Arrived

43 6 0
                                    

Happy Reading!















"Sudah lama aku tidak kesini" monologku. Yangyang merangkul pinggang dan mencium keningku. "Mama, mama, ini dimana?" Tanya Liuliu sedikit takut. "Selamat datang di China sayang, Mama sama Papa pernah tinggal disini sebelumnya" tatapan Liuliu langsung berbinar dan memegang tanganku erat. "Liuliu mau main disini!"

Setelah sampai di bandara, Yangyang membawaku ke rumah miliknya dulu. Rumahnya tampak masih bersih dan sepertinya telah dirawat oleh seseorang. Sesampainya, pelayan yang ada di sana langsung menyambut kami bertiga dan membantu kami membawa koper. "Kamu kenapa tegang seperti itu?" Tanyanya khawatir, seketika aku mengalihkan pandangan dan menggeleng pelan "aku hanya takut dia akan bertemu denganku"

Yangyang menatapku sedih dan tangannya menangkup pipiku, "selama ada aku, kamu akan aman" ucapnya meyakinkan diriku. Akupun mencoba tersenyum dan melupakan pikiran negatif yang ada di kepalaku. Sementara itu, pintu ruangan kerja Kun terbuka dan Winwin masuk ke dalam seraya membungkuk. "Tuan, nyonya sudah datang ke China" ucapnya. Kun langsung bangkit dari kursinya dan tersenyum miring. "Hee, baiklah sampai kapan dia akan bersembunyi dariku" ucapnya. Esoknya, di pagi buta Yangyang langsung berangkat kerja, tak lupa ia pun berpamitan denganku dan juga Liu.

"Liu, mau jalan-jalan gak sama mama?" tawarku antusias. Liu yang tengah asyik bermain boneka teddy bear kesukaannya itu, sontak langsung mengangguk semangat. "Liuliu mau main!" ucapnya girang. Aku dan Liu pun mengganti pakaian dan bersiap-siap untuk jalan-jalan. "Nyonya Liu, anda ingin pergi kemana?" ucap seorang supir pribadi keluarga Yangyang. "Aku hanya ingin jalan-jalan sambil menunggu suamiku pulang" balasku hangat. "kalau begitu akan saya antar" tawarnya. Akupun menyetujuinya dan kami semua menuju daerah metropolitan di China. Setelah beberapa jam di perjalanan, kami pun sampai di pusat perbelanjaan sekaligus street food disana.

"Mama, Liuliu mau mam"

"Eh? Kamu mau mam apa?" tanyaku sembari menggendong Liu. Tatapan anak kecil itu seperti kebingungan ingin memakan apa, pasalnya disekitar sini penuh sekali aneka ragam makanan yang asing bagi nya. "Mau coba berondong kacang?"

- Married by Accident -

Deg!

Tanpa seizinku, Liu mengambil berondong kacangnya seraya mengucapkan terima kasih "Danke schön Onkel" (Terima kasih paman) ucapnya. Pria itu mengangguk dan tatapannya beralih menatapku, "sudah lama tidak bertemu (Y/n), sudah puas bermain petak umpet denganku selama lima tahun?" sapa nya disertai sindiran halus untukku. "Se-sedang apa kamu kemari?" tanyaku dengan perasaan takut dan juga sedih, entahlah aku tidak bisa mendeskripsikan perasaanku sekarang. Jujur saja, selama ini hidupku masih dihantui dengan bayang-bayang Kun.

"Sepertinya kamu tidak menyukai kehadiranku disini" ucapnya dengan tatapan datar.

      "Dugaanmu benar, aku memang tidak suka dengan kehadiranmu" balasku dingin, mengingat kejadian itu, aku menjadi sedikit dendam dengan pria bermarga Qian itu. Pria itu tersenyum miring dan melirik Liu yang tengah asik makan berondong kacang, "dia adalah anakku benar, 'kan?" Tebaknya, aku langsung memeluk Liu erat dan mundur perlahan-lahan. "Kamu tidak berhak berbicara seperti itu" ucapku kesal. "Ini hakku, dia adalah darah dagingku juga!" balasnya tegas

      "Aku tidak ada waktu berbicara denganmu, aku pamit" aku langsung berjalan kembali ke parkiran dan memutuskan untuk pulang. Mood aku hari ini rusak karena bertemu dengan Kun barusan. "Nyonya, kenapa sebentar sekali?" Aku menggeleng pelan "tidak apa-apa, mendadak aku tidak enak badan" balasku ramah. Supir itupun mengangguk dan membukakan pintu untukku.

Malamnya

      Aku tengah melamun di taman belakang rumah Yangyang yang terdapat air mancur disana. Yangyang baru saja menyelesaikan pekerjaannya tak sengaja melihatku yang berdiam diri di taman. Ia pun memutuskan menghampiri wanita kesayangannya itu. "Kenapa sendirian disini? Sedang memikirkan apa?" sebelumnya Yangyang sudah tahu, aku dan Liu pergi keluar saat ia sedang bekerja. Yangyang juga bertanya kepada supir yang mengantarku keluar dan ia sedikit curiga saat supir memberitahu kalau aku mendadak tidak enak badan.

"Aku tidak apa-apa"

      Yangyang menarik tubuhku dan membiarkanku menyandar di dadanya. "Tidak ingin bercerita tentang hari ini?" Akupun terdiam sejenak dan kembali menatap Yangyang lamat, "kamu tidak akan marah kalau aku mengatakan sesuatu hari ini?" Yangyang menggeleng pelan seraya mengelus surai kehitaman ku, "aku tidak akan marah "

"Aku tidak sengaja bertemu dengannya"


















To Be Continued











Married By Accident - Qian Kun -Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin