16

52 6 0
                                    

Yi Chan

Ketika hari untuk tampil di M-Start tiba.

Pada pukul 6:30 pagi, mobil berhenti di depan Sangam-dong M&E center. Ini adalah kali ketiga aku harus bekerja lebih awal untuk acara musik.

Tentu saja, dua waktu sebelumnya kita tidak dapat berdiri di atas panggung dan mengelilinginya, tetapi itulah semua.

“Dengarkan baik-baik.”

Kyuhyung yang duduk di kursi pengemudi melihat ke belakang dengan wajahnya yang terlihat sedikit memerah.

“Ini adalah panggung pertama kalian.”

Aku dengar bahwa anak-anak mencucurkan darah, keringat dan air mata mereka untuk penampilan pertama yang mereka tunggu selama ribuan hari.

Terlihat bahwa mereka telah berlatih dengan keras sejak lama.

“Ini bukan mimpi, dan bukan sebuah prank. Ini adalah panggung pertama kalian setelah secara resmi debut.”

Mendengar perkataan Kyuhyung membuat mata Siwoo menjadi merah. Begitupun Roa.

Hanjun mengalihkan pandangannya ke jendela.

Hanya maknae yang tidak dewasa yang bisa tertawa dengan exited.
Itu berarti bahwa mereka telah menunggunya sejak lama.

“MV dan lagu yang kalian rekam telah dirilis secara resmi di situs sound source kemarin. Aku telah menginformasikan para penggemar di official homepage.”

Melihat reaksi anak-anak, aku menyipitkan mataku pada perkataan Kyuhyung.

Apa yang dimaksud dengan sound source itu?

“Apakah kita memiliki penggemar?.”

Siapakah yang menyembahku, penyihir yang agung.

Mereka menyebutnya dengan penggemar disini. Ngomong-ngomong, apakah anak-anak low-key yang bahkan belum debut dapat memiliki penggemar?

“Meskipun hanya sedikit, tetapi ada.”

Kyuhyung tersenyum lembut dan berbisik dengan suara pelan.

“Siwoo adalah ulzzang.”

Apa lagi artinya itu? ulzzang apa?

Mungkin karena melihat alisku menyipit hingga Kyuhyung memberikan penjelasan pada perkataannya.

“Kita makan banyak dari wajah itu.”

Kemudian dia menatap ke arah Siwoo.

“Dia memukul orang dengan wajah itu. tentu saja itu saat sekolah menengah, tetapi disana masih ada beberapa penggemar yang bertahan.”

Well, Siwoo adalah pria yang meyakinkan segalanya dengan wajahnya.

Bahkan jika aku membawanya ke Armenia dan melemparnya, hanya dengan kehadirannya dia akan mendapat sesuatu setidaknya untuk dimakan.

Aku menatap kosong wajah Siwoo dengan Kyuhyung dan mengangguk, kemudian Siwoo yang telinganya nampak merah menundukan kepalanya.

Oh hey, anak itu.

Kyuhyung yang terdengar sedikit bergetar sekarang menatap Roa.

“Ada orang yang yang jatuh cinta dengan tariannya dan mendukungnya.”

Bahkan tadi malam aku mendengarnya dari Jaewon sampai harus menyumbat telingaku.

Cerita dari Roa, yang merupakan penari balet, secara buta memindahkan hatinya setelah tergila-gila akan street dance. Itu adalah cerita direktur Gong Seok-hoo saat merekrutnya ketika dia tengah menari di jalanan dengan 30 orang, atau sesuatu seperti itu.

Top Idol, Anyway (Part 1)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon