BAB 8 : Habis Gelap Terbit Terang, Ketimbang Kalap Mending Pulang

Mulai dari awal
                                    

"Ya... Makasih. Tapi kamu gak usah terlalu khawatir. Nanti pulang sekolah mau aku bawa ke mall mumpung—"

"Aku ikut!!"

"Aku gak maksa. Terserah." Kyujin baru paham bahwa lelaki itu tidak marah. Cara bicaranya saja yang begitu tenang walau berkesan dingin.

"Omong-omong..." Gumam Kyujin ragu. "Kamu ngapain di kelas ini?"

"Heh—gimana...?" Lelaki itu memandang Kyujin tak percaya. "Kamu ngusir?"

"Ng-nggak!! Maksudku, kamu dari kelas ini, tah?"

"Astaga—" Lelaki itu memejamkan matanya, lalu memijit batang hidungnya yang tinggi. "Aku baru pindah kemarin. Kamu gak merhatiin waktu aku perkenalan?"

"Berarti enggak. Maaf..." Kyujin terkekeh. Ia sedikit merasa bersalah.

"Kim Kyujin? Itu namamu?" Tanya lelaki itu, bermaksud meminta konfirmasi. Melihat gadis di sebelahnya mengangguk, ia lalu melanjutkan. "Kim Jiwoong. Salam kenal."

——

"Uwaah, itu—! Itu—!" Kyujin tidak menutupi kekagumannya. Melihat si tukang servis ponsel melakukan pekerjaannya saja sudah menjadi hiburan tersendiri.

"Nemu di mana nih, Woong-ah?" Tukang servis itu bertanya. Sambil tangannya sibuk memperbaiki, sorot matanya menatap si gadis dengan gemas.

"Depan rumah, tabrakan brutal."

"Lho, waduh, kok kenalnya dari kecelakaan...?" Lelaki yang berdiri di belakang konter sedikit mengayun kepalanya ke belakang, matanya menatap khawatir yang dibuat-buat. "Tapi manis, deh."

"Kim Jiwoong, dia siapa? Kamu kenal...?" Kyujin menatap Jiwoong dengan matanya yang melebar karena penasaran.

"Gak tau." Jiwoong menggeleng.

"Dih, sepupu durhaka!!"

"Oh, sepupu..." Kyujin manggut-manggut.

"Namaku Kim Taerae, dek manis. Salam kenal, ya?" Si tukang servis memamerkan lesung yang terbentuk di pipinya. Senyumannya menawan, namun Kyujin merasa sedikit tidak nyaman.

"Kim Kyujin." Suara Jiwoong menginterupsi lamunan Kyujin. "Sebenernya masalah aku kenal atau nggak sama cowok bau buaya ini gak penting—"

"Eh, dasar!"

"Yang lebih pantes buat jadi masalah itu—" Jiwoong tak menghiraukan protes sepupunya dan mengedarkan pandangannya ke area di belakang Kyujin. "Mereka siapa??"

Dengan raut polos, Kyujin menolehkan kepalanya ke belakang. Di sana, pertama-tama, ia mendapati Zhang Hao yang setia melayang dengan figur kecilnya. Sedikit ke belakang, ada Ricky dan Yujin yang sama-sama melipat lengan di depan dada. Jujur saja, Kyujin ingin keduanya berteman baik. Ia yakin hal itu sangat bisa terjadi. Lalu, sedikit ke kiri, Matthew terduduk di bangku khusus untuk customer, memamerkan senyumannya yang paling manis, dan terakhir ada Sung Hanbin yang melambai dan tersenyum genit ke arah Kyujin.

"Gak tau." Jawab Kyujin, meniru respon Jiwoong sebelumnya.

Ungkapan-ungkapan protes mulai bersahutan di belakang Kyujin, seperti suara binatang kelaparan di kebun binatang. Taerae yang bukan bagian dari mereka tertawa lepas, hingga kepalanya terhenyak ke belakang. Sementara Jiwoong? Dia hanya terkekeh tampan.

"Tapi aku tau Seok Matthew. Dia temen masa kecilku. Kamu juga kenal dia?" Tanya Jiwoong.

"Iya!! Dia aku anggep adek!"

