Kyujin yang tak lagi bersama Hankyeol memutuskan untuk membeli makan seorang diri. Dalam tangannya, terdapat sepiring batagor dengan ekstra siraman kecap.

Omong-omong, di tengah antrian tadi Kyujin telah belajar bahwa setiap tindakan yang ia pilih pasti ada akibatnya. Entah apa yang akan terjadi jika ia memilih untuk tidak pergi dengan Yujin, tapi kini ia telah menerima fakta bahwa sedikit niat baiknya justru membuatnya kehilangan teman.

"Tapi kamu tau kenapa aku kesal sekarang?" Ujar Kyujin tiba-tiba. Ia tak menghiraukan murid-murid yang membuatnya berhenti sejenak karena macet.

"Eh, kamu kayak ngomong sendiri, lho." Tegur Hao sedikit panik.

"Nggak. Bukan. Kenapa aku nerima ajakannya Yujin? Karena aku melarikan diri."

"Kyujin—"

"Kenapa aku melarikan diri?" Kyujin tak memedulikan peringatan Hao dan melanjutkan racauannya. "Karena waktu itu aku kesal. Kenapa aku kesal?

"Kenapa...?"

"Karena Ricky udah berlebihan. Setelah sekian tahun dia baru nunjukin perhatian? Dan juga, perhatian kayak gitu?"

"Mas Ricky..."

"Kenapa baru sekarang?" Keduanya terdiam. "Mboh. Kok ya pake pegang-pegang cara sus gitu. Katanya gak enaak!! Lha terus ngapain nge-kabedon, hah??"

"Hai, cantik!"

Kyujin menolehkan kepalanya, mendapati lelaki yang tak asing mencegat langkahnya.

"Namaku Kim Kyujin, bukan Kim Cantik." Balas Kyujin kesal. Sebuah tepukan pelan dari Hao mendarat di bahunya, sekedar untuk mengingatkan.

"Waaduh! Purik, rek... Yaudah, deh. Nih, mau permen? Barangkali perlu gula." Lelaki itu—Sung Hanbin, mengeluarkan permen loli yang tadinya ia kulum. Mendengar itu, Kyujin dan juga Hao melemparkan tatapan maut ke arah Hanbin.

[✓] My Guardian Devil ㅣ Kim Gyuvin-centricNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