04

379 62 14
                                    

Udah bisa nebak konflik utamanya apa? Wkwk....

****

"Hai, Frost."

Ternyata yang menyapa Frostfire saat ini adalah Glacier. Hhh, syukurlah, setidaknya Glacier pasti tidak akan terlalu menguras energinya dan mengatakan sesuatu hal yang mengganggu pikirannya.

Frostfire membalas tersenyum selintas, terlihat sangat memaksakan diri. "Hai juga."

Memandangi Frostfire menggunakan sorot mata yang lekat, Glacier termenung beberapa detik di tempat sebelum mengajak Frostfire untuk bicara. Dia ingin mengatakan sesuatu yang cukup serius tapi sepertinya saat ini Frostfire sedang makan. Glacier jadi ragu untuk mengajaknya bicara, karena dia tahu bahwa temannya yang satu itu tidak akan suka diganggu ketika sedang makan.

Frostfire bilang, kalau hal itu akan mengurangi napsu makannya. Aduh, Glacier jadi bingung sendiri. Terlalu serius ke dalam lamunan, tanpa sadar Glacier sedikit meremas gelas plastik miliknya yang berisi jus jambu. Perangai aneh Glacier langsung menyita perhatian Frostfire, anak itu pun refleks mengernyit heran.

"Lo kenapa malah diem disitu, Glac? Ada masalah?" mencoba tuk menghancurkan keheningan yang menyapa keduanya, Frostfire akhirnya membuka percakapan.

Samar, Glacier tersentak kaget. Kemudian menggeleng kuat sebagai jawaban bahwa dia tak memiliki masalah, hanya saja Glacier itu sedang berpikir.

"Nggak papa kok, sama sekali nggak ada masalah. Tapi, kamu sekarang lagi makan ya? Masih banyak nggak makanannya?" tanya Glacier basa-basi, intonasi suaranya terdengar gugup.

"Hah?" Frostfire tak mengerti, semakin heran dan bingunglah dia dibuatnya. "Kenapa tiba-tiba nanyain makanan gue? Lo mau minta? Sok aja atuh atau mau gue pesenin?"

"Eh, enggak gitu." Kembali menggeleng kuat, Glacier menolak tawaran Frostfire. Ekor matanya perlahan melirik kearah bangku depan Frostfire yang kosong. "Aku boleh duduk disitu sebentar nggak? Aku mau bicara sama kamu, Frost."

"Ya ampun Glac, kalau mau duduk ya tinggal duduk kali. Gue kirain kenapa sampe ngelamun gitu, sok duduk aja. Mau bicara apa? Gue dah kelar kok makannya, dah ilang napsu makan gue." Frostfire menggeser mangkok bakso itu agar menjauh dari hadapan matanya, dia sudah tak minat untuk menghabiskan makanan. Memberikan seluruh atensinya kepada Glacier.

Nahkan, Glacier makin merasa tidak enak. Apakah karena dirinya Frostfire jadi hilang selera?

"Eh, habisin dulu aja, Frost. Aku bisa nunggu kok, masih setengah loh itu." Ucap Glacier sembari menunjuk mangkok bakso yang memang tinggal setengah.

Frostfire hanya melirik tak minat, lalu menggeleng menolak. "Gue udah kenyang kok, isokey. Jadi, lo mau bicara apa? Kayaknya lumayan penting."

"Ah itu, em...." Kalimat Glacier terjadi, sempat berdeham beberapa kali untuk menjaga intonasi suaranya agar tetap tenang. "Sebenarnya aku mau ngajak kamu buat ikutan turnamen tahunan yang bakal diadain beberapa bulan lagi. Tim futsal kita ada sedikit masalah dan kesalahpahaman, jadi interaksi antara anggota pun nggak bisa harmonis. Dan kalau sampai kayak gitu terus, aku yakin, kekompakan tim juga pasti bakal berkurang."

Mencoba untuk mencerna, Frostfire menyela. Sepertinya dia bisa menebak kearah mana percakapan ini.

"Bentar, Glac, bentar. Gue nggak terlalu paham, hubungannya sama gue apaan sampe gue harus ikutan juga? Gue emang udah tau kalau sekolah kita bakal ngikutin turnamen itu lagi dan gue kira anggota dari tim udah dipilih dari beberapa minggu yang lalu. Tiap pulang sekolah, gue juga sering liat mereka lagi latihan. Terus, maksud lo ini gimana?"

RUMAH TERKUTUKKde žijí příběhy. Začni objevovat