31. Agustusan Nih

Começar do início
                                    

7. Harsa yang tidak mengikuti lomba tapi di tugaskan menjadi dokumenter dadakan oleh panitia. Karena tidak ada yang memiliki kamera yang proper kecuali Narendra alhasil bapak beranak dua manusia dan satu anak berduri itu terpaksa harus meminjamkan kamera kesayangan nya pada mantan saingan nya.

"Lho kok tumben pada ngumpul ada apa?" Tanya Tania yang keheranan melihat banyak orang yang masuk ke dalam rumah Narendra. Apalagi anak sulung nya juga turut hadir disana dengan cengiran nya. "Loh Bang kamu ada disini juga?" 

Dimas mengangguk sambil menggendong putri bungsu nya sambil menyalami sang mama  yang tengah kebingungan. "Iya nih ma... mau nginep sampe weekend, Dimas udah ambil cuti 1 hari."

"Hai mam, apakabar? Sehat kan?" Tanya Salma sembari menyalami mertua nya.

Ekspresi Tania langsung sumringah pada menantu nya dan lantas memeluk sang menantu  itu dengan sayang. "Hai sayang, alhamdulillah sehat. Kamu dan anak-anak sehat juga kan? Eh ini ada apa sih Sal? Mama bingung kenapa banyak orang gini disini?"

Salma yang berada di pelukan Tania pun mengedikkan kepala nya tanda tak tahu. "Engga tau ma, Dimas semalem bilang mau main ke Bandung. Gak tau kalau bakal serame ini."

"Loh Salma juga datang! Hai Sal, apa kabar? Kita sama-sama tinggal di Jakarta, tapi malah ketemu nya di Bandung." Seru Safira saat akan memasuki rumah adik nya.

"Halo Kak Fira! Alhamdulillah sehat. Kakak apa kabar? Kangeeennnn" Salma memeluk Safira dengan erat.

"Makanya jangan sibuk terus dong. Nanti kita playdate sama anak-anak."

Salma tersenyum sembari mengangguk. "Iya nih next time kita jadwalin ya hangout di Jakarta nanti. Kakak kabarin aja, aku udah resign dari kantor soalnya. Jadi waktu nya lebih banyak free nya."

"Ih ini ada apa sih? Kok rame banget?" Tanya si pemilik rumah yang juga bingung saat banyak tamu yang datang sembari membawa Baby Luna ke ruang tamu bersama suami nya.

Salma tersenyum sembari menghampiri iparnya. "Haii Yas... gimana kabarnya cantik? Ih kok pipi nya Luna gemoy banget, gemesh...."

"Loh Kakak datang juga?" Yasmine terkejut menatap ikedua parnya yang juga tiba-tiba hadir di rumahnya.

Safira mengambil alih si bayi lucu yang masih tertidur. "Hehehe iya nih Yas, tiba-tiba semalem suami ku bilang pagi-kita kita harus ke bandung."

"Ren ada apa sih? Ini kok rame-rame?" Tania nampak nya masih penasaran lantas lansgung memberondong pertanyaan pada menantu nya yang juga baru keluar kamar sembari menggendong Jendra yang baru mandi.

"Mau agustusan ma, kan papa yang bikin ide nya."

"Loh papa ga ada bilang apa-apa sama mama Ren."

Narendra terkekeh "Sengaja mungkin ma, biar gak di larang sama ibu-ibu kata nya."

"Ish si papa itu yah! Makin tua makin jadi aja kelakuan nya. Kalian aja kan laki-laki yang lomba?"

Narendra meringis takut sembari menggeleng kan kepala nya. "Hehehe ibu-ibu juga ikutan. Katanya lomba berpasangan. Tapi Naren juga gak tau lomba apa aja ma. Soalnya Indra yang jadi ketua panitia nya."

"Ish berarti aku ikutan dong. Engga ah males..." dengus Safira sebal, 

"Iya Kak Fir, lagian siapa juga yang bakal jaga anak-anak. Aku nonton aja deh." Balas Yasmine sembari menatap suami nya penuh selidik, sedangkan yang di tatap memilih buang muka ke sembarang arah dari pada kena semprot. Lebih bahaya.

"Tenang buibu, ada Thalita, sama Ariska calon nya Haris sama Mbak Ami yang jagain bocil-bocil. Pokok nya kalau gak ikutan kena denda 100 juta."  Sahut Zidan yang Tiba-tiba datang dengan wajah tengilnya di tengah huru-hara para buibu yang pada clueless.

Pengabdi Istri (The Series)Onde histórias criam vida. Descubra agora