Taman yang menjadi Saksi akhir bertemu

Start from the beginning
                                    

Oh! Dia punya rasa Addict terhadap bacaannya, terutama Novel, takkan berhenti kalau belum menamatkannya.

"Oy! Jangan melamun, nanti jodohnya lambat" tegur seorang wanita yang sebaya dengannya.

Ah, dari tadi ia terlalu menikmati indahnya ke-hijau-an di hadapannya.

"Let's goo!"

Puas menikmati pandangan indah dihadapannya, wanita itu langsung menggandeng tangan sepupu yang paling dekat dengannya.

Ya! Yang berbicara dengannya lewat telfon dan datang menjemputnya adalah orang yang sama.

Mereka bersamaan keluar. Masuk ke dalam mobil berwarna putih. Melintasi jalanan yang macet.

Lokasi tujuan lumayan jauh dengan mansion tempat tinggal nya. Butuh puluhan menit untuk sampai.

Tujuan mereka adalah gedung perusahaan. Bukan perusahaan biasa, perusahaan yang berdiri hampir satu abad.

Perusahaan ini sedang di pegang oleh saudara laki-laki nya yang pertama. Sudah sekitar tiga tahunan menjabat.

Dengan mantap mereka melangkahkan kaki ke dalam lalu menaiki lift.

Menuju ruangan yang ada di lantai 27 di gedung ini.

Ting.

Lift terbuka.

Beberapa staff membungkuk-kan badan dan menyapa. Tujuan mereka ada di depan sana.

Melihat ke arah sekretaris, ia menganggukkan sedikit kepala dan dibalas dengan anggukan oleh sekretaris itu.

Tepat berada didepan ruangan, ia mendorong pintu nya pelan.

Seorang pria ber-dasi berantakan menengok ke arah pintu.

"ALEA-KUUU ... "

Saudara laki-laki tertua menyapa nya dengan pelukan hangat.

Sudah, jangan tanya ketampanannya. Walaupun dasi nya berantakan tapi wajahnya tetap mempesona. Eh, tapi kakak nya ini sudah beristri.

"Aku sudah dengar kabar kepulanganmu dari mama, tapi tidak tahu kalau kamu akan berkunjung kesini my Aleaa" ucapan itu hanya dibalas dengan anggukan pelan.

"Apa kamu mau menetap di London?" Lanjutnya.

"Hey Adam! apa aku tidak boleh duduk dulu ya? Gimana sih tamu gak dilayanin dengan baik!"

Adam terkekeh mendengar suara kesal adik perempuannya. Pasalnya, adik perempuannya yang satu ini berbeda sifatnya dari adik perempuannya yang lain. Lebih tepatnya, unik.

Mereka berdua duduk bersebelahan.

"Gimana kabar istrimu?" Alea mencoba untuk basa-basi sambil mengambil minuman bersoda yang diberikan oleh kakak nya.

"Dia baik, hanya tambah sibuk karna mengurus dua anak kami" Adam juga ikut mengambil minuman di depannya.

"Kemaren katanya disini butuh karyawan bagian marketing bukan?"

"Sejak kapan kamu memperhatikan perusahaan ini?" Tanya Adam sambil mengangkat satu alis.

Adik nya kalau sudah ada disini memang ada mau nya.

"Sejak kamu ambil alih, saya jadi gak yakin perusahaan ini tetap menjulang keatas?" cibir Alea sambil menaikkan satu alisnya.

"Sialan!" Raut wajah Adam terlihat tak percaya, lalu ia terkekeh.

"Ada Gina di depan ruangan ini, kamu tahu kan dia lulusan jurusan Marketing sebelumnya? Cobalah terima dia, bagaimana?"

"Saya butuh yang berpengalaman" jawab Adam dengan wajah datarnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 22 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LABIRIN PERASAANWhere stories live. Discover now