//extra//

182 18 9
                                    

"Chaer?"

Chaeryeong spontan bangun karena guncangan yuna. Ia pun menatap gadis itu bingung. Sejenak mencerna tempat, gadis itu kembali terkejut melihat semua temannya kini menatap bingung dirinya. Bahkan pasang mata mereka hanya tertuju pada chaeryeong.

"Akhirnya kau sadar." Lega yuna memeluk chaeryeong singkat.

"Dimana ini?"

"Tempat awal mula kita terperangkap ke dimensi berbeda." Jelas lia.

Ya, ini adalah tempat mereka terjatuh dalam portal besar yang memisahkan mereka semua. Rasanya pertarungan ini hanya dalam mimpi tapi semua sebenarnya sebuah kenyataan. Buktinya kini luka, pakaian yang rusak hingga rasa lelah dapat mereka rasakan.

Chaeryeong menelisik mencari seseorang yang masih belum masuk dalam pantauannya. Apakah sosoknya masih bersama mereka atau malah ikut pergi seperti penyihir itu? Dia adalah taehyun. Beruntung chaeryeong berhasil menemukan sosok itu dan tanpa sadar ada perasaan lega yang mengatakan bahwa "syukurlah ia baik-baik saja."

Tanpa diduga yang diperhatikan pun menatap balik chaeryeong. Hingga gadis itu segera memutus kontak mata diantara mereka. Ia tidak ingin membuat degup jantungnya menjadi lebih kencang lagi dari rasa paniknya tadi.

Tiba-tiba sebuah burung gagak membawa pesan baru datang pada mereka. Yeonjun menyambut sang gagak dengan lengan nya sebagai topangan. Ia pun membuka surat itu lalu menatap para rekannya.

"Apa isinya?" Tanya soobin.

"Mereka meminta kita kembali segera ke desa." Usai mendengar kata itu mereka saling bertukar pandang.

"Baiklah. Badan ku juga sangat pegal. kita kembali saja saat ini. Mungkin raja memerlukan para kesatria." Usul beomgyu yang juga ada benarnya.

Mereka serempak setuju lalu bangkit dari duduk masing-masing guna memulai langkah mereka pulang. Meninggalkan banyak rasa lelah dan cerita tak berjudul yang mereka lalui sebelumnya.

Mereka melewati jalan yang semula sudah mereka lalui pula. Tanpa disangka sekarang rasanya mereka sudah sedekat ini. Banyak saja tawa dan candaan yang terlontar satu sama lain mencairkan suasana. Keakraban yang sebelumnya tidak pernah mereka duga.

Tapi, meski begitu semua terasa sama saja bagi taehyun. Kenal atau tidak kenal ia tetap menarik diri untuk bergaul. Ini hanya karena misinya. sekarang misinya sudah selesai.

"Bagaimana perasaan mu?" Tanya chaeryeong yang sengaja menyamakan langkahnya dengan pemuda itu.

"Baik."

"Tidak, maksudku. Penyihir itu sudah-"

"Dia bukan ibuku." Sela taehyun yang sedikit menebak arah pembicaraan mereka. Pikirnya mungkin chaeryeong ingin mengatakan bahwa sekarang ibu nya telah mati karena dirinya juga. Gadis itukan sempat mendengar pembicaraan mereka saat perebutan baru ruby itu.

Mendengar itu chaeryeong kembali diam. Bukan itu yang ia maksud, ia hanya ingin mengatakan bahwa sekarang perasaan pemuda itu mungkin sudah lega. Karena dendamnya sudah terbalaskan dan ia bisa hidup tenang. Tapi, tak satupun kalimat pemancing itu mampu membuat taehyun mengerti. Jadi ia berusaha merangkai kata lagi.

Saat tertunduk chaeryeong mendapat sebuah ide nekat dalam pikiran nya untuk menjelaskan bahwa ia sudah melihat masa lalu pemuda itu. Ya, chaeryeong meraih tangan taehyun dan mengusap luka sayatan panjang ditelapak tangan pemuda itu. Ia ingat bahwa ini juga ulah penyihir itu walau tak sengaja. Taehyun sedikit terkejut namun tetap membiarkan gadis itu bermain pada tangannya.

"Kau hebat." Gumamnya

"Apa? Aku tidak melakukan apapun." Tak disangka pemuda ternyata mendengar gumaman kecil chaeryeong saat mengusap telapak tangannya.

The Monster Hunter knight ||~ txtzy ~|| √Where stories live. Discover now