Bab 25: Perkara rindu

419 43 6
                                    


biasalah, gairah anak muda 😌

#Chosha






Author

_

_

_

Zemi cemberut di pinggir jalan, dia menghentak-hentakkan kakinya pada aspal yang tak bersalah itu. Siang ini cukup terik, tadi pagi dia ke sekolah karena cukup bosan berada di rumah terus menerus.

Ini sudah satu minggu usai pertunangannya dengan Haru. Acara itu hanya di hadiri keluarga dan teman dekat saja, ada juga beberapa klien bisnis orangtua dan juga Haru.

Sebenarnya tuh Zemi insecure, masa iya Haru yang perempuan gitu udah punya bisnis sendiri, menghasilkan duit sendiri. Bahkan untuk pernikahan mereka nanti Haru tidak meminta sepeser pun dari orang tuanya. Haru benar-benar ingin menjadi dominan seutuhnya di hubungan mereka.

Zemi jongkok, melipat tangan di atas dengkul lalu wajahnya ia sembunyikan di sana. Sudah satu minggu ini Haru tidak memberinya kabar, bahkan pesan Zemi tidak terbalas. Pesan saja tidak terbalas apa lagi telfon?

Masa iya baru tunangan udah di buat galau? Pengen nyamperin Haru ke rumahnya tapi gengsi, kaya keliatan banget kalo Zemi tuh rindu. Padahal mah emang iya!

Isakan terdengar, Zemi sedih Haru keliatan mengabaikannya. Apa dia telfon ayah Lucas saja ya? Eh tapi kan pasti beliau sibuk saat ini.

Zemi merogoh saku celananya, mencari nomor bunda Rana. Yah, dia akan menelfon bunda saja. Dering ketiga telfon nya tersambung.

“Hallo bunda, ini Zemi.”

“Oh Zemi, kenapa nak?”  Bunda di sebrang sana sudah penasaran tumben-tumbenan anak manis ini menghubunginya.

“Anu~ Harunya ada gak? soalnya di hubungin gak ada balasan.” Tutur Zemi.

“Haru dari pagi udah berangkat kerja, katanya ada meeting sama klien nya.” Beritahu bunda, agak kasian saat mendengar penuturan Zemi tadi. Akhir-akhir ini Haru lebih sering turun tangan untuk pekerjaan, biasanya dia selalu di wakilkan oleh Ical atau Kana. Alasannya sih karena tinggal nunggu kelulusan saja, jadi dia mau lebih serius sama bisnisnya.

Zemi menunduk lesu, matanya kembali berkaca-kaca. Kok tega banget Haru gak ngabarin dia, atau paling engga balas pesannya aja lah.

“Kalo Zemi mau ketemu Haru mending ke cafe nya aja deh, dia tadi bilang habis dari meetingnya mau langsung ke cafe.” Saran bunda.

“Zemi gak tau alamatnya, emang cafe Haru yang mana bun?” Zemi tau Haru punya cafe, tapi gak tau alamat serta nama cafe nya. Salahnya juga gak bertanya.

“Bunda kirimin alamatnya, kamu langsung ke sana aja ya?”

“Iya bunda”

Setelahnya sambungan terputus, dengan cepat pesan dari bunda muncul. Zemi langsung saja menuju lokasi sembari menunggu kalo ada taksi lewat.

*****

Di sini sekarang Zemi, di depan cafe duhluv milik Haru. Dia terkagum-kagum melihat desain cafe nya, terlihat nyaman dan modern banget.

Zemi menghampiri salah satu pekerja yang ada di sana.

“Permisi,” Orang yang di hampir Zemi memasang wajah ramah.

Beruang Kutub Harua [ TAMAT ]Where stories live. Discover now