//24//

155 26 4
                                    

Panas terik matahari yang membakar diatas mereka kini perlahan meredup mengikuti irama hari yang akan berganti malam. Dan mereka masih tetap berjalan tanpa tujuan sejauh mungkin. Tidak ada yang tau ujung dari sebuah perjalanan.
Dan mereka hanya bertopang pada kaki yang terus melangkah.

Apa yang akan dicari dari hamparan pasir seluas ini? Tak ada tanda tanda kehidupan bahkan pohon kaktus yang katanya selalu ada pada padang pasir juga tidak menampakkan wujudnya sejauh ini.

Soobin berhenti dan itu diikuti oleh kedua rekannya juga. Mereka menatap bingung pemuda itu.

"Aku melihat ada pohon besar didepan. Kalian harus bertahan hingga sampai kesana."

"Hah, ku harap itu nyata." Gumam yeonjun lelah.

Terkadang rasa lelah memang akan membuat seseorang mengalami halusinasi di gurun pasir yang tandus seperti ini. Fatamorgana akan imajinasi seseorang akan membawa mereka pada hilangnya arah dan akhirnya terjebak pada ego dan hasrat yang menggebu gebu.

Namun, soobin yakin bahwa yang ia lihat bukanlah khayalan semata. Pohon yang besar itu memang ada. Kini mereka pun sudah melihat nya secara nyata didepan mata.

Mereka beruntung yang di dapat bukan pohon kaktus yang berduri melainkan pohon zaitun yang memiliki ukuran yang cukup besar. Ini bisa menjadi tempat sementara bagi mereka untuk melewati malam yang panjang.

Lia membantu yeonjun duduk perlahan dibawah pohon itu. Punggungnya cukup pegal membawa pemuda itu terus sepanjang perjalanan. Jika tidak yeonjun tak akan sanggup berjalan sejauh ini. Dan soobin tidak ingin menolong sedikit pun.

"Untuk sementara kita akan disini. Hari akan malam." Ucapnya sembari melepas pedang dan atribut yang ia pakai.

"Aku akan mencari sedikit air disekitar sini."

Setelah mengatakan itu soobin pergi dengan wajah datarnya. Padahal ia juga lelah sama seperti yang lainnya. Apa ia tidak ingin beristirahat?

"Hei. Duduklah sebentar, luka mu belum terobati sepenuhnya dasar sok kuat!" Soobin sama sekali tidak menghiraukan panggilan sahabatnya itu. Bahkan berbalik juga tidak, padahal ia mendengar dengan jelas.

"Ada apa dengannya?" Yeonjun memejamkan mata sejenak. Badannya terasa remuk setelah dipukul berkali kali. Bahkan perutnya juga masih terasa ngilu dan sakit.

Lia, gadis itu hanya memandang punggung soobin dengan sendu. Apa ini salahnya? Sikapnya amat berbeda. Lia bangkit dan mengejar pemuda itu.

"Hah, ditinggal lagi. Mereka yang punya masalah kenapa aku yang ditinggal." Gerutu yeonjun lalu memilih mengistirahatkan diri.

Sementara di perjalanan gurun pasir. Soobin terus berjalan mencari air minum yang entah akan ia jumpai atau tidak.

Pemuda itu terus melangkah tanpa tau tujuannya. Bahkan dia hanya bergelut dengan pikiran nya. Lagi pula dimana akan ada mata air di gurun pasir tandus seperti ini.

Samar namun soobin yakin ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Pemuda itu berhenti. Jika itu musuh yang tadi maka soobin akan siap dengan apa yang terjadi.

"Kau, Ada apa denganmu?" Lia gadis itu menetralkan nafasnya yang memburu.

Dugaan soobin salah dan dia bersyukur. Tanpa kata atau apapun pemuda itu lalu melanjutkan langkahnya. Mengabaikan suara yang jelas sangat ia kenal pemiliknya.

Lia yang merasa terabaikan berusaha meraih tangan pemuda itu dan membuat nya berbalik. Usaha lia berhasil membuat pemuda itu berbalik menatap netra indahnya. Perbedaan tinggi badan membuat lia begitu kecil dari soobin. Hingga pemuda itu rela menunduk.

The Monster Hunter knight ||~ txtzy ~|| √Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz