"Kalau nangis, nangis aja Del." Ujar Oniel.

Tak berapa lama Oniel mengatakan hal itu. Air mata Adel seketika tumpah, tangisannya begitu menyayat hati. Air mata yang ia tahan sudah ia keluarkan. Meski dadanya sedikit lega, namun masih sama. Masih merasakan sakit di dadanya. Gracia mampu membuat Adel menangis. Karena biasanya gadis itu membuat Adel tersenyum bahagia. Oniel mengambil tisu untuk ia berikan pada Adel.

Tak tega melihat Adel yang seperti itu, Oniel meminggirkan mobilnya. Ia menatap ke arah Adel dan mengusap pungung Adel dengan lembut beberapa kali. Tak hanya itu Oniel juga memberikan kata-kata untuk menenangkan Adel. Adel melihat ke arah Oniel. Memberikan tatapan sendunya. Matanya sudah memerah karena menangis.

"Niel, kak Gre kok gitu sih?" Tanya Adel dengan lirih.

"Del tenangin diri lo dulu." Ujar Oniel.

"Gue mau balik aja Niel, anter gue ke bandara sekarang."Ujar Adel.

"Enggak! Enggak, lo tenangin diri dulu Del baru bisa berpikir."

Oniel segera memeluk Adel dengan sangat lembut, memberinya ketenangan di dalam pelukannya. Di sana Adel justru menangis sesenggukan. Menumpahkan segala rasa sakitnya pada tangisan itu. Oniel bahkan bisa merasakan, apa yang Adel rasakan. Oniel juga mengusap rambut Adel, memberikan ia kekuatan pada saat ini.

"Del, tenang ya! Tenang dulu, bisa kan di bicarain baik-baik. Boleh kok kamu nangis, nangis aja."

"Niel, kak Gre jahat banget sih! Kak Gre jahat!" Ujar Adel dengan memukul pungung Oniel. Meski sakit, tapi tidak apa buat Oniel. Karena tangan Adel cukup berat untuk memukul seseorang.

Posisi mereka masih sama, Oniel masih menenangkan Adel. Gadis itu tak bisa berkata-kata lagi. Hanya tangisan yang ia berikan saat ini. Tangisa itu yang menggambarkan hatinya saat ini. Setelah cukup lama, Adel melepas pelukannya. Mengusap air mata yang sedari tadi membasahi pipinya.

"Udah?" Tanya Oniel. Adel menganggukan kepalanya.

"Gue enggak maksa buat lo cerita sekarang Del, yang penting lo tenang dulu."Ujar Oniel.

Adel melihat wajah Oniel dengan sangat dalam. Gadis itu ingin menceritakan apa yang Gracia katakan tadi. Namun bibirnya seakan Keluh untuk bercerita.

Oniel menghela napas."Gue anter pulang aja ya Del. Lo tenangin diri dulu baru ngambil keputusan."

"Enggak! Gue mau cerita sama lo, baru lo anterin gue ke London. Gue mau nenangin diri ke London Niel."

"Kalau lo pulang ke London buat ngehindari kak Gre itu salah Del. Itu sama aja, lo ngehindari masalah."Ujar Oniel

"Niel.."

"Gue tanya sama lo, lo udah dengerin penjelasan dari Kak Gre?" Adel memggelengkan kepalanya. Memang benar tadi ia tak mendengarkan penjelasan Gracia. Bukan tak mendengarkan tapi belum selesai mendengarkan. Karena Adel keburu pergi dari sana.

"Gue anterin lo ke apartemen, bersih-bersih nenangin diri dulu. Baru lo boleh ngambil keputusan."

Adel mengikuti saran dari Oniel. Meski Oniel sedikit memaksa tapi Adel tetap mau untuk melakukannya. Oniel membawa Adel ke apartemen. Gadis itu menyuruh Adel untuk membersihkan badannya dan menenangkan pikirannya.

Adel dan Oniel yang cukup syok dengan kebenaran yang ia dengar membuat mereka saling diam setelah di apartemen. Apa lagi Adel, setelah membersihkan dirinya Gadis itu seakan menjadi Gadis pendiam untuk saat ini. Adel yang duduk di sofa dengan menekuk kedua kakinya menyatukan dengan dadanya. Menatap lurus kedepan. Matanya terlihat sebam, hidungnya juga terlihat merah.

Namun beberapa saat kemudian suara pintu apartemen terbuka. Menandakan ada yang masuk, Oniel yang sedari tadi melihat Adel dari dapur hanya diam. Apa lagi saat seseorang masuk ke dalam apartemen Adel. Bisa Oniel pastikan itu adakah kak Flora. Karena Oniel sudah menghubungi Flora untuk melihat adiknya.

𝓣𝓪𝔀𝓷𝔂 𝓓𝓪𝔂𝓵𝓲𝓵𝔂 1 𝓭𝓪𝓷 2Where stories live. Discover now