02

512 64 34
                                    

Pengin duit:(

****

"Nah, udah selesai."

Dengan senyuman puas yang terpatri di antara sudut wajahnya, Glacier mengakhiri pengobatannya. Kembali bergegas memasukkan beberapa alat medis ke dalam kotak obat. Sedangkan Frostfire, dia hanya mengangguk pelan.

"Wih, thanks ya, Glac. Hehe, maaf dah ngerepotin lo lagi." Cengirnya yang tampak mengenakan seragam OSIS, membalas senyuman Glacier dan berterima kasih.

Mendengar ucapan Frostfire, Glacier pun sebatas menggeleng saja. "Nggak papa, Frost. Sama sekali nggak ngerepotin kok, lagipula aku juga seneng kalau bisa bantuin kamu."

Glacier itu memang terlalu baik ya? Frostfire jadi terharu deh.

"Eh, kenapa malah tiduran?" diantara keheningan, Glacier menyela perangai Frostfire yang malah lebih memilih untuk berbaring di atas brankar UKS. Seharusnya kan mereka bergegas masuk ke dalam kelas sebelum terlambat.

Terdapat beberapa kerutan tipis yang tampak di permukaan keningnya, Frostfire mengernyit samar ketika mendapati selaan Glacier yang mencegah perilakunya tersebut. "Loh, emang kenapa? Gue mau tidur dulu, Glac." Ucapnya tanpa beban, merasa bahwa kelakuannya itu memang tidak salah.

Tatapan datar terlontar begitu saja dari Glacier, tangannya dia lipat di depan dada. Menatap tegas. "Masuk ke dalam kelas, Frost. Ini udah masuk di jam pertama, masa kamu mau langsung tidur sih? Ini sekolahan loh."

Sebagai teman sekaligus ketua OSIS, sudah seharusnya kan kalau Glacier menasihati Frostfire untuk merubah sikapnya yang terkadang berada diluar batasan. Mereka sudah naik di kelas sebelas loh, kalau Frostfire tak bergegas merubah sikap maka kemungkinan dia bisa....

Helaan napas berat terdengar dari pihak Frostfire, memicing seraya melemparkan tatapan setengah malas kepada Glacier. Lalu Frostfire mengangguk, "lo duluan aja. Nanti gue bakal masuk ke kelas kok, sekarang gue cuma mau merem bentaran. Semaleman gue nggak bisa tidur, Glac."

"Nggak bisa tidur? Kenapa?"

"Haha, biasalah. Stok gue abis, makanya jadi nggak bisa tidur semaleman. Tapi isokey kok, nanti gue bakal masuk ke kelas. Janji deh, sekarang lo duluan aja sana. Jangan sampe lo yang menjabat ketos sekaligus murid kebanggaan sekolah jadi telat cuma gara-gara ngeladenin gue."

Hhh, lagi-lagi jawaban dengan nada santai itu. Lagipula, apa-apaan maksud Frostfire itu? Stok apa yang dia maksud?

Ingin bertanya lagi tapi rasanya lebih baik Glacier harus fokus pada poin masalahnya. Ya, dia harus memberikan pemahaman yang lebih mendalam lagi.

"Frost, aku bukannya mau ikut campur urusan kamu nih ya tapi sebagai temen yang udah lumayan lama kenal sama kamu, aku cuma mau ngingetin sesuatu. Tolong, rubah sedikit sikap kamu ini ya? Jangan sampe kamu kena DO cuma karena terlalu sering bolos, alfa, dan telat. Kamu tahu kan, pelanggaran itu memang terdengar sepele tapi bisa berakibat fatal kalau dibiarin. Aku nggak mau kamu kena DO."

Hening. Frostfire bergeming, tetap diam di tempatnya. Perlahan, Frostfire sedikit meringis dikala merubah posisi berbaring menjadi duduk. Kepalanya menoleh kepada Glacier, sempat beradu pandang dengan anak itu.

Frostfire terkekeh, kembali mengangguk mengiyakan di menit berikutnya. "Thanks ya buat nasihatnya, Glac. Gue bakal selalu inget itu, lagipula gue juga lagi usaha sih. Lo kan tau sendiri rumah gue sejauh apa, mana sering kesiangan pula tapi gue janji bakal berubah. Ya walau pelan-pelan sih, nggak bisa langsung berubah gitu. Gue bukan power rangers soalnya."

RUMAH TERKUTUKWhere stories live. Discover now