Meet

76 8 0
                                    

Happy Reading!














"Tidak mungkin"

       "(Y/n) aku harus apa agar kau percaya denganku?" Aku menatap Kun sedih. "Kamu mencintai orang yang salah" balasku dingin. "Aku tidak mencintai orang yang salah, kamu adalah pilihan hidupku" jawabnya serius. "Kita makan saja ya? Aku tidak ingin anak kita kenapa-napa, patuh ya?" Bujuknya halus. Bahkan seperti bukan Kun yang aku kenal. Aku pun terpaksa menyetujui perkataan Kun.

1 month later...

      Aku memutuskan untuk keluar dari sekolah dan memilih untuk melakukan program home schooling demi menutupi fakta bahwa aku tengah hamil mengandung anak dari Kun. Hubunganku dan juga Kun sudah membaik bahkan kami seperti suami istri sungguhan, yaitu saling mencintai. Bagaimana dengan Yangyang dan yang lainnya?

      Terpaksa akupun menjelaskan kepada mereka, kalau aku sudah menikah dengan Kun dan tengah mengandung anaknya. Mereka pun terkejut bukan main dan Yangyang pun merelakan diriku bersama Kun, walaupun hatinya sangat sakit. "Sayang aku pulang!" Ucap Kun yang baru saja pulang.

     Akupun dengan antusias menyambut kedatangan Kun dan memberikannya pelukan hangat. Ditambah Kun mengecup keningku penuh rasa cinta. "Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" Tanyaku. "Seperti biasanya, selalu membosankan" keluhnya. Kun mengelus perutku yang sedikit membuncit, "anakku sedang apa didalam sana?", "Baba tidak sabar ingin bertemu denganmu" ucap Kun. "Dia tidak nakal kan selagi kamu belajar?" Aku menggeleng kecil, "tidak sama sekali!"

"Kamu lapar? Mandi dulu ya, aku sudah siapkan makanan untukmu"

      Kun mencium bibirku dan mengangguk patuh, "terima kasih" saat Kun tengah mandi, tiba-tiba ponsel milikku berbunyi pertanda telepon masuk. Setelah kulihat ternyata yang meneleponku adalah Yangyang.

"Um halo?"

"(Y/n) bolehkah aku bertemu denganmu besok?"

"Ada apa?"

"Aku ingin berpamitan denganmu, bolehkah?"

"Apa maksudmu? Kamu mau pergi kemana?"

"Aku akan menceritakannya kepadamu besok"

"Baiklah, besok ingin bertemu dimana?"

"Akan ku kirimkan alamatnya, sampai bertemu besok"

"Baiklah, sampai bertemu juga"

     Setelah membalas telepon dari Yangyang, aku menaruh ponsel di nakas dengan perasaan khawatir. Kabar ini sangat mendadak dan membuatku bingung.

- Married by Accident -

     "Anu, aku ingin pergi keluar" ucapku kepada Kun. Kun yang tengah memakai dasi, langsung melirikku sekilas. "Kemana? Perlu ku antar?" Tanya Kun. "Aku ingin bertemu Yangyang, dia akan pergi" balasku pelan. Kun menghela napasnya dan mengangguk kecil, "baiklah tapi aku akan memerintahkan satu bodyguard untuk menjagamu" Akupun tersontak kaget dan menggeleng, "tidak perlu, Yangyang tidak akan menyakiti—"

"Demi kebaikanmu"

      Mau tak mau, aku harus mengalah dan mengiyakan keinginan Kun. Ia pun menghampiriku dan mencium bibirku sekilas, "aku berangkat dulu, jaga dirimu dan kandunganmu" kata Kun diiringi senyumannya. Aku hanya mengangguk dan mengantar Kun sampai pergi.

"Nyonya Qian, saya Winwin, bodyguard yang akan menemani nyonya. Mohon nyonya mengizinkan saya untuk menemani anda sekarang"

      Aku tersenyum dan mengangguk, "baiklah, tolong siapkan mobil aku ingin bertemu dengan temanku sekarang"

"Baik nyonya"

      Sesampainya di tempat yang dikirim oleh Yangyang, netraku langsung mencari keberadaan Yangyang. Aku terkejut ketika melihat Yangyang merubah warna rambutnya menjadi warna blonde. "Yangyang!"

       "Kamu terkejut melihat rambutku? Sampai syok begitu" katanya sembari tertawa kecil. "Apa kau tidak takut terkena hukuman di sekolah? Mengecat rambut berwarna pirang ini?" Tanyaku heran. "Aku akan pindah ke luar negeri, aku akan melanjutkan sekolah disana" balasnya.

     "Tapi kenapa harus ke luar negeri?" Tanyaku sedih. "Aku hanya ingin melupakanmu," aku mengerutkan kening "kalau aku terus berada dekat denganmu, sulit untuk melepaskanmu" ucapnya sendu. Selama ini, Yangyang tersiksa dengan perasaannya yang masih belum bisa melupakanku. Winwin tidak sengaja mendengarkan obrolanku dan juga Yangyang, ia pun menatap Yangyang sinis.

     "Siapa pria dibelakang kamu?" Tanya Yangyang risih, pasalnya ia terus diperhatikan. "Ah, dia bodyguard ku, Kun yang memintanya untuk menjagaku" balasku canggung. Yangyang tersenyum remeh dan melipatkan kedua lengannya di dada. "Sekarang sudah berani menyebut namanya tanpa embel-embel 'pak' ya?" Aku menunduk dan memelintir ujung pakaian seraya tersenyum, "mau bagaimana pun juga dia suami ku terdengar aneh kalau aku menyebutnya pak Kun"






















To Be Continued















Married By Accident - Qian Kun -Where stories live. Discover now