Jadi mereka hanya melewati begitu saja bagian majalah, komik, dan DVD—yang tentu kesemuanya itu berbau pornografi. Kita sudah membahas sebelumnya bahwa ini adalah sebuah toko dewasa, benar? Seluruh barang yang dijual di seisi gedung bawah tanah ini memiliki konten vulgar.

Standee besar bergambar Aoi Sora, Leah Dizon, dan Miyabi dengan tubuh telanjang berdiri terpajang di beberapa spot secara acak. Seonghwa menelan ludah berkali-kali melihat itu. Ia tidak pernah melihat standee dengan gambar tokoh tanpa dibalut pakaian di department store. Tapi ia kemudian baru ingat kalau ini bukanlah sebuah pusat perbelanjaan normal seperti yang bisa ia singgahi di atas sana.

Kaki-kaki mereka membawanya melangkah melewati kategori busana cosplay seperti pakaian maid, perawat wanita dengan rok super mini, pawang binatang lengkap dengan cambuk dan stocking jala-jalanya, polisi wanita dengan celana ketat dan tiga kancing teratas yang menghilang di bagian atasan pakaiannya beserta borgolnya, dan kostum lainnya.

Mereka bahkan memiliki banyak persediaan pakaian dalam bekas milik para bintang film biru terkenal Korea Selatan di dalam kotak-kotak bungkusan. Mengenai siapa pemilik pakaian dalam itu bisa dilihat dari foto wajah di permukaan kotak itu.

Itu adalah benda yang sangat ilegal yang juga berhasil didapatkan dari sebuah pelelangan barang langka yang diselenggarakan secara ilegal. Jadi mereka kembali dijual di tempat ini dengan label harga yang begitu mahal. Kau mungkin tidak akan membelinya. Kecuali kau benar-benar keranjingan.

“Wanna try this one, bunny?” Hongjoong bertanya pada Seonghwa ketika menunjuk kostum pawang binatang. Yang dibalas dengan tatapan tajam yang membuat Hongjoong tidak berani melanjutkan kalimat. Dan ketiganya berpindah ke bagian alat-alat penolong masturbasi.

Vibrator bebas emisi, dildo, metal silver bullet, dan benda-benda berbentuk kubus dan silinder berbahan karet sintesis yang Hongjoong terlalu malas untuk sebut nama bendanya secara spesifik.

“Berapa ukuran panjang dan diameter penismu dalam posisi bangun?”

Seonghwa menatap Jungwoo ketika pria itu bertanya demikian pada Hongjoong.

“Dua belas senti dengan lingkar delapan senti. Kalau diameternya aku tidak tahu?”

“Well, panjang dan ketebalan rata-rata. Masih normal. Bagaimana kau tahu ukuranmu dengan begitu akurat? Kau sungguh-sungguh mengukurnya?”

“Tidak. Seonghwa yang melakukannya. Ia menggunakan penggaris dan jangka sorong untuk mengukurnya.”

Seonghwa ingin sekali menjitak kepala Hongjoong saat itu juga. Tapi ia tetap menahan pergerakan tangannya karena tidak ingin menciptakan scene di dalam tempat yang damai ini.

“Seonghwa juga memiliki ukuran yang sama denganku,” lanjut Hongjoong.

“Lucas punya ukuran yang lebih, no offense, just saying.”

“No wonder. Tinggi badannya saja di atas rata-rata. Jadi bukan kami yang terlalu kecil. Dia yang terlalu besar. Kau juga mengetahui ukuran dia secara detail ternyata? Kau pasti sangat menyukainya?”

“Tentu. Kepemilikannya adalah teman kecilku yang sangat menyenangkan.”

Keduanya lalu tertawa bersama di hadapan Seonghwa yang sejak tadi tidak menyuarakan isi kepala. Ia hanya masih canggung sekaligus bingung dengan bagaimana ia akan berkata.

“Jadi, Seonghwa, kau ingin mencoba dildo berukuran lima belas senti?” Jungwoo meraih sebuah benda panjang berbentuk sama persis dengan pahatan penis sungguhan dari dalam kotak yang tidak disegel ketika bertanya demikian. Ia menyodorkannya pada Seonghwa tapi Seonghwa tidak berani sekadar menyentuh bagian ujungnya. Ia bahkan menatap benda itu dengan tatapan ngeri. “Tidak perlu khawatir. Ia memiliki diameter yang sama dengan milik Hongjoong. Dindingmu akan tetap sempit seperti biasa.”

Tricky House 🎲 joonghwa [⏹]Where stories live. Discover now