CHAPTER 07

43 35 11
                                    

NOTE: ❌ DON'T COPY PASTE MY STORY ‼️❌
📢 JANGAN LUPA VOTE COMMENT YGY 😊

NOTE: ❌ DON'T COPY PASTE MY STORY ‼️❌📢 JANGAN LUPA VOTE COMMENT YGY 😊

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keesokan harinya....

Pagi ini, di rumah minimalis dan sederhana itu Darren Michael Algara sedang menyiapkan keperluan nya untuk mengikuti pembelajaran di kampus. Dia anak yang mandiri, Darren tidak ingin membuat mama nya kelimpungan mengurus keperluan kuliahnya. Baginya mama nya sudah sangat lelah mengurus rumah tangga, memasak untuk dia dan papa nya. Dia tidak ingin menambah pekerjaan mama nya dengan mengurus keperluan nya, lagipula Darren sudah besar.

"Ren, sarapan dulu nak." Panggil mama nya.

Pemuda tampan itu seketika menghentikan aktivitasnya, dia kemudian meletakkan sepatutnya ke lantai dan menyusul mama nya ke meja makan. Di sana juga sudah ada papa nya yang kini sedang menikmati secangkir kopi.

Darren kemudian menyendok-an nasi serta lauk tempe goreng ke dalam piring nya. Pagi ini menu sarapan mereka adalah nasi putih, dan tempe goreng di padukan dengan sambal tomat buatan mama nya. Benar-benar menu yang sangat  sederhana. Meskipun begitu Darren tetap mensyukuri nya, sebab di luar sana pasti banyak yang menginginkan makan seperti ini namun tidak bisa.

Sebelum makan keluarga kecil itu tak lupa untuk melakukan doa bersama, lalu mulai menyantap sarapan mereka.

"Maaf ya nak. Kita cuma punya persediaan makanan seadanya." Kata mama nya takut kalau Darren tidak suka menu yang dia hidangkan.

Darren hanya mengangguk mengerti. Dia memakan makanan buatan mama nya dengan lahap. Darren benar-benar tipe anak yang mengerti kondisi orang tuanya.

"Upah papa dari pabrik rotan belum keluar. Jadi kita harus berhemat. Maafkan papa ya." Kata papa nya dengan raut wajah merasa bersalah.

"Nggak apa-apa, Pa. Aku dan Darren bisa mengerti kok. Papa semangat yah kerjanya. Iya kan Ren." Kata mama nya menghibur suaminya. Darren langsung mengangguk mengiyakan. Seulas senyum hangat terbit dari bibir papa nya. Lalu mereka melanjutkan sarapan itu dengan penuh kehangatan.

Setelah selesai sarapan, Darren langsung berpamitan pada kedua orang tuanya. Dia mencium tangan orang tuanya secara bergantian, lalu memasukkan kotak makanan serta botol air minum nya ke dalam tas ransel. Pemuda itu tidak meminta uang jajan seperti kebanyakan anak. Bagi Darren bekal makanan itu sudah cukup untuk mengganjal perut nya hingga sore nanti.

Motor yang dikendarainya pun, mulai melaju meninggalkan pekarangan rumahnya. Dia menyempatkan melihat jam di pergelangan tangannya, jarum jam itu sudah menunjukkan pukul 6:45 menit. Masih ada sekitar dua puluh menit lagi dosen baru akan masuk, artinya Darren tidak akan terlambat hari ini.

********

Di sebuah rumah yang begitu megah, seorang gadis cantik masih asik bergelung di balik selimutnya. Sudah beberapa kali pekerja di rumah itu mengetuk pintu kamar gadis itu, namun tetap saja belum ada respon.

BLINDUMB (ON GOING)Where stories live. Discover now