32

5.4K 216 2
                                    

Dietrich mencoba untuk kembali ke Ana. Alcyone menghentikan sesaat ayahnya. "Aku minta sesuatu hal, tolong jangan sebut namaku didepannya." ujar Alcyone.

"Kenapa memangnya? Kau berpura pura menjadi pria miskin yang lemah dan tidak berdaya ketika menjadi suaminya?"

Alcyone terdiam.

"Heh... kau benar-benar aneh."
Dietrich langsung pergi menghampiri Ana. Menatap selidik Ana dari ujung ke ujung. Ana merasa sedikit canggung dilihat seperti itu.

"Kamu telah menjadi istri dari anakku... Apa kau merasa senang sekarang? Kalian menikah tanpa restuku asal kau tahu." ujar Dietrich membuat Ana tersentak dan dicecar pada saat yang bersamaan. Ia membatin.

"Kenapa dia berkata seolah aku telah melupakan segalanya? Aku tidak pernah tahu kalau kita menikah tanpa restunya. Pantas saja aku tidak melihatnya dipernikahan kedua kami. Apakah mungkin itu juga berlaku bagi ibunya? Kenapa aku bisa bisanya melupakan semuanya?" batin Ana sedih.

Alcyone mendekati Ana mencoba untuk membelanya. "Sekalipun tanpa restu dari kalian, aku tetap akan bersikeras sampai kapanpun mempertahankan hubungan kami."

"Aku ingin bertanya padamu wanita, apa yang kau inginkan dari anakku? Apa harta yang menjadi tujuanmu? Atau kekuasaan? Bermain main dengan kami itu hanya akan menambah keburukan untukmu." ujar Dietrich.

Ana terdiam dan menunduk.

Ia sama sekali tak mengerti dengan perkataannya, tapi ia masih berpikir lurus kalau ayahnya memberi penekanan itu hanya untuk membuatnya menyerah atas hubungan mereka.

"Lebih baik kalau kau masih ingin selamat, kau tinggalkan anakku dan sudahilah pernikahan kalian." ujar Dietrich.

Ana masih terdiam menunduk.
Alcyone tak ingin melihat hal ini. Ia membela.

"Papa masih belum menerima karena tidak tahu Ana seperti apa. Kalau papa mengenalnya, mungkin papa akan tahu maksud saya mempertahankan semua ini." ujar Alcyone.

"Papa ingin wanita ini membuktikan semuanya. Apa yang kamu katakan dan segala hal yang kamu pertahankan. Papa ingin tahu, coba buktikan. Kalau kamu mampu membuktikannya, papa akan merestui kalian berdua. Tapi kalau tidak itu akan berbalik." ujar Dietrich pergi meninggalkan mereka.

"Susah sekali mengatakan ya saja."

"Mas... kenapa kamu enggak pernah bilang kalau orang tua kamu belum merestui kita?"

"Sudahlah tidak perlu mengkhawatirkan perkataannya. Hanya dengan kamu menjadi dirimu sendiri, papa juga pasti akan luluh dengan sendirinya." ujar Alcyone.

Ana tersenyum, ia jadi tersipu malu dikatakan seperti itu. Melupakan kalau ada yang ia bingungkan tadi, tentang nama Alcyone yang disebut oleh ayahnya.

Dietrich berbicara pada anak buahnya. "Tolong kamu pantau pergerakan mereka. Apapun yang mereka lakukan dari mulai hal terkecil hingga terbesar beritahu saya." ujarnya. Anak buahnya mengiyakan perkataannya. Kemudian Dietrich pergi.

Anak buahnya itu langsung melakukan tugasnya, memantau setiap pergerakan mereka.

Hingga ketika Ana keluar dari rumah sakit di minggu berikutnya, anak buahnya yang bernama Ferdi itu ikut juga ke pergi ke rumahnya, memantau mereka dari kejauhan.

Disaat itu Alcyone pergi untuk bekerja, disitulah Ana sendirian dirumahnya dengan ditemani beberapa bodyguardnya. Ia mencoba untuk membeli sayuran di pasar dekat rumah sana. Ana ditemani oleh Loki saat itu sebagai bodyguardnya.

"Jadi ngerepotin kamu, padahal ini deket loh dari rumah, pasarnya."

"Tidak apa-apa. Saya merasa ini tanggung jawab saya untuk menjaga nona. Karena titah yang tak mungkin saya abaikan dari bos." ujar Loki.

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Where stories live. Discover now