"Lea namanya Nick."Ucap Finn sambil memutar mata "Emang gue harus bawa pacar?"

"Sinis amat sih. Gue kan cuman mau nanya."Ucap Nicole lalu cemberut.

"Lo bukan nya ada fashion show di New York? Eh apa LA?"Tanya Kayla pada Nicole.

"Kemaren gue baru pulang ke Indonesia."Ucap Nicole

"Lo bedua nih yang seharusnya di kepo-in."Ucap Rangga sambil menunjuk ku juga Lukas.

"Iya! Kok bisa tiba-tiba jadian?"

"Bahkan gue baru tau minggu lalu."

"Gue aja yang kakak nya tau dari orang lain."

"Lo ngegossip yang bener makanya, Finn."Ucapku ketus dengan wajah dingin.

Finn menatapku dengan pandangan penuh tanya,"Kok gue? Gue gak pernah ngegossip sama mereka. Sumpah!"

Tak lama kemudian kami semua menatap ke arah Rangga yang wajah nya sudah memerah.

"Apa?"tanya nya gugup.

Julian menyeringai jahat. Mengapa harus sekarang, haaffftt.

"Adek gue banyak banget yah fans nya."Ucap Julian lalu tertawa

Rangga memukul bahu kakak ku.

"Lo jangan macem-macem deh."Ucap Rangga galak

Julian menggedikan bahu acuh tak acuh. "Gue restuin kok lo bedua"Ucap Julian sambil menatap ku juga Lukas.

"Segampang itu?"Tanya Rangga tak terima.

"Bro, kesempatan lo abis."Ucap Lukas dingin.

Semua tertawa lebar kecuali diriku yang diam dan Rangga yang cemberut.

"Liat aja lo."Balas Rangga kesal

"Cowok pho gak laku."Lukas membalas lagi dengan santai.

Lagi-lagi menimbulkan tawa. Aku hanya menggeleng-geleng.

Bisa-bisanya aku hidup di antara mereka.

***

"Masa lo ngusir kita jam segini sih, Lex?"Tanya Julian memelas

Sekarang hampir jam 1 dini hari dan kami baru saja menyelesaikan movie marathon.

Jangan tanya bagaimana kabar apartemen ku.

Ohya, Mereka sedang memelas ingin menginap di apartemenku.

Nicole dan Kayla tentu fix menginap tapi yang lain kan laki-laki. Sekali pun Julian kakak ku.

"Kita tidur sini aja deh. Yang perempuan di kamar lo."Finn ikut memelas.

"Ayolah, Lex. Kapan lagi kita kayak gini. Mumpung lagi pada free."Rangga ikut angkat suara.

Lalu ketiga pria tersebut menatap Lukas, meminta bantuan.

Karna statusnya yang lumayan penting di sini. Lukas sering di guna-guna.

Menyebalkan. Seandainya saja mereka tau jika ini hanya kepura-puraan.

"Apartemen gue juga gak deket dari sini. Kita fix nginep ya, Lex."Ucap Lukas

Aku melotot, "Kok lo pada seenak nya sih?"Ucapku kesal

"Udah biar aja, Lex. Mereka orang deket ini kan, Ntar kamar lo kita kunci aja."

Aku menghela nafas panjang lalu memijit pelipisku. "Demi Tuhan, Gue gabakal buat acara kayak gini lagi."

"Tunggu, Gue ambil selimut sama bantal."Lanjutku membuat para pria tak tau diri tersebut menyengir lebar.

Scene selanjutnya aku sudah berbaring di atas tempat tidur bersama Kayla dan Nicole.

Asli, mereka luar manusia dalam nya badak Sumatra. Nyeremin abis ketika tidur.

Oke aku mulai rasis. Maaf, tidak bermaksud.

Ini udah jam 3 pagi dan aku belum juga bisa tidur. Perasaan seperti ingin tidur tapi tak bisa tidur.

Menyebalkan sekali.

Lelah mencoba tidur, Aku pun bangkit lalu berjalan ke balkon kamar ku.

"Belum tidur lo."

Aku tersentak kaget, Bayangkan lagi melamun menatap langit tiba-tiba suara serak berat berucap di sampingmu.

Di apartemen ku ada dua balkon, Balkon pribadi di apartemen ku dan di ruang tamuku. Sedihnya balkon tersebut nyambung.

Aku pun menoleh dan menemukan Lukas berdiri tak jauh dariku.

"Itu pertanyaan bukan?"Tanyaku datar

"Bukan."jawab Lukas lalu menghela nafas panjang. "Sini mendekat. Kapan lagi bisa ngobrol sama gue."

Aku mendengus kesal tapi tetap mendekat lalu berdiri di sebelah Lukas.

***

*Author Pov*

Dua anak manusia tersesat dalam lamunan masing-masing, di tengah malam, di selimuti angin malam.

"Apa yang lo pikirin saat ini?"Lukas, bertanya.

"Tumben lo pengen tau."jawab Alex

Lukas tersenyum tipis, Tanpa menyadari gadis di sebelahnya menatap dengan terpengarah.

"Lo..senyum.."gumam Alex tanpa sadar.

Lukas tertawa kecil. "Terpesona, eh?"

Alex memukul bahu Lukas. "Pede."

"Lo tau, Ini pertama kalinya gue ngeiyain permintaan bocah."

Alex tertawa kecil sekali pun ia sadar dirinya yang di ejek bocah. "Well, Gak buruk kan ngeiyain bocah?"

Lalu kembali hening. Tapi hening nyaman yang kali ini di nikmati keduanya tanpa sadar.

Tanpa mengetahui ada hati yang menangis jauh di pojok sana.

"Haruskah gue menjauh? Kembali mengalah lalu hancur?"gumam pria tersebut sambil menatap pedih ke arah dua sejoli tersebut.

"Habis kah sudah kesempatan gue?"

***

Haaiii! Kami kembali!

Lots of love,

Us.xx

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang