1 💚

844 29 2
                                    

Gadis cantik itu melangkah di koridor sekolah dengan tatapan sendu mencuatkan bibir kesal membuat wajahnya terlihat sangat menggemaskan, tubuh tinggi ideal, rambut sebahu dan poni tipis memperlihatkan wajah imutnya meskipun terlihat macho, lagi-lagi gadis itu menghela nafas bagaimana tidak semua teman-teman yang akrab dengannya masuk jurusan IPS dan sekarang dia terdampar sendirian di jurusan IPA.

Langkahnya berhenti tepat di depan kelas 2 IPA 2 menghela nafas gadis itu melangkah masuk, moodnya semakin hancur melihat bangku di depan sudah terisi bahkan tinggal satu bangku tersisa yang tidak terisi tas di atas meja, tepat di samping cowok yang terlihat fokus memainkan ponselnya, "Stella".

Gadis itu menoleh membelalak kaget perlahan binar bahagia muncul di wajahnya dengan pekikan senang membuat dia jadi pusat perhatian, "Rossa kita sekelas", ujarnya senang membuat gadis yang di panggil Rossa ikut tersenyum duduk di bangkunya.

Gadis yang bernama Stella kembali melangkah ke arah bangku yang masih kosong tepat di belakang Rossa, mendengar bangku di sampingnya bergerak cowok itu menoleh, matanya yang tadi menyipit fokus menatap ponsel mulai membola bahkan mulutnya sedikit terbuka, "Woy Gibran", teriak seorang cowok di depan membuat cowok yang di panggil Gibran menoleh linglung, senyuman manisnya muncul di wajah tampannya.

Hanya beberapa detik karena setelahnya cowok itu keluar dari bangku melompat kecil kearah cowok yang baru masuk, "Gerry cocolate kita sekelas", teriaknya senang membuat cowok itu mengidik ngeri menoyor kepala sahabatnya

"Gerry anjir ngak usah nambahin lagi", marah cowok itu mendengus duduk di bangkunya tepat di samping Rossa yang sudah fokus membaca cerita di aplikasi wattapad.

Stella menyangga wajahnya menggunakan dua tangan menatap sekeliling melihat teman kelasnya sudah rusuh berkenalan sana sini, mata sendunya kembali membola menatap seorang cowok yang baru masuk dengan minuman di tangannya, "Ranggaaaaaaaaaa", pekiknya senang membuat Gibran yang berniat kembali ke bangkunya menoleh.

Wajah Gibran kembali terlihat senang, "Woy bro gue kira lo di IPS", ujar Gibran duduk di bangkunya menyapa Rangga, mendengar itu Stella langsung menoleh menatap cowok di sampingnya.

"Gue juga kira lo di IPS Gib, hay Stel kita akhirnya sekelas lagi", ujar Rangga tersenyum senang menatap teman seperjuangannya dari sd.

"Dari mana lo ?", tanya Rossa menatap curiga ke arah Rangga yang sudah berbinar.

"Gue habis nyari degem, anak baru banyak yang cantik-cantik anjir jadi bingung mau deketin yang mana", ujarnya menepuk dagu dengan telunjuk berfikir keras.

Gerry memutar bola mata malas, "dasar buaya", celetuknya membuat Rangga langsung melotot tidak terima.

"Sana lo duduk di bangku, rusak pemandangan lo di sini", usir Stella akhirnya gerah juga menatap Rangga.

Rangga mencibir menuju bangkunya, Stella tersentak menatap pandangan Rossa yang terlihat menatap punggung cowok itu dengan mata berbinar menyimpan sesuatu, alisnya terangkat tinggi mencoba mencerna namun sialnya otak dangkal Stella tidak mampu menangkap siknal tatapan dari gadis itu.

"Hm hy lo Dewi ya?", tanya Gibran tiba-tiba membuat Stella tersentak melototkan mata menoleh

"Gue Stella bukan Dewi", celetuknya

Gibran mengulum bibir menahan senyum melihat wajah imut gadis itu walaupun terlihat macho namun sangat menggemaskan di pandang, "oh hy Stel gue Gibran", ujarnya santai membuat Stella memutar bola mata jengah.

"Ck kentara bangat buayanya", celetuknya kembali menatap ponselnya, membuat Gibran mengatupkan bibir menghembuskan nafas menatap ke depan dengan pandangan sendu.

Seorang guru masuk kedalam kelas dengan senyuman ramah, "selamat pagi, selamat sekarang sudah kelas dua saja, oh iya perkenalkan nama ibu Lilyana panggil saja ibu Yana, kebetulan ibu yang akan menjadi wali kalian", sapanya memperkenalkan diri.

"Selamat pagi buuu", teriak satu kelas kompak.

"Yaudah kita atur struktur kelas dulu ya, yang menjadi ketua kelas siapa ?", tanya ibu Yana menatap anak walinya satu persatu.

"REZA RAHADIAN BU, namanya mirip artis jadi dia saja", teriak Gibran membuat dia menjadi pusat perhatian.

Reza yang namanya di sebut menoleh mendelik menggigit bibir bawah menahan agar tidak mengumpat nyaring, "baik Reza kamu yang yang jadi ketua kelas, yang menjadi wakilnya siapa ?", tanya ibu Yana lagi.

"Nada buu keduanya mirip nama keduanya mirip sama artis jadi cocok", ujar Rossa ikut memberi pendapat yang langsung di setujui yang lain.

Nada yang duduk di depan mencibir terpaksa menganggukan kepala setuju, "baiklah ketua kelas Reza wakilnya Nada, untuk jabatan yang lainnya ibu serahkan pada kalian", ujarnya membuka buku di depannya memulai masuk materi sekdar untuk memperkenalkan beberapa yang harus di pahami di semester satu.

Bel waktu istirahat berbunyi seantero sekolah membuat semuanya berhamburan keluar kelas melakukan aktifitas, lebih banya menuju kantin begitupun dengan Stella dan Rossa yang sudah mengacir di kantin sekedar membeli roti dan minuman kaleng sebelum kembali menuju kelas.

Stella melongo menatap teman kelasnya yang sudah heboh di belakang ada yang tengah bermain game LUDO, teriakan terdengar saat salah satunya ada yang menendang lawan main, "Rangga, dan Gerry mana Gib?", tanya Rossa membuat Gibran menoleh dengan alis terangkat tinggi.

"Ngak tau katanya mau nyari cewek", ujarnya acuh melirik ke arah Stella yang tengah memakan roti di tangannya.

"Kenapa sih Ros, naksir lo sama salah satunya ?", tanya Stella duduk di bangkunya membuat Rossa tersentak dengan wajah mulai memerah duduk di bangku gugup menggeleng sebagai jawaban.

Stella mengangkat bahu acuh kembali menikmati roti isi coklat di tangannya, mulutnya berhenti mengunyah merasa di perhatikan spontan menoleh ke arah Gibran yang terlihat tersentak kaget, "lo mau?", tanya Stella menyodorkan roti yang sudah di gigit ke arah Gibran yang sudah mengerjapkan mata.

"Yaudah kalau ngak.... eh", Stella mengerjap kaget melihat cowok di depannya langsung mengigit roti bekasan ke dalam mulut.

Gibran tersenyum sampai mata terlihat menyipit, "makasih", ujarnya, Stella hanya menganggukan kaku kembali menoleh ke depan kembali melanjutkan menghabiskan roti di tangannya.

Stella tidak menyadari mata Gibran sudah berbinar memegang bibirnya dengan senyuman mengembang di wajah tampannya.

*****

School Love On (Selesai)Where stories live. Discover now