siuman

41 2 0
                                    

Happy Reading!

















    Tak lama kemudian pintu operasi pun terbuka dan menampilkan dokter yang menangani Yangyang. "Bagaimana dengan kondisi suamiku?!" Ucapku khawatir, "sebentar lagi suami anda akan siuman, anda tidak perlu khawatir luka nya parah namun pelurunya tidak mengenai organ vitalnya, anda tenang saja ya" balasnya ramah. Tak sengaja tatapan dokter itu melihat ke arah tanganku, "anda sampai begitu khawatirnya sampai tidak mencuci darah suami anda, sebaiknya anda cuci dulu," ucapnya

      Aku menghela napas lega dan menuruti perkataan dokter. Bangsal Yangyang dipindahkan dan sekarang berada di ruangan rawat inap VIP. Aku duduk di sebelah Yangyang sembari memegang tangannya, Ningning hanya berdiri di belakang ku sembari menatap Yangyang sedih. "Aku tidak mengerti kenapa kamu bisa menikah dengan Yangyang, tapi itu lebih baik ketimbang pak Qian" ucapnya.

"Bukankah ini yang disebut dengan takdir?"

      Karena sudah larut malam, Ningning izin pulang dan aku tetap berada di samping Yangyang hingga tertidur. Bagaimana dengan Liu? Hendery mengantar nona muda ke rumah Yangyang dan membiarkan bibi pengurus rumah untuk menjaga Liu sementara. Esoknya, kelopak mata Yangyang terbuka dan tangannya terasa berat. Ia pun melirik sekilas dan ternyata aku tertidur menindih tangannya.

     Yangyang mengelus suraiku dan aku mulai terusik dari tidurku. "Eunghhh, Yangyang?" Aku mengerjapkan mata berkali-kali memastikan ini bukan mimpi, tetapi Yangyang sungguh sudah siuman. Yangyang tersenyum manis, "(Y/n)...." Air mataku mengalir deras dan menangis dihadapannya. "Kenapa menangis? Ada apa?"

"Syukurlah kamu sudah sadar hiks..."

"Aku takut kamu meninggalkanku selamanya"

       Tangan Yangyang menghapus air mata yang membasahi pipiku, "jangan nangis lagi ya? Aku baik-baik saja dan tidak akan meninggalkan kamu begitu saja" ucapnya lembut. Aku meraih tangannya dan merasakan setiap perlakuan dengan lembut. "Aku panggil dokter dulu ya" tak lama dokter datang dan langsung mengecek kondisi Yangyang.

"Luar biasa, pasien pulih dengan sangat cepat, kondisi nya sangat stabil, pasien boleh pulang sekitar satu atau dua hari lagi, sebentar lagi akan ada suster yang akan membawa sarapan anda, saya pamit"

"Terima kasih dokter!"

- Married by Accident -

"(Y/n) sini"

      Yangyang mengisyaratkan aku agar tidur di sebelahnya, tetapi aku menggeleng kecil. "Nanti sempit, kamu aja" balasku. "aku ingin memeluk istriku dan tidur bersama istriku, apa tidak boleh?" Tanyanya dengan nada sedih ingin dikasihani. Aku pun menghela napas dan mengangguk mengiyakan. Setelah tidur di sampingnya, Yangyang memelukku erat dan menciumi wajahku dan yang terakhir bibirku.

"Kamu sangat cantik, saat kita sudah tua pun kecantikanmu tidak akan pudar di mataku"

       Pipiku memerah dan menangkup kedua pipi Yangyang, "lagi sakit jangan menggodaku!" Ucapku salting. Tangannya meraba ke arah perutku lalu mengelusnya perlahan, "sebentar lagi perutmu akan berisi lagi" ucapnya menggoda, ia pun mendekatkan wajahnya ke arah leherku dan menciuminya. Jantungku berdegup kencang di situasi seperti ini begitu juga dengan Yangyang.

"Tunggu aku pulih total, kamu akan habis di tanganku"

     Sementara itu, suster yang berniat ingin memberikan makan siang kepada Yangyang mengurungkan diri karena tak sengaja melihatku dan Yangyang tengah bermesraan.

"Haduh ada-ada saja" monolognya



















To Be Continued
Hallo guys maaf chapter ini sedikit:(
Besok chapter terakhir yaa

See you guys













Married By Accident - Qian Kun -Where stories live. Discover now