Bab 28: Pertarungan

334 34 4
                                    


jangan beri aku akhir yang menyedihkan

#haruanakkutub

gue akan berusaha semaksimal mungkin

#igoiga









Author

_

_

_

Tanah lapang yang jauh dari pemukiman, gelap namun ramai akan teriakan, tembakan dan langkah kaki. Keadaan ini sudah mirip seperti- pasar goib yang sedang kacau.

Lampu mobil menyorot tempat itu, menampakkan beberapa tubuh pria berpakaian hitam tergeletak tak berdaya. Bahkan terlihat di antaranya ada pisau yang menancap begitu saja di perut mereka. Jika keadaan normal maka ini sangat mengerikan, tragis, seperti sedang terjadi peperangan antar kerajaan.

Namun sang pengendara mobil tak memperdulikan hal itu, yang dia pikirkan adalah ayah dan bundanya. Kemana larinya kedua paruh baya itu? Dia harus cepat menemukan mereka sebelum hal yang lebih buruk terjadi. Maka dengan itu ia tanpa perasaan melintasi tubuh yang tergeletak di tanah begitu saja, seolah mereka benar-benar bukan tubuh manusia.

Seseorang yang duduk di sebelahnya hanya tercengang kaku mendapati si kang supir yang tak memiliki perasaan itu. Hey! bagaimana pun itu tubuh manusia loh!

“Igo jangan lengah, perhatikan tempat yang kita lewati ini. Bisa jadi dia udah nempatin beberapa orang untuk menyerang kita.”

Baru saja Haru memperingati Igo, sebuah peluru meluncur dengan mudahnya menembus kaca mobil yang di kendarai Haru.

“Sial!”

“Anjing! kaget bangsat!”

Jika Igo di tanya bagaimana kondisi jantung nya? maka dengan lantang dia akan menjawab sangat deg-degan. Terkadang rasa takut dan ingin mundur muncul begitu saja, contohnya seperti sekarang ini.

“Haru- ini terlalu berbahaya buat kita yang bahkan gak pengalaman pegang senjata!” Ucap Igo dengan suara yang bergetar. Dia tremor, mungkin jika ke adaan terang wajahnya akan terlihat pucat.

“Lo jago main ep ep, mustahil gabisa nembak?” What?! Igo ingin sekali memukul kepala Haru sekarang!

Bagaimana bisa dia berfikir begitu? oke. Main game tembak-tembakan sama dengan belajar menembak itu kesimpulan yang ada di otak Haru mungkin? pikir Igo.

Mobil berhenti secara mendadak, Haru turun tergesa-gesa begitu pula dengan Igo. Saat ini, di depan mereka berdiri seseorang yang sudah menyunggingkan senyum manis- ah ralat, senyum psikopat yang berusaha untuk terlihat manis.

“Ow, hai sayang. Akhirnya kau sampai juga.” Ujar orang itu dengan nada ringan. Dia bertepuk tangan dua kali, seketika saja tempat yang menjadi latar mereka itu terang benderang, memperlihatkan keadaan yang cukup kacau dan- mengerikan.

Haru hanya memasang wajah datar nya, begitupun Igo. Dia pikir kalau bisa terang begini kenapa tidak dari tadi saja?

“Nah, sekarang apa mau lo?” Tanya Haru bersedekap dada. Akmal tersenyum lebar, matanya melirik pada senjata yang di bawa oleh dua anak muda di hadapannya ini. Oh! jangan lupa darah yang menodai pakaian serta tangan dan wajah mereka.

Sial! Haru yang berpenampilan seperti ini makin terlihat keren! Akmal jadi semakin suka padanya.

“Dari penampilan kalian, ku rasa kalian berhasil menewaskan dua mainan ku hm?” Kekehan terdengar setelah Akmal berbicara.

Beruang Kutub Harua [ TAMAT ]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें