" Ini semua gara gara kalung Daniel jutek itu. Pasti cahaya dari kalung itu membuatku ada di sini." Seakan tersadar akan sesuatu, mata Kiara kembali berbinar cerah.

" KALUNG DANIEL." Saking kalutnya, dari tadi Kiara tak sadar kalau tangan kirinya masih menggenggam kalung berliontin bintang itu.

" Batu nya kembali berwarna biru." Kiara menggenggam erat kalung itu, berharap kejadian tadi terulang lagi.

1 menit

2 menit

3 menit

Tak ada apapun yang terjadi. Kiara memandangi kalung itu. warna batunya tetap biru. Tidak berubah merah seperti tadi. Juga, tak ada cahaya apapun yang keluar dari dalamnya. Perasaan putus asa kembali menyelimutinya. Matahari mulai turun ke barat. Tak banyak waktu yang di miliki kiara sebelum hari gelap.

" Disana pasti ada cahaya saat malam." Gumam kiara sambil memandang ke bangunan nun jauh disana. Kiara memantabkan hatinya dan mulai berjalan menuju kastil itu. Dia tak peduli apa yang ada disana nanti. Meskipun ketakutan memenuhi pikirannya tentang apa yang akan di temuinya nanti.  Yang dia inginkan hanya tempat yang ada "cahaya"nya. Kiara benar benar benci gelap.

- - - - - - - - - -

Kiara berjalan secepat yang ia bisa. Tapi gelap datang lebih cepat dari yang dia perkirakan. Kiara baru mencapai setengah perjalanan menuju kastil itu. sekarang dia mulai berlari. Kedua tangannya memegang erat kalung dan handphone. Dia takut barang yang benar benar penting baginya ini akan jatuh saat berlari. Kiara berlari kencang. Bangunan itu mulai terlihat dengan jelas, hanya kurang beberapa ratus meter darinya. Ternyata itu adalah sebuah pedesaan ( dengan bangunan bangunan aneh ala eropa kuno.) Hanya saja kastil itu yang paling tinggi, jadi dapat terlihat dari jauh.

Kiara kalah cepat. gelap telah lebih dulu melingkupi sekelilingnya sebelum ia dapat mencapai desa. Nafasnya mulai berat dan sesak. Kiara benar benar benci pada gelap. Dia selalu tak bisa bernafas dalam kegelapan. Dia tetap berusaha berlari. Kiara menyalakan handphonenya untuk memberi cahaya. Dia berhenti sebentar sambil menarik nafas dalam. Cahaya hp nya cukup memberi terang hingga nafasnya normal lagi.

Kiara kembali berlari menuju pedesaan itu. Kurang sedikit lagi, tapi nasib sial masih terus mengikuti kiara.. Handphone kiara mendadak mati. Kiara terus memencet mencet tombol handphone nya, tapi tak ada reaksi.

" huftt, baterainya habis." Kata kiara di sela sela nafasnya yang kembali sesak. Gelap kembali menyelimutinya. Kiara tetap berlari, sedikit lagi. sedikit lagi. Dia terus menyemangati dirinya sendiri. Sampai akhirnya Kiara ambruk...

Tak sadarkan diri.

- - - - - - - - - - - -

Kiara mulai membuka matanya saat matahari pagi mulai menyusup melalui celah celah jendela kamar tempat ia terbaring sekarang. Sambil mengerjapkan matanya, dia melihat sekelilingnya. yang dia tau ini sebuah "kamar". Meskipun di dalam ruangan ini hanya ada 1 ranjang dengan kasur (tipis), 1 meja kecil usang dan satu pot berisi bunga putih segar. Di sisi kiri ranjang ada jendela kecil. dan tak jauh dari situ ada daun pintu yang sedikit terbuka.

Kiara membuka jendela membiarkan angin segar masuk ke dalam ruangan itu. Dia melihat rumah rumah yang berjejer dari balik jendela. Semuanya bergaya eropa kuno.

" jadi aku masih di tempat aneh ini." Dia hanya diam menikmati pagi, seakan belum sadar sepenuhnya dengan keadaan di sekitarnya.