"Hwaa~!!! Kakak Kyujin~!!" Matthew melompat-lompat riang di kursinya.

"Gak boleh!" Jiwoong melarang sambil memelototi Kyujin.

Maksudnya dia pengen gatekeep si Matthew.

"Rek, diem, ah!! Kalian ini siapa, sih?? Dan kok bisa pada gerombolan bareng ikutan ke sini??" Yujin berseru agar mendapat perhatian dari semua.

"Kan aku udah nungguin di gerbang, tapi ternyata bocahnya malah lari ke mall!" Ricky menjawab pertama.

"Aku liat Jiwoong-hyung bareng kak Kyujin ya kepo, lah! Keknya seru makanya aku ngintil, hehe." Matthew tersenyum polos sambil mengayunkan kakinya di udara.

"Aku, Sung Hanbin, ngikut aja. Pokoknya ikutan manisku." Hanbin tersenyum tampan, membuat Ricky berdecak tanda tak suka.

"BAHAH—! Cupu deh! Aku diajak tuh sama Kyujin!!" Yujin memprovokasi dengan sebuah kebohongan.

Tak memedulikan kericuhan di belakangnya, Kyujin menatap Jiwoong memelas. Sorot matanya seakan sedang berkata maaf.

"Genre hidupmu harem, kah?" Celetuk Jiwoong.

"EH!!"

"Astaga, saudara Kim-ku, jagalah tutur katamu..." Taerae menegur secara halus sambil menggelengkan kepalanya. "Aku ndaftar, ya?"

"AAH! Kim Kyujin, masih lama, kah?!" Suara lantang Ricky mengalahkan racauan tak jelas dari Yujin dan Hanbin. Entah apa yang mereka perdebatkan.

"Anu, belum tuh—"

"Sebentar lagi selesai, juga tinggal beli batere baru." Jelas Taerae dengan tenang.

"Maksudmu ke sini buat ganti rugi, kan?" Ricky berjalan maju sambil membuka dompetnya.

"Itu i-iy—"

Bahkan Kyujin yang belum selesai menjawab sudah menutup kembali mulutnya rapat-rapat ketika Ricky meletakkan sejumlah uang di meja konter. Gadis mungil itu menegang dan menatap takut sang kakak.

"Eh, uangnya kebanyakan, tuh, bro." Celetuk Taerae.

"Yaudah aku gak usah jajan tiga minggu." Ricky merangkul bahu Kyujin dan menyeretnya pergi. "Ayo pulang."

"A-AAH!! Lepasin aku!!"

Tampilan kejadian itu membuat semuanya terdiam. Melihat Kyujin meronta-ronta dalam rangkulan Ricky saja sudah membuat semua kehabisan kata-kata. Justru kemudian mereka dibuat semakin khawatir karena Ricky nampaknya membisikkan sesuatu, lalu Kyujin tiba-tiba menurut dan diam. Otak mereka masing-masing hanya dapat memikirkan ancaman macam apa yang diberikan lelaki jangkung itu.

"Aku punya pertanyaan penting. Dia siapa?" Hanbin membuka suara, telunjuknya ia arahkan kemana Ricky dan Kyujin menghilang.

"Dia kakaknya Kyujin-noona." Sahut Yujin.

"HEEH??" Hampir semua lelaki di lokasi menyuarakan keterkejutannya.

"Berarti—"

"Ya. Sister complex, stadium tiga." Racau Yujin, memotong perkataan Jiwoong.

"Tiwas berbaik sangka, kirain ayangnya." Celetuk Hanbin.

"Kebalik, bro..." Jiwoong memejamkan matanya. Itulah kebiasaannya ketika kesal saat ada yang menguji kewarasan atau kesabarannya.

Dan juga, Yujin merasa tersinggung. Hanbon Hanbin ini kompetitor asli atau cuma main-main, sih?? Pikir bocah itu.

"Lah, kalo dia cuman kakak gak malah bahaya, tah?" Tanya Taerae dengan satu alis terangkat.

"Ah, mboh!!" Yujin berjalan pergi. Kakinya ia hentakkan ke lantai dengan ribut, mengetahui kesukaannya dibawa pergi.

[✓] My Guardian Devil ㅣ Kim Gyuvin-centricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang