Bab 15: Sisi lain

42 17 5
                                    

Selamat membaca
*
*
*

Miao~ Miao~

"Masih hidup? Tahan lama juga nyawa lo."ujarnya ketika melihat seekor kucing gemuk yang tengah menjilati kakinya di atas kursi rotan yang tak jauh dari tempat ia duduk.

"Ekhm! Gemi."

"Ya?!"

"Hah... "Gentala menghembuskan nafas kasar, kepalanya sedikit pening setelah mendengar cerita penyebab anak gadisnya menangis di pagi hari.

"Bisa antar teman mu ke kontrakan belakang? Om tidak bisa mengantar, atau kamu mau menunggui Gladis? Jika dalam waktu 5 menit lagi dia tidak juga keluar, paksa dia untuk segera keluar dari sana, bisa?"Gentalan menunjuk arah toilet.

Mengangangguk patuh, Gemilang lebih memilih menunggui Gladis mengingat ia memang memiliki kepentingan pada gadis itu. Selepas kepergian Gentala bersama Ardana, Gemilang berjalan mendekati ruangan yang masih berisikan Gladis didalamnya.

"Gla! Kalau 2 menit lagi lo nggak keluar juga, gue dobrak sampai mampus nih pintu!"

Hening. Tidak ada sahutan apapun dari dalam sana. Gemilang tidak mempermasalahkannya, ia akan menunggui sampai 1 menit kedepan. Jika gadis itu benar-benar tidak keluar, terpaksa ia dobrak betulan pintu ini.

Detik-detik jam terus berjalan, kini sudah lebih dari satu menit. Gemilang tidak memiliki kesabaran yang seperti itu untuk tetap menunggu lebih lama lagi, kesabarannya setipis tisu toilet asal kalian tahu.

"Gue hitung sampai tiga! Kalau lo masih keras kepala nggak mau keluar, jangan salahin gue karena nyeret lo dari sana!"

Dengan berkacak pinggang, Gemilang mendongakkan kepala dengan mata terpejam. Gladis benar-benar menguji kesabarannya.

"Satu... "

"Dua... "

Tetap tidak ada pergerakan atau pun sahutan yang berarti, gadis di dalam sana benar-benar diam seribu bahasa. Padahal ia sudah berbaik hati untuk memperlambat hitungannya.

"Dua seteng... "


Ceklek!

Akhirnya, Gladis keluar juga. Tetapi, gadis itu hanya melewatinya. Dia bersikap seolah tidak melihat Gemilang sama sekali, Gemilang yang diperlakukan demikian tidak ambil pusing. Pikirnya, Gladis hanya merajuk dan akan membaik lagi dalam waktu dekat.

"Gila! Ini kamar atau sarang tikus? Berant... " suara Gemilang tertahan di udara, pria itu tak mampu melanjutkan perkataannya karena tatapan tajam dari gadis di depannya yang tengah memungut tumpukan sampah makanan ringan.

"Gla... "

"Keluar."Gladis berujar dengan suaranya yang serak.

Gemilang tak bergeming sama sekali, ingin marah dengan sikap merajuk Gladis namun tidak mampu ia wujudkan.

"Gla, lo nggak capek ngambek sama gue?"

"Dan lo, nggak capek gangguin gue?"Gladis mendekat pada Gemilang, mendongak agar mampu melihat wajah tampan Gemilang.

"Mau sampai kapan lo kayak gini, Gemi?"ujar Gladis pelan."lo tau? Gue rasa, gue sudah mulai muak sama lo. Sama sikap tak berotak lo. Mulut biadap lo. SEMUANYA GEMILANG!"tanpa bisa ditahan, ia meninggikan suaranya.

My 99kg Girl! Donde viven las historias. Descúbrelo ahora