"huuufttttttt" Terdengar helaan nafas kiara yang dalam dan berat. Dia masih tetap diam. Tiba tiba sebulir kristal bening mengalir dari sudut matanya. dia mulai terisak

Kiara POV

hiksss

Aku lelah! Tempat apa ini sebenarnya. Bagaimana caranya aku pulang?

hiksssss hiksss

Gara gara kalung sekecil itu, sekarang aku berada dalam masalah besar.

" Ah,,, KALUNGNYA." Dimana kalungnya. Seingatku semalam aku menggenggam erat kalung dan handphoneku. Tapi sekarang keduanya tak ada. Di meja dan di kasur pun tak ada.

" tunggu!! Ini rumah siapa? Kenapa aku bisa ada di sini? Semalam kan aku pingsan di padang rumput????"

" kenapa pagi pagi kau sudah ribut nona? Aku masih ngantuk."  Cowok berperawakan tinggi besar itu tiba tiba nongol di pintu kamar. Mata coklatnya terlihat masih sangat mengantuk.

" ka..kau siapa?" Tanyaku agak terbata, bukan karena takut, hanya sedikit kaget. Meskipun aku penakut, aku mana mungkin takut dengan makluk sekeren ini? Seakan robert pattinson sedang berdiri di hadapanku. Hanya saja kulitnya kompakan dengan matanya, coklat. Hehe < author : kiara ini masih sempat sempatnya bercanda di saat kaya gini.>

" kau tak ingat? Aku yang menolongmu semalam. Kau tergeletak di luar perbatasan."

" ahh, begitu.. terima kasih." Ucapku sambil tersenyum semanis manisnya.

" ehm, tapi apa kau melihat kalung dan handphone ku? Semalam aku masih memegangnya tapi sekarang sudah tak ada."

" aku tidak melihat barang apapun. Mungkin terjatuh saat kau pingsan." Jawabnya acuh. Bagaimana ini? Kalung itu satu satunya petunjuk yang bisa membawaku pulang.

" Tapi, apa kau bisa mengantarku ke tempatku semalam? Aku sangat membutuhkan barang barangku itu." Kataku memasang tampang memelas. Jurusku ini selalu ampuh membuat orang luluh. < haha #plak >

" baiklah ayo." Dia langsung beranjak keluar, aku mengikutinya dari belakang. Benarkan, jurusku memang tak pernah gagal  < B) >

" semoga saja bisa ketemu."

" tenang saja nona, jarang ada orang yang pergi ke luar perbatasan, apalagi sepagi ini. jadi barangmu pasti masih ada di sana. "

Sampai di depan rumah, aku tak melihat kendaraan apapun. Ya, aku tidak berharap ada mobil disana, tapi setidaknya ada kuda atau apalah.

" ehmm,, apa kita mau jalan kaki ke sana? "

" tentu saja tidak, tempatnya agak jauh. Melelahkan kalau berjalan kaki." Katanya sambil tersenyum simpul. Ohhh tidak... Senyumnya benar benar memikat.

" Terus? Kita naik apa? " Tanyaku sambil celingak celinguk mencari "kendaraan". Dia menatapku keheranan. Emang ada yang salah ya sama pertanyaanku?

" Kenapa? Apa kau terluka sampai tak bisa terbang?" Tanyanya yang semakin membuatku bingung.

" Terbang? " Apa lagi yang dia maksud? Apa mau naik helikopter?

Dia hanya geleng geleng kepala menanggapi pertanyaanku. Mungkin menurutnya aku sedang bercanda. Lalu sesuatu muncul dari balik punggungnya. Warnanya coklat muda bercampur sedikit warna hijau tosca dan kuning, membentuk corak yang indah. Bentuknya seperti sayap peri di buku buku dongeng yang dulu sering ku baca. kemudian dia.........

TERBANG !!!!!!

Apalagi ini?????????

* * * * * * * * * * * *

bersambung ya ^_^

coment and vote please :)

Fairy Tale (The Queen of The Three World)Where stories live. Discover now