4. kenyataan apa?

108 12 4
                                    

Ruang ber AC yang biasa terasa dingin, entah mengapa rasanya begitu panas dan sesak. Seolah angin lembut itu hilang seketika. Bahkan berganti hawa panas yang terasa sampai ke hati.

"Bukan gitu maksud saya," ujar Rekza. Sebisa mungkin, dia menjelaskan maksud dari perkataan nya yang menuai kesalahpahaman antar kedua nya.

Cila menggelengkan kepala nya, dengan berani satu jari nya menunjuk tepat di depan hidung mancung itu.

"Mulai saat ini, anggap kita ga pernah saling kenal. Gue muak sama semua tentang lo Za!" sentak nya.

Bagai anak panah yang meluncur bebas di udara dan menancap tepat di garis tengah bulatan nya. Hati Rekza bergetar tak karuan, degup kencang nya bahkan terdengar ke telinganya sendiri.

Aji yang masih berada di tempat itu pun, mencoba mengajak Cila untuk segera pergi, dia tak mau menjadi penyebab perpisahan kisah cinta ini. Namun, Cila tak menggubris nya sama sekali.

"Lo ga tau gimana gue dulu Za, apa yang gue rasain waktu berita bilang apartemen lo kebakaran? Apalagi lo yang ngilang gitu aja. Gue hancur Za, gue ngerasa cewe paling bodoh yang nolak ajakan nikah lo waktu itu." terang Cila menggebu gebu.

"Tapi apa yang gue dapet? Lo nikah kan Za, di sana?" tanya nya lagi.

Rekza terhenyak, dia terdiam. Kenapa Cila bisa tau soal ini?

Senyum tipis terbit di bibir merah muda nya, dia menundukkan matanya. Bukan jawaban diam Rekza yang ingin Cila tau.

"Jadi, semuanya bener?" tanya nya lagi.

"Kamu ga tau yang sebenarnya, biar saya jelasin dulu, ya?" bujuk Rekza. Yang satu patah kata pun tak mau Cila dengar.

Dia berlalu pergi, menghiraukan panggilan namanya yang terdengar berulang kali.

Aji, dia langsung menyusul Cila. Tak lagi memperdulikan kunci yang di carinya sedari tadi.

"Pulang sama gue," titah Aji. Seraya menarik tas Cila yang berniat menaiki angkot. Dia sudah mulai terbiasa sekarang, tidak kaku seperti sebelumnya.

Cila menggeleng. "Gue bisa sendiri, lo cari kuncinya dulu, nanti gue nyusul ke sekolahan."

"Masih pentingan diri lo daripada kunci itu, umi udah nitipin lo ke gue. Artinya, lo tanggung jawab gue selama kita sama-sama, dimanapun," ujar Aji tegas.

Cila yang lelah berdebat pun, menuruti kemauan Aji. Meskipun merepotkan diri sendiri, karena Aji memesankan Cila ojek, kemudian dia mengikuti nya dari belakang.

🍎🍎🍎

Setelah perdebatan hebatnya dengan Cila tadi, Rekza memutuskan untuk mengunjungi rumah seseorang, yang dia yakini mampu membantu menyelesaikan masalahnya.

"Ada apa, kak?" tanya seorang perempuan berhijab pink, dengan bayi di gendongan nya.

"Salma, saya kesini mau minta tolong. Saya harap kamu bersedia membantu saya," ujar Rekza.

Perempuan yang di ketahui bernama Salma itu pun, mengangguk seraya tersenyum. "InsyaAllah, selagi Salma mampu, pasti akan Salma bantu."

Idrak Janji Selepas MagribWhere stories live. Discover now