Bab 17: Dia

89 15 4
                                    

Selamat membaca.
*
*
*





Satu tahun kemudian...

Hari demi hari sudah di lewati, minggu bertemu bulan juga sudah berlalu. Kini, sudah genap satu tahun Gladis melewati waktu yang merubah banyak hal di hidupnya.


Caci maki.

Buli.

Dan segala macam bentuk kesulitan sudah ia lewati dengan suka cita.


"Bagus! Kamu sudah ada peningkatan, sebetulnya sudah cukup bagi kamu untuk melakukan metode keras seperti ini. Kedepannya hanya perlu mengatur pola makan dan berolah raga secukupnya saja, Gladis." seorang mentor Yoga yang Ardana rekomendasikan untuknya telah menyatakan bahwa ia sudah selesai dengan kelasnya.

"Jadi, saya sudah selesai?"

Wanita yang tak dapat dikatakan muda lagi itu mengangguk dengan tesenyum. Tak ayal, Gladis masih tidak menyangka bahwa wanita cantik di depannya ini sudah memasuki kepala lima. Tapi dia memiliki tubuh dan wajah yang masih tampak segar layaknya orang muda. Benar-benar membuat pangling.

"Benar, saya sudah selesai?"ujarnya lagi dengan perasaan tak percaya.

"Benar, Gladis."

Ardana, lelaki itu menekat dengan setelan formal yang mencetak jelas bentuk tubuh sempurnanya. Badan tinggi semampai, rambut yang tertata rapih dan lesung pipi yang dalam ketika ia terdenyum.

Astaga! Tidak tahukan pria itu jika dia tengah menjadi pusat perhatian saat ini! Entah kenapa, semakin hari tingkah lelaki ini semakin berubah. Kearah yang lebih sesuatu? Entahlah, ia juga agak sedikit bingung mendeskripsikannya. Intinya, pria ini bukan lah lagi pria yang sama seperti satu tahun yang lalu.

Begitu pula dengan Gemilang. Ternyata sudah selama ini lelaki itu tidak pernah terlihat lagi. Ia juga tidak pernah menanyainya kepada sang Ayah.

"Ayo!"

"Eh? Kemana?"Gladis sedikit menjauhkan tangannya yang ingin di raih oleh Ardana.

Melihat itu, Ardana hanya menaik kan kedua akisnya dengan senyum yang semakin mengembang.

"Kita akan pergi ke suatu tempat yang menarik, Gla,"ujarnya dengan menarik pergi Gladis setelah berpamitan kepada wanita yang membantu Gladis sejak satu tahun lalu."tapi sebelum itu, jelas kamu harus berganti pakaian terlebih dahulu."

Gladis hanya memutar matanya jengah, entah kenapa ia malah merasa ada sedikit sifat Gemilang yang seakan menular ke Ardana. Pemaksa dan tidak jelas!

Astaga. Lagi-lagi ia memikirkan lelaki itu, dasar Gemilang. Sudah menghilang pun masih saja usil mengganghu pikirannya.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan memakan waktu, akhirnya mereka telah sampai di sebuah toko pakaian yang cukup ramai peminatnya di kota ini. Tidak! Tidak! Tidak! Tempat ini bukanlah sebuah Butik terkenal dengan pakaian yang memiliki harga selangit. Toko ini merupakan temoat yang di kelola oleh saudara perempuan Ardana. Anggia. Ardana sengaja membawa Gladis ke sini, karena ia lebih mempercayi saudarinya itu untuk urusan pakaian ketimbang orang lain.

"Akhirnya dua kecebong ini sampai juga!"Anggia berdiri di depan pintu dengan kedua tangan yang terlipat di dada. "sudah hampir satu jam sejak kamu mengirim pesan, bocah! Dan selama itu aku menunggu kalian di sini!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My 99kg Girl! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang