Bab 5: Balasan Gladis

83 24 11
                                    

Selamat membaca...
*
*
*

Haah...

Ardana memiringkan kepalanya, memandang gadis di sampingnya yang masih terlihat murung.

"Dan lo pikir, gue mau gitu sama cewek gendut kayak lo? Tukang ngeluh soal berat badan yang suka turun naik sekilo doang? Banyak makan! Sok galak, sok cantik... lo pikir, lo pantas gitu jadi jodoh gue? Tuhan ngasih jodoh buat gue juga pilih-pilih kali! Masa iya, umatnya yang tampan ini dikasih jodoh modelan kayak lo!"Gladis mengulangi perkataan Gemilang beberapa waktu lalu dengan nada mengejek.

"Ck! Nyebelin!"

Ah, Ardana mengerti sekarang. Ternyata gadis ini tengah memikirkan perkataan Gemilang. Mencoba memutar otak untuk mengembalikan suasana hati gadis di sampingnya agar dapat menjadi lebih baik, Ardana memusatkan retina biru terangnya ke arah lapak yang menjual aksesoris lucu.

Ardana mengambil alih kamera perekam berukuran kecil dari tangan Gladis yang sudah dipasangkan ke tongkat yang dapat memanjang. Membuat gadis itu terkejut karena ia mengambilnya tanpa permisi.

Dengan tersenyum lebar Ardana menunjuk penjual aksesoris lucu yang tak jauh dari tempatnya berdiri, tak lupa ia juga menyalakan kamera untuk merekam kegiatan mereka.

"Lihat, di sana ada yang menjual gantungan. Ayo!" Ardana menarik Gladis yang masih terdiam memperhatikan Ardana yang sibuk dengan kameranya.

Setelah sampai di tempat, Gladis mengedarkan pandanganya, memindai satu persatu barang yang dijajakan. Terdapat gantungan kunci dengan berbagai macam bentuk yang lucu seperti hewan, bunga dan juga tokoh animasi. Ada juga terdapat berbagai model ikat rambut, jepit rambut, cincin, gelang dan kalung.

Gladis memandang ke arah Ardana yang sibuk mereview satu persatu barang yang ada di sana dengan kamera, tidak canggung sama sekali. Mungkin pria itu sudah biasa melakukannya. Mencoba untuk tidak menghiraukan kesibukan Ardana, kini ia mengalihkan diri pada sebuah gelang mutiara putih yang cantik lalu memakainya. Pas... ternyata gelang ini sangat pas di tangan berisinya.

"Cantik."

"Eh?"

Ardana memandang Gladis dalam diam,"Gelangnya cantik, cocok untuk kamu pakai."ujar pria itu lagi.

"Mas, harga gelangnya berapa?"tanya Ardana kepada sang penjual.

"Dua ratus lima puluh ribu, Mas. Dapat dua, sama yang ini."

Pedagang tersebut memberikan sebuah gelang perak yang menjadi pasangan dari gelang yang Gladis kenakan.

"Mahal banget sih, Mas. Saya nggak jadi beli... "

"Ini uangnya, nggak perlu dibungkus. Langsung saya pakai, terima kasih ya Mas."Ardana memasang gelang yang sudah ia bayar ke lengannya sendiri.

"Ayo!"

Gladis bingung, ia masih mencerna keadaan. Kenapa Ardana membayar kedua gelang ini sedangkan ia tidak ingin membelinya. Ah... maksudnya tidak jadi membeli karena harganya yang cukup mahal untuk takaran dua gelang kecil ini. Gladis tidak ingin merasa rugi.

Kedua, kenapa pria ini mengenakan pasangan dari gelang yang ia pakai?

"Eum... a-anu, Kak,"

Panggil Gladis pada Ardana yang kembali menyibukkan diri dengan kamera miliknya. Sebenarnya kamera itu punya siapa sih? Dan kenapa pula dengan dirinya yang merasa seperti diselingkuhi dengan sebuah kamera! Benar-benar tidak masuk akal!

"Ya?"

"Ini... "Gladis mencoba membuka gelang yang ia gunakan untuk dikembalikan kepada Ardana. Karena mau bagaimana pun benda ini sudah dibayar oleh pria itu, yang artinya gelang ini adalah milik Ardana.

My 99kg Girl! Where stories live. Discover now